Home / Romansa / Bound by Desire / 1. New Beginnings

Share

1. New Beginnings

last update Huling Na-update: 2022-11-16 22:49:07

Chapter 1

New Beginning

Grace Elizabeth, pemilik mata berwarna biru seindah lautan di Grace bay itu, adalah putri tidak sah dari salah satu bangsawan di London yang dijual oleh ibu kandungnya sendiri, tetapi ia beruntung karena keluarga Johanson membesarkannya lalu pada usia dua puluh tiga tahun putra pertama keluarga Johanson yang bernama William Johanson menikahinya.

Awalnya William dan Grace berulang kali terjebak dalam lingkaran yang membuat mereka saling membenci dan saling menyakiti dalam kata balas dendam. Grace sangat membenci William, begitu juga William, pria itu juga membenci Grace karena Grace menanggalkan nama Johanson di belakang namanya. Grace melarikan diri dari keluarga Johanson yang telah merawatnya sejak ia mengenal dunia.

William menganggap perbuatan Grace adalah penghinaan terhadap keluarga Johanson.

Keluarga Johanson adalah keluarga terpandang di London, meskipun bukan keluarga bangsawan nyatanya derajat mereka nyaris sama dengan keluarga bangsawan di London karena kekayaan mereka yang fantastis, perusahaan mereka meraksasa, tidak hanya di daratan Eropa saja tetapi mencakup seluruh dunia.

Bahkan Johanson Corporation masuk ke dalam seratus perusahaan terbaik di dunia. Sebagai balasan kemarahan William atas perbuatan Grace, pria itu menjebak Grace, mengambil kesuciannya lalu menjadikan dengan paksa Grace sebagai pelampiasan nafsu bejatnya.

Sebanyak apa William membenci Grace, seperti itu juga Grace membenci William. Ia membenci William dengan seluruh kehidupannya meski di masa lalu William adalah kakak yang paling baik sebelum Grace mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. William adalah dewa penolong bagi Grace karena saudara kembar di dalam dokumen Grace yang bernama Leonel Johanson selalu menggertaknya.

Seiring berjalannya waktu, William dan Grace kebencian mereka berubah menjadi saling mencinta setelah melewati masa-masa sulit, menghadapi pasang surut dan gejolak emosi serta banyak kesalahpahaman yang tidak sedikit hingga akhirnya mereka menikah secara diam-diam karena saat itu bahkan hingga saat ini Grace masih memiliki kontrak perkerjaan yang mengikatnya.

Grace adalah seorang model di sebuah agensi yang sangat ternama di London, Agensi itu di miliki oleh Leonel Johanson. Grace juga seorang desainer sepatu dan yang sedang berjuang untuk memiliki brand sendiri yang ia beri nama Bebe Shoes. Karier Grace tidak luput dari campur tangan William dan Leonel, mereka memanfaatkan nama besar Johanson. Tetapi, tidak sepenuhnya karena ia memiliki kemampuan, kecantikan, dan tentunya bakat.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini, sayangku?" William mengecup puncak kepala istrinya. Ia baru saja kembali dari bekerja disambut oleh Grace yang langsung melompat ke dalam pelukannya.

"Bagaimana denganmu?" Grace justru bertanya balik, jemarinya yang lentik menyentuh ikatan dasi yang mencekik leher suaminya sementara matanya yang berwarna biru menatap William dengan tatapan penuh cinta, juga rindu.

William menghadiahkan kecupan manis di kening Grace. "Aku sangat merindukanmu."

Pipi Grace Tempak merona merah, ia menggigit bibirnya. Di dalam benaknya tidak pernah sedikitpun terbesit jika akan ada masa indah ia dan William, bersatu dalam pernikahan yang dipenuhi cinta dan kasih sayang mengingat bagiamana di masa lalu mereka pernah saling membenci. "Aku juga merindukanmu, Willy."

Ia melingkarkan lengannya di leher William dengan manja, tanpa malu-malu ia mendaratkan bibirnya di bibir William. "Aku mencintaimu," bisiknya pelan.

William melingkarkan satu lengannya di pinggang Grace sementara satu tangannya masih memegangi tas kerjanya, ia membalas kecupan bibir Grace. "Kau hidupku, Grace."

Grace tersenyum bahagian, perlahan ia melepaskan lengannya dari leher William, tangannya mulai mengendurkan dasi di leher suaminya. "Apa menu makan malam kita?"

"Apa unta kau inginkan?"

Grace menyeringai jail. "Kau."

William menatap Grace yang tampak begitu serius membuka ikatan dasi di lehernya. "Aku berharap bisa bersamamu sepanjang hari."

"Apa kita akan seperti ini sepanjang hidup kita?"

"Jangan coba-coba merasa bosan padaku atau kau akan tahu akibatnya." William meletakkan tas kerjanya di atas meja kemudian duduk di sofa, diikuti Grace yang duduk di atas pahanya dengan posisi miring, menghadap ke arahnya.

"Aku tidak akan berani, Tuan Pemaksa."

"Bagus, kau memang gadisku yang patuh." William mengecup salah satu pundak Grace.

"Kau selalu membuatku harus menjadi patuh, hari ini kau juga melakukannya dengan baik. Mulai besok Leonel yang menjadi manajerku," ujar Grace menyindir perbuatan William yang diam-diam mengganti manajernya.

"Kau keberatan?" Telapak tangan William mengelus paha istrinya yang hanya terbungkus gaun rumahan yang terbuat dari kain satin berkualitas tinggi.

"Kau tahu bagaimana Leonel, aku tidak bisa bersamanya terlalu lama, aku dan dia akan terus berdebat. Kami tidak cocok." Grace bersungut-sungut, ia dan Leonel memang tidak cocok dalam segi apa pun.

Mereka tidak lagi terlibat cekcok seperti saat mereka kecil tetap jelas mereka tidak akan bisa bekerja sama. Bagaimana mungkin ia bisa bekerja sama dengan orang yang hanya mengurung diri di kamarnya bermain game dan tidur sementara pekerjaannya di tuntut untuk sempurna dan cepat. Harus orang yang memang menguasai bidangnya dan mengerti dirinya, bukan sekedar mengerti cara berbisnis.

"Kalau begitu, biar aku yang menjadi manajermu," ucap William dengan seringai penuh kemenangan.

Grace memutar bola matanya. "Memang itu tujuanmu, bukan?"

William menaikkan kedua alisnya, ia menyeringai lebar. Ia memang tidak ingin Grace ditangani oleh orang lain, terutama manajer pria. Ia juga tidak sampai hati meminta Leonel memecat Ford dan sebagai ganti ia pernah menghajar pria itu, ia meminta Ford dipindahkan.

"Suami macam apa yang meninggalkan pekerjaannya demi memata-matai istrinya?" Grace perlahan menarik dasi dari leher suaminya, mencampakkan benda itu ke atas meja begitu saja lalu ia membuka kancing di bagian dada kemeja yang dikenakan oleh William.

"Sialan, terkutuklah brand yang mengontrakmu itu," gerutu William, ia menatap istrinya dengan tatapan kesal yang tidak dibuat-buat. "Aku ingin sekali mengumumkan kepada dunia bahwa kau milikku."

Grace terkekeh. "Hanya lima bulan lagi, tidak akan lama, kenapa kau begitu kesal?"

"Hanya lima bulan kau bilang?" William menyipitkan sebelah matanya, ia ingin bisa mencium Grace di mana saja ia menginginkan menciuminya, ia ingin mencium Grace di taman, di tepi sungai Thames dan di mana saja. Termasuk saat mereka berdua makan malam di restoran.

Ia ingin makan malam dengan lilin-lilin yang menambah suasana romantis, ia ingin membawakan Grace seikat bunga mawar berwarna merah, ia ingin semua orang tahu jika ia dan Grace saling memiliki.

"Aku ingin menciummu di mana saja aku ingin," geramnya seraya menatap bibir Grace yang tampak ranum.

Grace tahu jika William menatap bibirnya, pria itu tampak lapar dan mendambakannya. Seperti dirinya. "Bersabarlah, lagi pula kau sangat menggemaskan saat mencuri ciuman di luar rumah, kita seperti remaja," ucapnya dengan nada jail. Ia menjilat bibirnya menggunakan lidahnya beberapa kali.

William membelai pipi Grace menggunakan punggung jemari telunjuknya. "Jangan menggodaku."

"Aku?"

William tersenyum, di dunia ini ia belum pernah tergoda oleh siapa pun selain Grace. "Angkat bokongmu, Sayang."

Grace mengubah posisinya menjadi menghadap William, ia menumpukan kedua lututnya di sofa. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku tahu apa yang kau inginkan," geram William, telapak tangannya menyusup di balik gaun Grace, membelai kulit paha istrinya yang selembut sutra.

"Aku tidak seperti itu," elak Grace, pipinya tampak merona. Tatapan matanya menatap William dengan sorot mendamba.

William menaikkan sebelah alisnya. "Oh, ya? Sejak kau menduduki pahaku, aku tahu apa yang kau pikirkan."

Grace mengerang saat William menyibak celana dalam yang ia kenakan, ujung jemari panjang suaminya menyelinap di antara celana dalamnya, menyentuh area pribadinya. "Jangan omong kosong."

"Aku tidak pernah salah menilaimu, istriku." William mengunci tatapan mata Grace. "Kau sangat menginginkanku."

Ketika jari tengah jemari William menyentuh kulitnya. "Willy, ya Tuhan."

Grace menangkup kedua pipi suaminya menggunakan telapak tangannya dan menatap William dengan galak. "Jangan coba-coba memancingku, Mr. Johanson," ucapnya dengan nada galak.

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate!

salam manis dari Cherry yang manis.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Aceng Pilok
kok bound by a wound ga di bawa kesini jg sih ...
goodnovel comment avatar
Hadian Titin
sequelnya ternyata,,,maaf... yakin udah pasti seperti karya sebelumnya,,selalu bikin nagih,
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Bound by Desire   Epilogue

    EpilogueTidak ada pernikahan yang terburu-buru, Grace yang rencananya ingin membatalkan kontrak dengan brand yang mengontraknya akhirnya menemukan jalan lain yang dirasa lebih baik dan William juga menyetujui dengan syarat semua kegiatan Grace berada di bawah kendalinya. Dimiliki pria yang posesif ternyata tidak buruk. Apa lagi William tahu betul cara memanjakan Grace hingga Grace merasakan jika dirinya merupakan wanita paling beruntung di muka bumi ini. Mereka menyiapkan pernikahan mewah di London tahun ini dan persiapan itu memakan waktu cukup lama hingga kontrak kerja Grace berakhir. William berulang kali menatap wajah cantik Grace di tengah pesta pernikahan mereka. Seluruh anggota keluarga Johanson berkumpul, juga keluarga besar ayah kandung Grace. Nathalia dan Theresia juga ada di sana. Tidak ketinggalan teman-teman Grace & William, mereka semua berkumpul dalam suasana hangat untuk memberikan selamat dan bersuka cita. Semua larut dalam kebahagiaan, Ford datang bersama kekasi

  • Bound by Desire   30. End

    30. EndMeghan tersenyum penuh kemenangan. "Dia menunggumu." "Menunggu?" Sean masih tidak mengerti dengan maksud Meghan."Grace menunggumu di mobil, sopirku tahu ke mana dia harus mengantarkan kalian." Mengumpat, Sean meninggalkan Meghan. Setengah berlari ia menuju mobil yang dimaksud Meghan. Ia membuka pintu belakang dan mendapati Grace meringkuk di sana sambil memeluk lututnya seraya mengerang memanggil William. Ia menutup pintu mobil dengan perasaan frustrasi lalu membuka pintu bagian depan. Kali ini lebih mengejutkan lagi adalah mendapati orang yang duduk di belakang kemudi."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sean gusar."Aku melakukan tugasku." Sean menutup pintu mobil. "Kau asistennya!" Halifa tertawa pelan. "Bayaran yang Meghan tawarkan seratus kali lipat dari gajiku bekerja menjadi asistennya." "Brengsek!" Sean mengumpat. "Jalankan mobilnya." Sean mendengar dari Meghan jika sepupunya itu akan membantunya untuk mendapatkan Grace. Tetapi, ia belum menyetujui gagasan Meg

  • Bound by Desire   29. Cheating

    Chapter 29CheatingGrace membuka matanya, yang terakhir ia ingat adalah ia meminta bantuan Meghan untuk menemukan William. Kejadian beberapa bulan yang lalu akhirnya kembali terulang di mana ia berakhir di atas ranjang William. Tetapi, kali ini ceritanya berbeda. Entah berada di hotel mana. Tanpa mengenakan apa pun selain selimut yang masih menutupi tubuhnya. Ia juga merasakan jika seluruh tubuhnya terasa sakit dan bagian pribadinya terasa tidak nyaman. Terasa perih. Sebuah konspirasi pasti telah terjadi dan ia tidak tahu siapa dalang dibalik konspirasi itu, ia hanya mampu menduga jika Meghan adalah otak dibalik semuanya. Tetapi, ia sama sekali tidak memiliki bukti jika menuduh Meghan dan sekarang siapa yang akan percaya padanya jika mengatakan telah dijebak?Ia dilemparkan ke atas ranjang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Grace sangat yakin jika orang itu mengingatkan kehancurannya. Kehancuran hidup dan kariernya. Sangat tragis, semua yang ia bangun benar-benar hancur.Dulu ia be

  • Bound by Desire   28. Your Brother

    Chapter 28Your BrotherCalvin duduk di ruang keluarga. Matanya mengamati keliling ruangan dengan perasaan masam. Rumah itu ia beli dua bulan sebelum pernikahannya dan Meghan berlangsung. Ah, ia memang hanya pria biasa, manusia biasa yang lemah. Semua orang bisa merencanakan dengan siapa akan menikah, tetapi pada akhirnya tidak ada yang bisa merencanakan kepada siapa akan jatuh cinta. Dulu, ia mengejar Megan seperti hanya ada Meghan seakan hanya ada Meghan gadis di dunia ini. Ia menjadikan Meghan nomor satu, di atas segalanya. Tetapi, seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, dan juga hal-hal yang dilewati, hati dan perasaan ternyata bisa berubah. Calvin berlama-lama menatap lukisan dirinya dan Meghan yang terpajang di dinding. Mata Meghan menatapnya, penuh cinta. Ia tahu jelas perasaan istrinya. Dirinyalah yang merusak rumah tangga. Benar kata Meghan, ia menyimpan wanita lain dalam rumah tangga mereka. Calvin sepenuhnya menyadari kesalahannya. Ia bertemu Aida, awalnya hanya k

  • Bound by Desire   27. Real Boobs

    Chapter 27The Real BoobsUntuk ke sekian kalinya William menoleh ke arah Grace yang kembali mengecek jam di ponselnya. Ia memutuskan meninggalkan kursi kerjanya dan menghampiri Grace yang merebahkan tubuhnya di sofa. "Operasi transplantasi ginjal memerlukan waktu setidaknya tiga sampai empat jam, kau tidak perlu terus mengecek jam," ucap William dengan nada sabar. Ia duduk di pinggir sofa tempat Grace merebahkan tubuhnya. "Aku tidak sabar menunggu hasilnya," gumam Grace, ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh ujung rambut di belakang kepala William. "Nathalia akan memberikan kabar padaku secepatnya." William mengusap-usap pundak Grace.Grace menatap William dengan sorot mata iri. "Kalian terlihat akrab." Ya, ia iri karena Theresia juga terlihat sangat akrab dengan William, ditambah Nathalia yang juga ramah setiap kali berbicara dengan William."Bagaimana jika Kau istirahat di dalam kamar?" William mengusulkan agar Grace mengistirahatkan tubuhnya di ruang khusus yang ada di balik

  • Bound by Desire   26. My Daughter

    Chapter 26My DaughterMeghan berjalan mondar-mandir karena keresahan melingkupi seluruh raganya. Sudah beberapa hari jasad Calvin belum juga ditemukan, dari informasi yang ia dapatkan hanya bangkai mobil yang ditemukan dan anehnya pintu mobilnya masih tertutup. Ketika ponselnya berdering, ia mendengus dengan kasar lalu menjawab, "Kau memang tidak becus!" ucapnya ketus. "Aku melakukan semua yang kau perintahkan," sahut Wilona. Meghan mengumpat. "Kalau kau becus, seharusnya dia telah menjadi bangkai!" Wilona tertawa. "Tugasku adalah mengondisikan semua di lapangan. Dan lagi pula, ini bukan kesepakatan awal kita." Wilona dikeluarkan untuk mempermalukan Grace, untuk menghancurkan Grace dengan menjual cerita anak haram yang diadopsi kemudian merayu kakak angkatnya. Jika Grace hancur, otomatis William akan goyah, Meghan akan memanfaatkan Calvin untuk memasuki celah bisnis keluarga Johanson. Namun, semua berubah haluan dengan cepat saat ia mengetahui Calvin jatuh hati pada Aida, sahaba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status