Share

Kekejaman Badas Wikatra

last update Last Updated: 2025-04-13 07:44:50

Ada kekacauan dalam pikiran Suro Joyo ketika Badas mengucapkan diri putra mahkota Krendobumi itu tiba waktunya menysul kedua orang tua. Apa maksud di balik perkataan Badas? Itu yang yang mengganggu pikiran Suro Joyo.

Namun Suro Joyo tidak ada kesempatan untuk memiliki makna perkataan Badas. Kini maut ada di depan mata. Dua gumpalan merah membara berbentuk cakra siap menghancurkan Suro Joyo!

Hanya satu tindakan yang bisa dilakukan Suro Joyo, menangkis ajian lawan dengan ajian yang sama. Cepat tangan kanan Suro Joyo menyorong ke depan dengan telapak terbuka. Dari telapak tangan Suro Joyo meluar sinar merah membara berbentuk cakra. Sinar merah itu menyongsong sinar serupa berjumlah dua buah dari Badas.

Terjadi benturan keras disertai suara ledakan membahana memenuhi alam sekitarnya. Akibat benturan, ada pukulan balik ke masing-masing penyerang. Pukulan balik kembali ke pihak Badas dan Suro Joyo. Badas terlihat berdiri tegar ketika hantaman balik menerpa. Sedangkan Suro Joyo terlempar ke belakang puluhan tombak. Punggung Suro Joyo menghantam bebatuan. Pendekar yang berpakaian warna merah itu terjatuh ke tanah keras dalam keadaan tersungkur.

Suro Joyo merasakan badannya terasa ngilu di seluruh persendian. Pelan-pelan dia bangkit dengan tubuh agak goyang. Pandangan mata sedikit berkunang. Dia lihat ke arag Badas yang pelan-pelan mendekat. Gerakan kedua tangan menunjukkan pendekar yang lihai ganti rupa itu siap melancarkan serangan susulan!

“Huahaha hahaha..., orang tuamu dan para petinggi Krendobumi telah kutumpas, Suro!” teriak Badas lantang. “Kini giliranmu menyusul mereka!”

Kembali Badas menghantam pukulan jarak jauh dengan menggunakan Ajian Rajah Cakra Geni yang dilandasi kekuatan berlipat dari tenaga dalam tingkat tertinggi. Badas benar-benar sudah mempersiapkan sejak lama untuk menghabisi Suro Joyo. Tujuannya sudah jelas, ingin menumpas Agung Paramarta sekeluarga bersama seluruh punggawa dan pengikut setianya.

Suro Joyo melesat tinggi ke udara ketika ajian dari Badas menghantamnya. Dirinya lolos dari ajian lawan. Ajian Badas menghancurkan bebatuan di belakang Suro Joyo. Sebagian serpihan bebatuan mengena punggung Suro Joyo.

Tubuh Suro Joyo yang berada di udara melesat cepat ke arah Badas. Dia merasakan keanehan ketika dirinya menyarang sosok yang wajah dan postur tubuhnya sama persis dengan dirinya. Keadaan itu membuat pikiran Suro Joyo terganggu. Apalagi dia telah menyadari bahwa kedua orang tua dan seluruh punggawa Krendobumi telah ditumpas Badas.

“Heaaa!” teriak Badas sambil menangkis pukulan Suro Joyo yang dilandasi tenaga dalam tingkat paling tinggi. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tangan kanan Badas menghantam dada Suro Joyo dengan keras.

Kembali tubuh Suro Joyo terbanting ke bumi dalam keadaan telentang. Cepat-cepat Suro Joyo bersalto ke depan, lalu menyarang lagi dengan tendangan kaki kanan siap menghantam kepala lawan.

Badas tanpa ragu-ragu lagi menghantam telapak kaki kanan Suro Joyo dengan kepalan tangan kanan bertenaga dalam. Kali ini Suro Joyo terlontar ke belakang beberapa tombak.

Saat tubuh Suro Joyo masih melayang di udara, Badas melancarkan serangan susulan. Dua telapak tangannya menghantamkan Ajian Rajah Cakra Geni. Dua sinar merah siap meluluhlantakkan tubuh pewaris sah tahta Krendobumi!

Dalam keadaan genting, Suro Joyo bersalto lebih tinggi ke ke depan. Tubuhnya lolos dari serangan lawan. Hantaman ajian dari Badas hanya mengena tempat kosong.

Kedua kaki Suro Joyo menapak di depan Badas. Kedua pendekar yang wajah dan tubuhnya sama persis berhadap-hadapan. Mereka sama-sama pasang kuda-kuda untuk menyerang.

“Jadi kamu sudah membunuh raja dan permaisuri Krendobumi?” tanya Suro Joyo dengan nada geram.

“Huahaha hahaha..., benar sekali, Suro!” jawab Badas dengan bangga. “Mereka orang tua bodoh yang mudah kutipu. Bukan hanya orang tua yang telah kuhabisi, tapi seluruh petinggi Krendobumi kubersihkan! Aku tak ingin menjadi raja dengan menyisakan satu orang musuh pun. Siapa saja yang kuanggap musuh, kusingkirkan. Prinsip itu berlaku sejak merebut tahta Krendobumi sampai sekarang. Kini aku telah menjadi raja di Kerajaan Krendobumi dengan wilayah yang lebih luas. Perdikan Tirtawisa dan Kerajaan Wanabisala menjadi bagian Kerajaan Krendobumi sekarang. Aku menjadi penguasa tiga wilayah itu sekarang. Ke depannya, wilayah itu akan kuperluas.”

“Bedebah...!” rutuk Suro Joyo. “Dasar manusia sampah! Bisanya hanya membuat resah dan kerusakan pada bumi yang telah gemah ripah.”

Perkataan Suro Joyo bukan hanya asal-asalan. Wilayah yang dijarah Badas bukan wilayah yang resah atau penduduknya menderita. Pertama, Kerajaan Wanabisala. Kerajaan itu termasuk kerajaan yang makmur. Rakyat hidup dalam kemakmuran. Badas yang memiliki nafsu tinggi untuk menguasai, akhirnya berhasil merebut Wanabisala dengan cara sangat licik. Namun sejak Wanabisala dalam kekuasaan Badas, rakyat justru hidup sengsara dan menderita.

Kedua, Kerajaan Krendobumi. Menurut pengakuannya, Badas telah menjadi raja di kerajaan tersebut. Dengan rasa bangga, Badas merasa dirinya paling berhasil dalam melakukan penaklukan suatu wilayah. Kini Badas ingin menyempurnakan keberhasilannya dengan cara mengakhiri hidup Suro Joyo!

“Hm..., ora ganja, ora unus,” gumam Suro Joyo lirih disertai gemeretak gigi-giginya menahan kemarahan yang memuncak.

“Ha...? Apa kamu bilang?” Badas terlihat penasaran. “Coba kamu ulangi perkataanmu tadi! Aku pengin tahu maksudmu apa?”

“Para leluhurku mengatakan ora ganja, ora unus pada sosok manusia semacam kamu, Badas Wikatra!” tegas Suro Joyo tanpa rasa gentar. “Kamu ini buruk rupa, buruk juga perilakunya. Sudah buruk wajah dan fisiknya, jahat pula kelakuannya, itu maknanya. Tidak salah kan yang kukatakan?”

Kali ini giliran Badas yang geram. Dia tahu bahwa wajahnya sejak lahir memang tidak menarik. Apalagi setelah dirinya mendapatkan ajian mantra sakti yang membuatnya mampu mengubah wujud fisik menjadi siapa pun yang diinginkan. Termasuk yang dilakukan sekarang ini.

Untuk mendapatkan mantra sakti, saat bertapa di Goa Blondrong, dirinya mesti berani berkorban. Ada beberapa pengorbanan yang mesti dilakukan, di antaranya, wajahnya akan berubah buruk, lebih tua dari usia yang sebenarnya, dan sebagian besar tubuhnya menghitam legam seperti baru saja dihajar massa!

“Tidak apa-apa aku memiliki wajah dan tubuh buruk,” kata hati Badas. “Yang penting Iblis Penunggu Goa Blondrong mengabulkan permintaanku untuk menguasai mantra malih rupa. Dengan mantra ini, aku bisa mengubah wujudku menjadi siapa saja yang kuinginkan. Dengan cara ini, aku berhasil menguasai dua kerajaan besar, Kerajaan Wanabisala dan Kerajaan Krendobumi.”

 Suro Joyo tersenyum mengejek ketika melihat Badas tersinggung atas kata-kata yang diucapkan tadi. “Badas Wikatra..., kamu ini manusia tidak berguna, buruk rupa, dan jahat sekali perilakumu. Kamu layak menjadi sampah peradaban, selalu menyusahkan rakyat kebanyakan. Rakyat Wanabisala dan Krendobumi kamu buat menderita akibat ulahmu. Sudah saatnya kamu lenyap dari muka bumi!”

“Huahaha hahaha..., kamu mau melenyapkan aku?” ejek Badas. “Apa modalmu? Ajian Rajah Cakra Geni? Itu sudah kumiliki sekarang! Di tanganku, ajian itu lebih hebat dan lebih mematikan. Dengan Ajian Rajah Cakra Geni ini, kubunuh Agung Paramarta, Niken Sari, dan seluruh pengikutnya pada malam penobatanku menjadi Raja Krendobumi, muehehehe...!”

Suro Joyo terpancing kemarahannya. Dia ingin menumpas Badas Wikatra saat ini juga.

“Sebelum kukirim ke Lembah Siungbowong alias lembah kematian,” lanjut Badas, “sebaiknya kamu bersimpuh takluk di depanku! Kamu akan kuampuni, kemudian kujadikan penjaga gerbang istana Kerajaan Krendobumi!”

Tanpa berkata sepatah pun, Suro Joyo langsung melancarkan serangan dadakan. Batu sebesar kambing dewasa yang ada di dekatnya ditendang dengan keras. Batu hitam itu melesat sangat cepat mengarah wajah Badas!

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Hutan Jiwangkara Penuh Bahaya

    “Hati-hati kalau mau bangun!” Bigar memperingatkan. “Kondisimu masih lemah. Kata Ki Tambung, butuh tiga hari lagi untuk pemulihan.”Suro Joyo kembali berbaring karena merasa kepalanya pening ketika tubuhnya digunakan untuk bangun.“Tentang sebutan legenda beku, bisa diartikan bebas sesuka hati,” ucap Bigar. “Yang jelas, nama Ki Tambung sebagai Pendekar Penakluk Naga Merah terkenal di seluruh penjuru jagat, tapi tidak banyak orang yang mengenal Ki Tambung secara pribadi. Sifat diam yang melekat pada beliau membuat orang lain kesulitan untuk mendekatinya. Orang-orang merasa sulit untuk mengenal Ki Tambung secara mendalam.”“Sebentar, Paman ..., saya ingat pengakuan Ki Panjong,” sela Suro Joyo. “Ki Panjong mengaku pernah berguru pada Ki Tambung untuk menguasai beberapa jurus silat yang termasuk langka. Hanya Ki Tambung yang memiliki jurus-jurus itu. Salah satu jurus yang didapat dari Ki Tambung, Jurus Cicak Merayap Batu. Dengan jurus itu, Ki Panjong bisa merayapi tebing setinggi apa pun

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Pendekar Bisu Legenda Beku

    Suro Joyo tidak menyangka warna pakaian yang dia kenakan merupakan pertanda maut akan datang menjemput. Warna merah yang dia maknakan sebagai lambang keberanian, kini berubah menjadi warna yang menandakan kematian. Sebuah kenyataan yang bertolak belakang dengan keinginan.“Huahaha hahaha..., aku akan menjadi penguasa baru di dunia persilatan!” terdengar gelak tawa dan ungkapan kegembiraan dari Badas Wikatra. “Bermula dari tanah perdikan yang kecil bernama Perdikan Tirtawisa. Meluas dengan bertambahnya wilayah Kerajaan Wanabisala. Dan sekarang..., Kerajaan Krendobumi telah berada dalam genggaman kekuasaanku. Tak lama lagi seluruh kerajaan di wilayah sekitar Krendobumi akan kubuat bertekuk lutut. Pada gilirannya nanti, seluruh kerajaan di alam semesta akan berada dalam rengkuhanku, huahaha hahaha...!”Sayup-sayup Suro Joyo masih mampu mendengar gelegar suara Badas Wikatra. Perkataan Badas yang menunjukkan kegembiraan dan kemenangan membuat perasaan Suro Joyo makin menderita. Betapa tida

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Jatuh ke Dasar Lembah Kematian

    Secara naluri, Suro Joyo sejati merasa muak dan mual melihat sosok Badas Wikatra yang mewujud sebagai dirinya. Wajah asli Badas terbungkus ketampanan wajah Suro Joyo. Selain itu, dengan meminjam wajah Suro Joyo, Badas berhasil menipu daya seluruh rakyat Krendobumi saat malam pengangkatan Suro Joyo jadi-jadian menjadi raja di Krendobumi.Sebagian besar rakyat Krendobumi memang mudah ditipu dengan tampilan wajah bersih dari seseorang yang punya kepentingan untuk meraih kekuasaan. Badas punya ambisi menjadi raja di Krendobumi. Maka dia menggunakan ajian malih rupa untuk mengubah tampilan wajah dan fisiknya menjadi Suro Joyo. Suro Joyo, pewaris tunggal yang sah tahta Krendobumi tentu saja dielu-elukan seluruh rakyat Krendobumi. Ketika Badas menyamar sebagai Suro Joyo, mendapat perlakuan istimewa dari orang tua Suro Joyo, semua punggawa, dan seluruh rakyat Krendobumi.Kesempatan emas itu dimanfaatkan Badas untuk menggapai ambisi secara mudah dan cepat. Tanpa melalui peperangan. Cukup denga

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Kekejaman Badas Wikatra

    Ada kekacauan dalam pikiran Suro Joyo ketika Badas mengucapkan diri putra mahkota Krendobumi itu tiba waktunya menysul kedua orang tua. Apa maksud di balik perkataan Badas? Itu yang yang mengganggu pikiran Suro Joyo.Namun Suro Joyo tidak ada kesempatan untuk memiliki makna perkataan Badas. Kini maut ada di depan mata. Dua gumpalan merah membara berbentuk cakra siap menghancurkan Suro Joyo!Hanya satu tindakan yang bisa dilakukan Suro Joyo, menangkis ajian lawan dengan ajian yang sama. Cepat tangan kanan Suro Joyo menyorong ke depan dengan telapak terbuka. Dari telapak tangan Suro Joyo meluar sinar merah membara berbentuk cakra. Sinar merah itu menyongsong sinar serupa berjumlah dua buah dari Badas.Terjadi benturan keras disertai suara ledakan membahana memenuhi alam sekitarnya. Akibat benturan, ada pukulan balik ke masing-masing penyerang. Pukulan balik kembali ke pihak Badas dan Suro Joyo. Badas terlihat berdiri tegar ketika hantaman balik menerpa. Sedangkan Suro Joyo terlempar ke

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Serangan Maut Badas Wikatra

    Setelah berhasil menyelesaikan kewajibannya di Kerajaan Pulungpitu, Suro Joyo ingin melanjutkan pengembaraannya. Mengembara ke segala penjuru jagat raya untuk menebarkan kebaikan. Namun dia tiba-tiba merasa rindu orang tuanya. Dia berencana kembali ke tempat asalnya, Istana Kerajaan Krendobumi.Suro Joyo putra mahkota Kerajaan Krendobumi yang dipimpin Agung Paramarta. Beberapa tahun silam Agung Paramarta ingin menyerahkan tahta kepada Suro Joyo. Waktu itu Suro Joyo menolak secara halus dengan alasan ingin mengembara terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman hidup. Itu hanya alasan. Padahal Suro Joyo memang tidak berminat menjadi raja. Dia lebih memilih mengembara sebagai jalan hidup untuk melakukan kebaikan terhadap seluruh alam semesta.Orang-orang di dunia persilatan menganggap Suro Joyo pendekar yang aneh. Mengapa dia menolak menjadi penguasa? Mengapa Suro Joyo tidak mau menjadi raja? Jawabannya hanya Suro Joyo yang tahu. Yang jelas, dia pernah berkali-kali mengatakan kepada par

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status