Share

Chapter 25

"Mas ngapain ikut saya ke sini?" Seruni salah tingkah saat Antonio mengikutinya hingga ke dapur. Bukan apa-apa. Ia takut kagok karena terus dipelototi selama memasak.

"Saya 'kan harus memastikan apakah makananmu itu layak dikonsumsi oleh manusia. Lagi pula saya juga ingin melihat proses pembuatannya. Higienis atau tidak. Perut saya ini tidak seperti perut orang kebanyakan."

Bilang saja kalau perut anak sultan, beda dengan perut rakyat jelata.

Kalau jawaban Antonio sudah sombong seperti itu, Seruni memilih mengalah saja. Berdebat sampai mulut berbusa pun, si tuan besar ini tidak akan mau kalah. Yang waras, sebaiknya mengalah. Dalam diam Seruni mulai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak dari dalam kulkas.

"Kamu mau memasakkan saya apa? Ingat ya, jangan makanan kampung yang aneh-aneh. Perut saya bisa mules-mules nanti," oceh Antonio seraya menarik sebuah kursi di dekat meja makan. Ia bahkan mencari s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status