Share

2 Kindness

last update Last Updated: 2022-11-16 22:49:54

Chapter 2

Kindness

Nathalia menatap layar ponselnya, menatap Grace yang mewarisi kecantikannya. "Kau bisa berada di posisi itu karena aku," ucapnya dengan nada getir, tetapi terselip amarah.

Sepuluh tahu di dalam penjara, lalu saat ia keluar dari dalam penjara, semuanya berubah. Ia menjadi sebatang kara tanpa ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini.

Namun, karena ia memiliki seorang putri, itu berarti ia masih memiliki keluarga.

Nathalia Allen, wanita berambut merah kecoklatan dan memiliki paras yang sangat cantik itu tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir di dalam penjara. Ia tidak pernah mengalahkan siapa pun kecuali, Jack Grantham. Pria bangsawan yang menggodanya hingga ia bertekuk lutut dan menyerahkan kesuciannya di usia enam belas tahun.

Nathalia, ia hanyalah seorang gadis remaja biasa yang dibesarkan dengan hidup seadanya oleh ibunya yang bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman keluarga bangsawan di Sevenoaks, London Timur, Inggris.

Ia sering datang ke kediaman keluarga Grantham, terutama saat akhir pekan. Ia menggantikan ibunya untuk membersihkan taman bunga di rumah besar itu karena murni keinginannya, ia ingin ibunya bersantai di rumah menikmati teh seperti orang lain pada umumnya yang memiliki waktu istirahat setiap akhir pekan.

Nathalia mengakui, jika Jack sangat tampan, manik matanya berwarna biru seindah lautan. Rambutnya yang sedikit ikal selalu di sisir rapi mengarah ke belakang, rambut berwarna merah kecokelatan itu tampak serasi dengan kulitnya yang putih. Rahangnya yang tegas ditumbuhi bulu-bulu halus di kulitnya, menambah pesona Jack seolah mempertegas bahwa pria itu memang pantas menjadi seorang bangsawan.

Keluarga Jack memiliki beberapa puluh hektar perkebunan dan peternakan di Inggris, mereka memiliki puluhan pegawai yang mengurus perkebunan gandum yang biasanya ditanam di awal musim panas juga puluhan pegawai yang mengurus sapi perah di peternakan mereka.

Biasanya, setiap kali Nathalia datang menggantikan ibunya untuk membersihkan rumput dan merawat tanaman di halaman belakang keluarga Grantham, ia bukan tidak menyadari jika Jack menatapnya dengan tatapan lembut yang mendamba. Tetapi, ia menepis pikirannya, ia meyakinkan jika ia hanya terlalu merasa besar kepala. Tidak mungkin Jack meliriknya, apa lagi istri Jack yang merupakan wanita bangsawan memiliki wajah yang teramat cantik dan sedang berbadan dua. Keluarga Jack juga tampak bahagia, harmonis, dan saling menyayangi.

Jack mendekatinya dengan cara yang paling alami, mulai dari selalu tersenyum saat mereka berpapasan, mulai menyapanya, dan mengajaknya berbincang beberapa kata setiap kali ada kesempatan mereka bertatap muka dari jarak yang cukup dekat.

Hingga suatu hari, secara tidak diduga ibu Nathalia divonis mengidap gagal ginjal. Nathalia saat itu hanya seorang gadis lugu dan tentu saja ibunya tidak memiliki apa-apa selain rumah tempat tinggal mereka yang tidak seberapa.

Saat itu Jack datang laksana seorang pahlawan untuk menyelamatkan nyawa ibunya, pria itu mengulurkan tangannya seolah tanpa pamrih. Membayar seluruh biaya rumah sakit, juga biaya hidup Nathalia dan ibunya.

Dikarenakan ibunya tidak bisa lagi bekerja, Nathalia menggantikan pekerjaan ibunya meski ia hanya datang ke kediaman keluarga Grantham pada akhir pekan karena ia tidak ingin menerima uang yang diberikan oleh Jack secara cuma-cuma.

Sore itu, Nathalia dipanggil ke ruang kerja Jack. Pria itu duduk di kursi kerjanya bak seorang raja yang berkuasa, matanya yang berwarna biru menatap Nathalia yang duduk di seberang mejanya dengan tatapan lembut.

"Ibumu bisa sembuh jika melakukan transplantasi ginjal," ucap Jack.

Nathalia menelan ludah, transplantasi ginjal bukan hal yang sepele. Di samping harus mencari ginjal yang cocok juga biayanya tidak sedikit, mungkin jika ia menjual rumah yang mereka tempati, ia bisa membayarnya. Tetapi, setelah itu, mereka akan terlunta-lunta di jalanan menjadi tunawisma.

Sedikit terbersit di pikiran Nathalia membiarkan ibunya menjalani pengobatan saja dibandingkan mengorbankan tempat tinggal mereka. "Kami tidak memiliki uang untuk membayar transplantasi ginjal," ucapnya terdengar serak. Suara yang nyaris tidak mampu keluar melalui tenggorokannya karena terimpit kepedihan.

Jack menyilangkan kedua lengannya di atas meja kerjanya, ia mengamati baik-baik wajah Nathalia. "Aku bisa menolong kalian."

Nathalia menggelengkan kepalanya, sudah cukup banyak Jack menolongnya. Ia tidak ingin berutang terlalu banyak. "Sir, Anda telah terlalu banyak menolong kami."

"Ibumu telah bekerja bertahun-tahun di sini, tidak perlu merasa sungkan."

"Kami telah terlalu banyak berutang padamu, Sir." Nathalia memaksakan senyumnya.

Jack menyangga dagunya menggunakan satu tangan. "Kalau begitu, bagaimana caranya agar kau tidak berutang padaku?"

Seringai licik di sudut bibir Jack tentu saja tidak disadari oleh Natalia yang masih terlalu muda kala itu.

"Apa Anda akan memberikan pinjaman tanpa bunga yang bisa saya cicil seumur hidup?"

Jack justru memberinya cicilan dengan bunga yang sangat besar seumur hidupnya hingga ia harus membayarnya di dalam penjara selama sepuluh tahun, juga kehilangan ibunya saat ia di dalam penjara.

***

Sean duduk di meja kerjanya sambil membolak-balik sebuah album foto yang berisi foto koleksi gaun pengantin rancangannya, gaun pengantin yang sebagian besar dikenakan oleh Grace Johanson. Pria tampan dengan manik mata berwarna Hazel itu tampak mengagumi setiap foto Grace yang mengenakan gaun pengantin hasil rancangannya, meski di setiap foto hanya tampak bagian tubuh Grace, nyatanya kekagumannya pada kecantikan Grace sama sekali tidak berkurang.

Sudut bibirnya mengulas senyum. "Hanya kau yang pantas mengenakan gaun rancanganku," gumamnya dengan suara sangat rendah yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Sejak awal, sejak Grace mengenakan nama Alicia, saat gadis itu dibawa oleh Ford, sahabatnya untuk menjadi salah satu model gaun pengantin rancangannya, Sean langsung menyetujuinya.

Di matanya Grace adalah sosok sempurna untuk mengenakan gaun rancangannya. Gadis cantik yang tidak banyak bicara itu, seolah diciptakan oleh Tuhan sesuai dengan keinginannya. Lekuk tubuh indahnya, selalu sesuai dengan ukuran dan model gaun yang ia desain.

"Jadi, kapan jadwal pemotretannya?"

"Sesuai jadwal yang Ford berikan, pemotretan akan dilakukan dua Minggu yang akan datang," sahut Deliah, asisten pribadi Sean yang sedang sibuk dengan pekerjaannya di depan layar laptopnya. Wanita berkacamata dengan rambut berwarna hitam yang diikat dengan gaya ekor kuda itu menjawab pertanyaan Sean tanpa menoleh ke arah bosnya.

Sean mengelus dagunya beberapa kali menggunakan ujung jemarinya. "Jika Alicia...." Ia berdehem. "Maksudku jika Grace tidak bisa datang ke Moscow, kurasa kita bisa melakukan pemotretan di London."

Deliah menatap bosnya dengan tatapan tidak percaya. "Itu akan memakan biaya yang sangat banyak."

"Aku sedang berpikir untuk mengembangkan bisnisku di sana, aku bahkan berencana menyewa sebuah studio kecil untuk membuka cabang butik di sana."

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
MG Diana Kurniawan
Masih bingung, byk kali nama2nya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bound by Desire   Epilogue

    EpilogueTidak ada pernikahan yang terburu-buru, Grace yang rencananya ingin membatalkan kontrak dengan brand yang mengontraknya akhirnya menemukan jalan lain yang dirasa lebih baik dan William juga menyetujui dengan syarat semua kegiatan Grace berada di bawah kendalinya. Dimiliki pria yang posesif ternyata tidak buruk. Apa lagi William tahu betul cara memanjakan Grace hingga Grace merasakan jika dirinya merupakan wanita paling beruntung di muka bumi ini. Mereka menyiapkan pernikahan mewah di London tahun ini dan persiapan itu memakan waktu cukup lama hingga kontrak kerja Grace berakhir. William berulang kali menatap wajah cantik Grace di tengah pesta pernikahan mereka. Seluruh anggota keluarga Johanson berkumpul, juga keluarga besar ayah kandung Grace. Nathalia dan Theresia juga ada di sana. Tidak ketinggalan teman-teman Grace & William, mereka semua berkumpul dalam suasana hangat untuk memberikan selamat dan bersuka cita. Semua larut dalam kebahagiaan, Ford datang bersama kekasi

  • Bound by Desire   30. End

    30. EndMeghan tersenyum penuh kemenangan. "Dia menunggumu." "Menunggu?" Sean masih tidak mengerti dengan maksud Meghan."Grace menunggumu di mobil, sopirku tahu ke mana dia harus mengantarkan kalian." Mengumpat, Sean meninggalkan Meghan. Setengah berlari ia menuju mobil yang dimaksud Meghan. Ia membuka pintu belakang dan mendapati Grace meringkuk di sana sambil memeluk lututnya seraya mengerang memanggil William. Ia menutup pintu mobil dengan perasaan frustrasi lalu membuka pintu bagian depan. Kali ini lebih mengejutkan lagi adalah mendapati orang yang duduk di belakang kemudi."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sean gusar."Aku melakukan tugasku." Sean menutup pintu mobil. "Kau asistennya!" Halifa tertawa pelan. "Bayaran yang Meghan tawarkan seratus kali lipat dari gajiku bekerja menjadi asistennya." "Brengsek!" Sean mengumpat. "Jalankan mobilnya." Sean mendengar dari Meghan jika sepupunya itu akan membantunya untuk mendapatkan Grace. Tetapi, ia belum menyetujui gagasan Meg

  • Bound by Desire   29. Cheating

    Chapter 29CheatingGrace membuka matanya, yang terakhir ia ingat adalah ia meminta bantuan Meghan untuk menemukan William. Kejadian beberapa bulan yang lalu akhirnya kembali terulang di mana ia berakhir di atas ranjang William. Tetapi, kali ini ceritanya berbeda. Entah berada di hotel mana. Tanpa mengenakan apa pun selain selimut yang masih menutupi tubuhnya. Ia juga merasakan jika seluruh tubuhnya terasa sakit dan bagian pribadinya terasa tidak nyaman. Terasa perih. Sebuah konspirasi pasti telah terjadi dan ia tidak tahu siapa dalang dibalik konspirasi itu, ia hanya mampu menduga jika Meghan adalah otak dibalik semuanya. Tetapi, ia sama sekali tidak memiliki bukti jika menuduh Meghan dan sekarang siapa yang akan percaya padanya jika mengatakan telah dijebak?Ia dilemparkan ke atas ranjang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Grace sangat yakin jika orang itu mengingatkan kehancurannya. Kehancuran hidup dan kariernya. Sangat tragis, semua yang ia bangun benar-benar hancur.Dulu ia be

  • Bound by Desire   28. Your Brother

    Chapter 28Your BrotherCalvin duduk di ruang keluarga. Matanya mengamati keliling ruangan dengan perasaan masam. Rumah itu ia beli dua bulan sebelum pernikahannya dan Meghan berlangsung. Ah, ia memang hanya pria biasa, manusia biasa yang lemah. Semua orang bisa merencanakan dengan siapa akan menikah, tetapi pada akhirnya tidak ada yang bisa merencanakan kepada siapa akan jatuh cinta. Dulu, ia mengejar Megan seperti hanya ada Meghan seakan hanya ada Meghan gadis di dunia ini. Ia menjadikan Meghan nomor satu, di atas segalanya. Tetapi, seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, dan juga hal-hal yang dilewati, hati dan perasaan ternyata bisa berubah. Calvin berlama-lama menatap lukisan dirinya dan Meghan yang terpajang di dinding. Mata Meghan menatapnya, penuh cinta. Ia tahu jelas perasaan istrinya. Dirinyalah yang merusak rumah tangga. Benar kata Meghan, ia menyimpan wanita lain dalam rumah tangga mereka. Calvin sepenuhnya menyadari kesalahannya. Ia bertemu Aida, awalnya hanya k

  • Bound by Desire   27. Real Boobs

    Chapter 27The Real BoobsUntuk ke sekian kalinya William menoleh ke arah Grace yang kembali mengecek jam di ponselnya. Ia memutuskan meninggalkan kursi kerjanya dan menghampiri Grace yang merebahkan tubuhnya di sofa. "Operasi transplantasi ginjal memerlukan waktu setidaknya tiga sampai empat jam, kau tidak perlu terus mengecek jam," ucap William dengan nada sabar. Ia duduk di pinggir sofa tempat Grace merebahkan tubuhnya. "Aku tidak sabar menunggu hasilnya," gumam Grace, ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh ujung rambut di belakang kepala William. "Nathalia akan memberikan kabar padaku secepatnya." William mengusap-usap pundak Grace.Grace menatap William dengan sorot mata iri. "Kalian terlihat akrab." Ya, ia iri karena Theresia juga terlihat sangat akrab dengan William, ditambah Nathalia yang juga ramah setiap kali berbicara dengan William."Bagaimana jika Kau istirahat di dalam kamar?" William mengusulkan agar Grace mengistirahatkan tubuhnya di ruang khusus yang ada di balik

  • Bound by Desire   26. My Daughter

    Chapter 26My DaughterMeghan berjalan mondar-mandir karena keresahan melingkupi seluruh raganya. Sudah beberapa hari jasad Calvin belum juga ditemukan, dari informasi yang ia dapatkan hanya bangkai mobil yang ditemukan dan anehnya pintu mobilnya masih tertutup. Ketika ponselnya berdering, ia mendengus dengan kasar lalu menjawab, "Kau memang tidak becus!" ucapnya ketus. "Aku melakukan semua yang kau perintahkan," sahut Wilona. Meghan mengumpat. "Kalau kau becus, seharusnya dia telah menjadi bangkai!" Wilona tertawa. "Tugasku adalah mengondisikan semua di lapangan. Dan lagi pula, ini bukan kesepakatan awal kita." Wilona dikeluarkan untuk mempermalukan Grace, untuk menghancurkan Grace dengan menjual cerita anak haram yang diadopsi kemudian merayu kakak angkatnya. Jika Grace hancur, otomatis William akan goyah, Meghan akan memanfaatkan Calvin untuk memasuki celah bisnis keluarga Johanson. Namun, semua berubah haluan dengan cepat saat ia mengetahui Calvin jatuh hati pada Aida, sahaba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status