50 tema novel perselingkuhan
Arum Hapsari menatap Gantalsona dengan sorot tajam. Rona kebencian terbaca dari paras cantiknya. Diam-diam, Gantalsona terpikat kecantikan gadis di depannya.“Kalau saja dia bukan di pihak musuh, pasti akan kujadikan gundikku, hehehe...,” pikiran liar Gantalsona. “Sayangnya, dia harus kuhabisi karena menjadi pengikut Suro Joyo.”Tatapan tajam dari Arum Hapsari membuat Gantalsona tersinggung. Tanpa basa-basi lagi, Gantalsona langsung menyerang Arum Hapsari dengan jurus-jurus tangan kosong dilandasi tenaga dalam.Arum Hapsari tidak mau dirinya lengah sedikit pun ketika menghadapi serangan Gantalsona. Dia juga menggunakan jurus-jurus andalannya untuk menghadapi situasi di medan perang. Dia menghindar dan kadang-kadang menangkis pukulan-pukulan yang dilancarkan Gantalsona.Pada saat bersamaan, Kundatapa mengerahkan ratusan anak buahnya untuk mengeroyok belasan prajurit dari Krendobumi. Kundatapa terpaksa menempuh cara itu untuk mempertahankan Pesanggrahan Kempatacahya. Jangan sampai Pesan
Cukup lama Badas Wikatra dan Sangkalpala mengamati secara cermat apa yang kira-kira dibicarakan Arum Hapsari, Kundatapa, dan anak buahnya. Namun raja dan patih Krendobumi itu gagal menangkap pembicaraan.“Heran...,” Badas Wikatra terlihat kesal, “biasanya aku bisa mendengar pembicaraan orang-orang yang masuk ke dalam Cermin Belangga. Tapi kok ini lain ya? Mengapa aku tidak bisa mendengarnya? Apakah Arum Hapsari benar-benar pendekar sakti yang sengaja menyembunyikan diri supaya tidak dikejar-kejar musuh-musuhnya?”“Bisa juga begitu, Paduka Raja,” Sangkalpala mengiyakan. “Selama ini Arum Hapsari selalu tampil layaknya gadis biasa, terkesan tidak punya ilmu silat, ajian, atau apa pun yang biasa dimiliki para pendekar di dunia persilatan. Hamba sendiri heran dengan sosok gadis yang bernama Arum Hapsari ini. Beberapa pendekar silat kenamaan saja mengakui bahwa Arum Hapsari memiliki sesuatu yang tidak akan dimiliki para pendekar lain. Anehnya, Arum Hapsari kok tidak pernah mengeluarkan kema
“Dia murid satu-satunya Nyi Turi Arum, Pendekar Bledeksewu yang disegani itu,” Sangkalpala memulai, suaranya pelan namun tegas. “Nama murid Nyi Turi Arum itu Arum Hapsari.”“Aku kok jadi penasaran,” gumam Badas Wikatra. “Seumur-umur, baru pertama kali ini mendengar kalau Nyi Turi Arum punya murid. Padahal pendekar yang gilanya tidak jauh dengan Nyi Trinil Manis itu dikenal sebagai pendekar yang tidak mau memiliki murid. Dia takut muridnya akan punya otak miring seperti dirinya karena tidak kuat mental menerima ilmu. Eh, tiba-tiba Paman Sangkalpala mengatakan bahwa Nyi Turi Arum punya murid satu-satunya bernama Arum Hapsari.”Beberapa kali Badas Wikatra menghela napas. Kabar tentang Arum Hapsari murid tungga Nyi Turi Arum mengguncang hatinya, mengganggu jiwanya. Orang yang punya banyak musuh seperti Badas Wikatra mudah terganggu jiwanya ketika mendengar pergerakan orang-orang yang memusuhi mengancam jiwa. Badas Wikatra merasa dirinya terancam oleh keberadaan Arum Hapsari dan pengikutnya
Mendapat pertanyaan dari Sangkalpala tersebut, Badas Wikatra terlihat ragu untuk menjawab. Dia ragu-ragu untuk berterus terang karena bisa membuat ketiga anak buah yang paling dipercaya itu turun mental. Bago Badas Wikatra, Suro Joyo memang klilip, debu di mata yang mesti dihilangkan. Selama tidak dihilangkan, akan mengganggu pandangan, pemikiran, dan segala sepak terjangnya sebagai raja di Krendobumi.Ketika Badas Wikatra tidak langsung menjawab pertanyaan Sangkalpala, timbul pertanyaan lain yang ada di dalam hati Sangkalpala, Gendrapati, dan Gantalsona. Mereka justru merasa heran. Mengapa Badas Wikatra tidak langsung menjawab? Apakah pertanyaan itu begitu sulitnya untuk dijawab, sehingga Badas Wikatra tidak langsung memberikan jawaban?“Sebenarnya pernah ada, Paman,” jawab Badas Wikatra, “tapi sayangnya, dia kehilangan jejak. Namun semuanya jangan khawatir! Ada pengikut Suro Joyo yang membuat sebuah tempat latihan para pemuda untuk mendapatkan latihan keprajuritan. Aku ada beberapa
“Suro Joyo?” gumam Sangkalpala, Gendrapati, dan Gantalsona hampir bersamaan.Gendrapati dan Gantalsona pasang kuda-kuda untuk berjaga-jaga kalau ada serangan dari sosok Suro Joyo. Sangkalpala terlihat tenang. Namun di dalam batin, tetap waspada.“Bisa saja dia jelmaan Badas Wikatra yang jago menyamar karena punya ajian malih rupa,” kata hati Sangkalpala. “Tapi bisa juga dia benar-benar Suro Joyo, bukan makhluk jadi-jadian. Kalau yang di depan pintu itu benar-benar Suro Joyo, kami bertiga bisa kerepotan. Memang Gendrapati dan Gantalsona jago silat pilihan Krendobumi. Namun Suro Joyo lebih dari sekadar jagoan silat, atau bela diri jenis lain. Suro Joyo ini legenda muda, legenda hidup.”Sangkalpala tahu diri. Dia bersama Gendrapati dan Gantalsona tidak akan mampu mengalahkan Suro Joyo. Meskipun mereka bertiga mengeroyok, tetap tidak akan mampu menandingi Suro Joyo. Pendekar Kembara Semesta yang telah malang melintang di dunia persilatan, sangat disegani kawan dan lawan.Walaupun Suro Joy
“Kalian tentu menduga, aku menyimpan sebuah alasan yang dirahasiakan,” ucap Badas Wikatra. “Memang benar begitu. Selama ini aku merahasiakan alasan ini. Namun pada malam ini, malam yang sangat bersejarah dalam perjalanan hidupku, akan kubuka sebuah rahasia besar. Rahasiaku yang kusimpan tentang rasa tidak percaya lagi pada Lodraranu. Saking tidak percayanya, malam ini Lodraranu tidak kuajak bicara tentang rencana rahasia untuk mengalahkan Suro Joyo saat dia kelak menyerang Krendobumi.”Sangkalpala, Gendrapati, dan Gantalsona menampakkan perasaan lega di hati. Ternyata Badas Wikatra mau membuka diri. Mau mengungkapkan rahasia yang disimpan secara pribadi. Kesediaan Badas Wikatra untuk mengatakan rahasia terkait Lodraranu, membuat tiga punggawa Krendobumi bisa bernapas panjang. Beban di dada yang semula terasa berat, telah terkurangi. Banyak terkurangi.“Syukurlah kalau Paduka Raja berkenan membuka rahasia yang selama ini tersembunyi,” Sangkalpala berterus terang. “Kami bertiga tentu ak