Share

Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3
Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3
Penulis: Suwito Sarjono

Serangan Maut Badas Wikatra

Penulis: Suwito Sarjono
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-13 07:43:26

Setelah berhasil menyelesaikan kewajibannya di Kerajaan Pulungpitu, Suro Joyo ingin melanjutkan pengembaraannya. Mengembara ke segala penjuru jagat raya untuk menebarkan kebaikan. Namun dia tiba-tiba merasa rindu orang tuanya. Dia berencana kembali ke tempat asalnya, Istana Kerajaan Krendobumi.

Suro Joyo putra mahkota Kerajaan Krendobumi yang dipimpin Agung Paramarta. Beberapa tahun silam Agung Paramarta ingin menyerahkan tahta kepada Suro Joyo. Waktu itu Suro Joyo menolak secara halus dengan alasan ingin mengembara terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman hidup. Itu hanya alasan. Padahal Suro Joyo memang tidak berminat menjadi raja. Dia lebih memilih mengembara sebagai jalan hidup untuk melakukan kebaikan terhadap seluruh alam semesta.

Orang-orang di dunia persilatan menganggap Suro Joyo pendekar yang aneh. Mengapa dia menolak menjadi penguasa? Mengapa Suro Joyo tidak mau menjadi raja? Jawabannya hanya Suro Joyo yang tahu. Yang jelas, dia pernah berkali-kali mengatakan kepada para sahabat sesama pendekar bahwa dia merasa tidak mampu. Suro Joyo merasa tidak mampu menjadi raja. Dia hanya merasa mampu mengembara ke segala penjuru dunia. Di setiap pengembaraan, Suro Joyo selalu menolong siapa pun yang membutuhkannya.

Dalam perjalanan antara Pulungpitu menuju Krendobumi, Suro Joyo mendengar selentingan kabar yang menyatakan bahwa Kerajaan Krendobumi telah dikuasai sosok raja ambisius bernama Badas Wikatra. Bahkan, menurut kabar lisan dari satu orang kepada orang lain, Agung Paramarta, permaisuri, dan seluruh punggawa Krendobumi telah ditumpas Badas Wikatra!

“Kabar yang tidak masuk akal,” gumam Suro Joyo. “Ayahanda Agung Paramarta itu raja yang cerdas. Beliau tidak mungkin mudah diperdaya begitu saja oleh siapa pun. Beliau pastinya juga tidak akan menyerahkan tahta Krendobumi kepada orang lain yang tidak berhak. Aku yang paling berhak menjadi raja Krendobumi mewarisi tahta dari Ayahanada Agung Paramarta.” 

Suro Joyo semangat melangkahkan kaki untuk segera menemui ayah-ibunya. Bukan untuk minta dilantik menjadi raja, tetapi sekadar melepas rindu. Setelah tinggal dua-tiga hari, Suro Joyo berencana pamit kedua orang tua untuk melanjutkan pengembaraannya. Mengembara sebagai jalan hidup. Mengembara sebagai sarana pengabdian tenaga, pikiran, dan kebaikan untuk alam semesta.

Kini Suro Joyo telah memasuki wilayah Krendobumi. Dia menelusuri Bukit Sunyalaya. Bukit yang memiliki sejarah panjang terkait para pendekar sakti di masa lalu. Bukit ini pernah dijadikan ajang pertarungan antarpendekar sakti untuk memperebutkan gelar pendekar paling hebat ratusan tahun silam. 

Di bawah bukit ini ada lembah yang menganga lebar. Orang menyebutnya Lembah Maut Siungbowong. Lembah yang telah banyak memakan korban para pendekar hebat ketika lengah dalam pertarungan melawan musuhnya. Ketika lengah, dia tergelincur masuk lembah yang sangat dalam. Batu cadas sekeras baja menanti di dasar lembah sana!

Suro Joyo sedang meresapi cerita Ki Panjong, sahabat Maeso Item. Maeso Item salah satu guru Suro Joyo. Ada guru lain yang pernah membekali Suro Joyo dengan berbagai ilmu silat, yakni Trinil Manis. Trinil Manis istri Maeso Item. Dua pendekar aneh ini selama puluhan tahun bersaing untuk menebarkan kehaikan di dunia persilatan.

Ki Panjong pernah bercerita bahwa siapa saja yang lewat Bukit Sunyalaya, tidak boleh lengah walau hanya sekejapan mata. Begitu lengah, maut sudah siap menerkamnya. Perkataan Ki Panjong itu benar-benar dialami Suro Joyo saat ini!

Sebuah pukulan jarah jauh dari arah samping kanan siap menghantam dada Suro Joyo. Sebuah pukulan maut dalam bentuk sinar warna merah membara berbentuk cakra melesat cepat mengarah dada. Suro Joyo kaget bukan kepalang. Pukulan maut itu sepertinya berasal dari orang yang memiliki ajian sakti yang sangat dikenalnya, Ajian Rajah Cakra Geni!

Suro Joyo melemparkan tubuhnya ke kiri untuk menghindari pukulan jarak jauh yang mematikan itu. Tubuh Suro Joyo terlempar di bebatuan, sinar merah berbentuk cakra menghantam batu hitam sebesar gajah. Batu hitam hancur berkeping-keping diiringi suara ledakan yang memekakkan telinga.

“Ajian ini milikku!” gumam Suro Joyo lirih, yang hanya bisa didengar diri sendiri. “Mana mungkin ada orang lain yang mampu menguasai ajian itu? Kata guru, Ki Maeso Item, di jagat raya ini hanya hanya ada satu orang yang memiliki Ajian Rajah Cakra Geni, yakni beliau. Setelah beliau mewariskan ajian itu padaku, maka tidak ada orang lain yang bisa memilikinya.”

Namun kenyataannya, ada orang lain yang kini bersembunyi di balik bebatuan, memiliki ajian milik Suro Joyo. Suro Joyo pelan-pelan berdiri sambil memandangi debu yang beterbangan di udara. Dia edarkan pandangan ke segala penjuru untuk mewaspadai berbagai kemungkinan. Matanya menyipit karena terpaan sinar matahari yang terik memanggang bumi.

“Hei..., Kisanak..., jangan bersembunyi seperti pengecut yang takut ketahuan kelicikannya!” ejek Suro Joyo. “Kalau kamu laki-laki, tunjukkan kejantananmu! Kalau kamu perempuan, tunjukkan kebetiaanmu!”

Suro Joyo pasang kuda-kuda sambil mengumpulkan segala ingatan tentang para pendekar silat di jagat luas ini. Siapa orang yang mampu memiliki Ajian Rajah Cakra Geni selain dirinya?

“Kisanak Suro,” kata Ki Panjong saat bersama Suro Joyo di Gunung Sumbing beberapa waktu silam, “hati-hati terhadap seorang pendekar sangat licik bernama Badas Wikatra. Pendekar keji dari golongan hitam itu bisa menyamar sebagai siapa saja. Dia punya ajian mantra mahasakti tiada duanya. Dengan ajiannya, Badas bisa menyamar sebagai siapa saja. Ketika menyamar, Badas juga bisa memiliki kesaktian yang sama seperti yang dimiliki orang yang disamarnya. Kalau Badas menyamar sebagai dirimu, dia juga memiliki segala kesaktian yang kamu miliki!”

Suro Joyo tersenyum senang setelah ingat pesan dari Ki Panjong. “Hehehe..., aku sudah tahu siapa dirimu, Kisanak! Kamu sebenarnya seorang laki-laki tua yang dulunya pemimpin Perdikan Tirtawisa berpangkat adipati. Dulunya Tirtawisa termasuk wilayah Kerajaan Krendobumi. Oleh leluhurku, Tirtawisa diubah menjadi tanah perdikan. Sebuah wilayah yang bebas, merdeka, mandiri, tidak terikat dengan wilayah mana pun. Hal itu dilakukan leluhurku atas jasa-jasa leluhurmu dalam memajukan Kerajaan Krendobumi.”

“Tapi sayangnya,” lanjut Suro Joyo, “sejak Perdikan Tirtawisa di tanganmu berubah menjadi wilayah yang membahayakan wilayah sekitarnya. Tirtawisa terletak di perbatasan antara Kerajaan Krendobumi dengan Kerajaan Wanabisala. Luas wilayah Tirtawisa hanya seperatus dari wilayah Krendobumi. Tapi aku tahu, berkat kelicikanmu, beberapa waktu lalu, kamu serang Kerajaan Wanabisala. Wanabisala menjadi wilayah Tirtawisa. Wanabisala di bawah kekuasaanmu. Hebat! Sungguh hebat dirimu, Badas Wikatra!”

“Huahaha hahaha...!” tawa keras terdengar membelah kesunyian bukit bersamaan munculnya sosok pendekar muda berpakaian serba putih. “Memang cerdas sekali kamu, Suro Joyo alias Suro Sinting, muehehehe...!”

Suro Joyo terlonjak kaget melihat tampilan sosok Badas Wikatra. Badas bukan terlihat sebagai sosok pendekar tua berkulit hitam, wajah sangar mengerikan. Badas tampil sebagai sosok Suro Joyo berpakaian serba putih. Sedangkan Suro Joyo sejati sekarang mengenakan pakaian berwarna serba merah.

“Tidak usah kaget, Suro Joyo!” kata Badas sambil tertawa-tawa persis seperti tawa Suro Joyo sejati. “Kini saatnya kamu menyusul orang tuamu, hiaaat!”

Dari kedua telapak tangan Badas melesat sinar merah membara berbentuk cakra. Dua gumpalan sinar merah mengarah Suro Joyo. Ajian Rajah Cakra Geni dari Badas siap menghancurleburkan tubuh Suro Joyo!

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Hutan Jiwangkara Penuh Bahaya

    “Hati-hati kalau mau bangun!” Bigar memperingatkan. “Kondisimu masih lemah. Kata Ki Tambung, butuh tiga hari lagi untuk pemulihan.”Suro Joyo kembali berbaring karena merasa kepalanya pening ketika tubuhnya digunakan untuk bangun.“Tentang sebutan legenda beku, bisa diartikan bebas sesuka hati,” ucap Bigar. “Yang jelas, nama Ki Tambung sebagai Pendekar Penakluk Naga Merah terkenal di seluruh penjuru jagat, tapi tidak banyak orang yang mengenal Ki Tambung secara pribadi. Sifat diam yang melekat pada beliau membuat orang lain kesulitan untuk mendekatinya. Orang-orang merasa sulit untuk mengenal Ki Tambung secara mendalam.”“Sebentar, Paman ..., saya ingat pengakuan Ki Panjong,” sela Suro Joyo. “Ki Panjong mengaku pernah berguru pada Ki Tambung untuk menguasai beberapa jurus silat yang termasuk langka. Hanya Ki Tambung yang memiliki jurus-jurus itu. Salah satu jurus yang didapat dari Ki Tambung, Jurus Cicak Merayap Batu. Dengan jurus itu, Ki Panjong bisa merayapi tebing setinggi apa pun

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Pendekar Bisu Legenda Beku

    Suro Joyo tidak menyangka warna pakaian yang dia kenakan merupakan pertanda maut akan datang menjemput. Warna merah yang dia maknakan sebagai lambang keberanian, kini berubah menjadi warna yang menandakan kematian. Sebuah kenyataan yang bertolak belakang dengan keinginan.“Huahaha hahaha..., aku akan menjadi penguasa baru di dunia persilatan!” terdengar gelak tawa dan ungkapan kegembiraan dari Badas Wikatra. “Bermula dari tanah perdikan yang kecil bernama Perdikan Tirtawisa. Meluas dengan bertambahnya wilayah Kerajaan Wanabisala. Dan sekarang..., Kerajaan Krendobumi telah berada dalam genggaman kekuasaanku. Tak lama lagi seluruh kerajaan di wilayah sekitar Krendobumi akan kubuat bertekuk lutut. Pada gilirannya nanti, seluruh kerajaan di alam semesta akan berada dalam rengkuhanku, huahaha hahaha...!”Sayup-sayup Suro Joyo masih mampu mendengar gelegar suara Badas Wikatra. Perkataan Badas yang menunjukkan kegembiraan dan kemenangan membuat perasaan Suro Joyo makin menderita. Betapa tida

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Jatuh ke Dasar Lembah Kematian

    Secara naluri, Suro Joyo sejati merasa muak dan mual melihat sosok Badas Wikatra yang mewujud sebagai dirinya. Wajah asli Badas terbungkus ketampanan wajah Suro Joyo. Selain itu, dengan meminjam wajah Suro Joyo, Badas berhasil menipu daya seluruh rakyat Krendobumi saat malam pengangkatan Suro Joyo jadi-jadian menjadi raja di Krendobumi.Sebagian besar rakyat Krendobumi memang mudah ditipu dengan tampilan wajah bersih dari seseorang yang punya kepentingan untuk meraih kekuasaan. Badas punya ambisi menjadi raja di Krendobumi. Maka dia menggunakan ajian malih rupa untuk mengubah tampilan wajah dan fisiknya menjadi Suro Joyo. Suro Joyo, pewaris tunggal yang sah tahta Krendobumi tentu saja dielu-elukan seluruh rakyat Krendobumi. Ketika Badas menyamar sebagai Suro Joyo, mendapat perlakuan istimewa dari orang tua Suro Joyo, semua punggawa, dan seluruh rakyat Krendobumi.Kesempatan emas itu dimanfaatkan Badas untuk menggapai ambisi secara mudah dan cepat. Tanpa melalui peperangan. Cukup denga

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Kekejaman Badas Wikatra

    Ada kekacauan dalam pikiran Suro Joyo ketika Badas mengucapkan diri putra mahkota Krendobumi itu tiba waktunya menysul kedua orang tua. Apa maksud di balik perkataan Badas? Itu yang yang mengganggu pikiran Suro Joyo.Namun Suro Joyo tidak ada kesempatan untuk memiliki makna perkataan Badas. Kini maut ada di depan mata. Dua gumpalan merah membara berbentuk cakra siap menghancurkan Suro Joyo!Hanya satu tindakan yang bisa dilakukan Suro Joyo, menangkis ajian lawan dengan ajian yang sama. Cepat tangan kanan Suro Joyo menyorong ke depan dengan telapak terbuka. Dari telapak tangan Suro Joyo meluar sinar merah membara berbentuk cakra. Sinar merah itu menyongsong sinar serupa berjumlah dua buah dari Badas.Terjadi benturan keras disertai suara ledakan membahana memenuhi alam sekitarnya. Akibat benturan, ada pukulan balik ke masing-masing penyerang. Pukulan balik kembali ke pihak Badas dan Suro Joyo. Badas terlihat berdiri tegar ketika hantaman balik menerpa. Sedangkan Suro Joyo terlempar ke

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Serangan Maut Badas Wikatra

    Setelah berhasil menyelesaikan kewajibannya di Kerajaan Pulungpitu, Suro Joyo ingin melanjutkan pengembaraannya. Mengembara ke segala penjuru jagat raya untuk menebarkan kebaikan. Namun dia tiba-tiba merasa rindu orang tuanya. Dia berencana kembali ke tempat asalnya, Istana Kerajaan Krendobumi.Suro Joyo putra mahkota Kerajaan Krendobumi yang dipimpin Agung Paramarta. Beberapa tahun silam Agung Paramarta ingin menyerahkan tahta kepada Suro Joyo. Waktu itu Suro Joyo menolak secara halus dengan alasan ingin mengembara terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman hidup. Itu hanya alasan. Padahal Suro Joyo memang tidak berminat menjadi raja. Dia lebih memilih mengembara sebagai jalan hidup untuk melakukan kebaikan terhadap seluruh alam semesta.Orang-orang di dunia persilatan menganggap Suro Joyo pendekar yang aneh. Mengapa dia menolak menjadi penguasa? Mengapa Suro Joyo tidak mau menjadi raja? Jawabannya hanya Suro Joyo yang tahu. Yang jelas, dia pernah berkali-kali mengatakan kepada par

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status