Share

5. Persiapan Perceraian

Author: Vanilla
last update Last Updated: 2023-10-20 17:02:14

"Sil, ini dokumen yang dibawa pengacara, semua berkas sudah lengkap. Kepemilikan atas Mahar yang dibawa Leon saat itu sudah diperiksa. Tidak ada pengalihan sama sekali, suratnya hanya ditandatangani tanpa diproses. Pengacara kita bergerak cepat, semua sudah beres, transfer sudah dilakukan. Sisa yang satu ini." jelas Nana sembil menyerahkan map coklat dari sekian banyak map berkas yang dibawanya.

Sesiliana meraih map itu, membukanya, membaca sekilas namun jelas, lalu menandatanganinya.

"Bagaimana perkembangannya? Mereka sudah mulai mengambil tindakan?"

"Ya, mereka berniat untuk melakukan Klarifikasi pada media, juga mengajukan tuntutan pada penyebar berita. Mereka bekerjasama dengan pihak rumah sakit untuk memalsukan hasil pemeriksaan Tuan Leon sebagai Alergi."

"Bagaimana hasil pemeriksaan mereka berdua? Minta Dekan rumah sakit mengirimkan salinan asli."

"Baik."

"Perhatikan tindakan orang orang disekitarnya, perbuatan mereka bukan sesuatu yang bisa kumaafkan. Lagipula Sampah harus dikembalikan ke tempatnya!"

"Sejak awal seharusnya mereka tahu konsekuensi tindakannya. Tapi, sebagai subjek penelitian, nona akan menyeret mereka ke Laboratorium?" Tanya Nala yang sejak tadi hanya mendengarkan disamping.

Sayangnya, pertanyaan itu benar-benar mengerikan. Nana yang mendengarnya mendelik tajam pada sahabatnya itu, Nala menyukai eksperimen ia tahu itu. Tapi, menjadikan manusia sebagai subjek penelitian itu tidak dapat diterima siapapun.

"Nala, jangan pernah pikirankan itu!" Sesil menengur sambil menghela nafas pada asisten Laboratoriumnya itu. Hanya sedikit orang yang tahu jika Nala, salah satu pendamping yang dipilih keluarganya itu sangat suka bereksperimen. Meskipun, eksperimen mereka menggunakan obat obatan herbal, juga bertujuan untuk pemulihan kesehatan. Mereka tidak pernah menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan.

Kebijakan Laboratorium dan Lembaga penelitian Arnawan sangat mendetail dan transparansi metode juga kerjasama saling menguntungkan antara pasien dan pihak mereka. Meskipun itu terbatas untuk diketahui oleh pihak terkait dan pemerintah. Itu juga salah satu mengapa keluarga Arnawan sangat kokoh dan memiliki koneksi yang kuat.

Leon dan Denia satu satunya pengecualian.

Menjadikan mereka kelinci percobaan hanya salah satu dari awal balas dendamnya.

"Bagaimana dengan bukti lainnya? Periksa secara detail, aku yakin saat Leon kembali, dia akan berusaha mempertahankan argumennya sendiri." jelas Sesil.

"Nara dan Naza sudah mengumpulkannya. Tunggu sebentar akan kupaparkan satu persatu, coba perhatikan jika ada yang terlewat." Nana mengeluarkan map merah tebal dari tumpukan map berkas yang dibawa sebelumnya.

"Untuk perselingkuhan mereka, Pada usia pernikahan 3 Leon bertemu Denia, 6 bulan pernikahan Denia resmi tinggal di apartemen milik Leon, menjadi salah satu asisten sekaligus sekretaris Leon. Bertugas mendampingi Leon setiap perjalanan dinas baik dalam juga luar negeri. Tanggal, tempat, juga foto dan video ada di email juga fd ini. Juga…" Nana berhenti setelah Sesil menghentikannya.

"Tunggu sebentar, Na. Maksudmu semuanya?" Sesil mengangkat alisnya mendengar uraian Nana, nampaknya efisiensi kerja Tim mereka diluar ekspektasinya.

"Ya, semuanya. Nara mendapatkan semua foto dan video sejak mereka bersama. Mulai dari pertama kali mereka bertemu, Video kebersamaan, juga aktivitas intim mereka. Sampai yang terjadi kemarin juga ada dan lengkap. Selain itu, bukti percakapan dan video Pelayan, Kepala pelayan Tomi, Putri kepala pelayan, dan Pengawal. Untuk kasus perusahaan, ada percakapan dan video. Nyonya tua Panetta, Paman ketiga Panetta dan Leon tentunya." jelas Nana.

"Ada juga sampel obat obatan yang mereka berikan untukmu sudah keluar. Butuh waktu yang lama untuk pemeriksaan obat terakhir yang mereka berikan kali ini. Jika sebelumnya obat penghancur rahim, dan halusinogen. Yang terakhir ini adalah Narko** jenis terbaru, seperti dugaanmu sebelumnya. Efeknya tidak perlu kupaparkan intinya, mereka ingin membunuh perlahan." Nala menimpali.

"Nyonya tua pasti dibelakang mereka semua, sejak awal ia sudah terlihat tidak menyukaiku. Jika Leon serius dengan pernikahan ini sejak awal, mereka, apalagi bawahannya tidak akan seberani itu."

Sesil menyimpulkan, jika Leon menginginkan Jaringan Keluarga Arnawan maka, Nyonya Tua menginginkan hidupnya. Bukan sekali atau dua kali ia melihat kebencian dimata wanita tua itu.

Alasan Pernikahan ini sejak awal adalah Keserakahan Panetta. Koneksi jaringan Keluarga Arnawan yang menggiurkan, belum lagi adanya perlindungan terhadap Keluarga Arnawan dari pihak Negara. Banyak yang berspekulasi tentang kerjasama Arnawan dan Pemerintah tapi, tidak ada yang mengetahui dasar hubungan yang membuat Pemerintah melindungi keluarga Arnawan. Hanya sedikit yang mengetahui itu, bahkan beberapa tetua Arnawan tidak mengetahuinya.

Pernikahan ini seharusnya berakhir sejak lama. Toleransinya sudah berakhir saat Orang itu mengirim bukti kejadian waktu itu. Meskipun ia masih belum bisa memaafkan ataupun mendengar penjelasannya. Ia masih mengenal karakter Orang itu, dan juga ditambah bukti yang dikumpulkannya sendiri.

Menghembuskan nafas berat, Sesil akhirnya menatap lembar kertas di tangannya. Ya, surat pengajuan gugatan cerai ke pengadilan agama yang telah ditandatangani oleh-nya.

Sekarang, saatnya menghadapi para sampah yang berangan-angan tinggi.

***

Ditempat lain tidak jauh dari tempat Sesil berada, Naza menghubungi Aldrin menjelaskan perkembangan rencana Nona. Ia telah bertindak sebagai jembatan antara keduanya secara diam diam. Meskipun ia tidak mengatakan yang sebenarnya pada Nonanya tentang keberadaan orang yang tengah dihubunginya, ia tidak mempertimbangkan yang lainnya, karena ia tahu Orang itu tidak akan menyakiti Nonanya.

"Sesuai instruksi anda sebelumnya, kami mengumpulkan bukti serta saksi setiap kejadian yang menimpa Nona, saya sudah mengirimkan salinan bukti kepada Anda, saat ini kami hanya menunggu pengaturan selanjutnya."

"Tim mendeteksi pergerakan dari salah satu teman kerjasama PnT Company dari 2 tahun yang lalu, mereka sepertinya merencanakan untuk menyusup ke Laboratorium Arnawan. Mereka telah mencoba mengembangkan obat obatan selama setahun terakhir ini secara sembunyi-sembunyi. Sampaikan informasi ini pada Lili, ia tahu apa yang harus dilakukan." jelas Aldrin.

"Baik." jawabnya singkat, lalu menutup telepon.

Aldrin saat ini sedang menunggu pemeriksaan dan suntikan obat untuk hari ini. Dokter pribadinya selalu datang setiap 2 hari sekali, ia menolak melanjutkan perawatan dirumah sakit, jadi ia lebih memilih keluar dan mengatur dokter pribadinya.

"Kenapa dokter belum datang?" tanya Aldrin.

"Kami baru saja mendapat telpon kalau dokter tidak bisa datang jadi, ia meminta adiknya untuk menggantikannya. Ia juga spesialis jantung, anda telah bertemu beberapa kali sebelumnya."

Pengawal itu menjelaskan, meskipun ia sangat takut, ia harus tetap menyampaikannya.

"Apakah semudah itu melemparkan pasien pada dokter lainnya begitu saja?"

Jawaban ini sudah menjadi dugaan pengawal itu. Tuan mudanya membenci orang orang yang tidak relevan muncul didepannya, apalagi mereka yang berniat menjilat padanya, belum lagi jika wanita yang muncul, mereka tidak jauh dari menggoda untuk naik ke ranjang Tuan muda.

Tidak sampai beberapa saat, pembantu rumah tangga datang bersama seorang wanita cantik, mengenakan jas dokter putih, dan riasan tipis. Meskipun ia terlihat menawan tetapi mata seseorang seperti cermin. Mereka bisa melihat perhitungan dimatanya, postur tubuhnya sangat kaku, jelas ia ingin membuat dirinya terkesan anggun.

Sayangnya, pria yang ingin ia goda bukanlah pecinta kecantikan, semenarik atau secantik apapun wanita yang muncul di depannya, tidak akan berkesan apapun, hanya jijik dan mual.

"Bawa wanita itu keluar, sekarang!" Titah Aldrin dengan mata dingin.

Pengawal itu berdecak dalam hati.

'Benarkan, selalu seperti itu, selain nona Sesil, wanita lain tidak ubahnya hanya anjing yang akan diusir begitu saja oleh Tuannya.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Buanglah Suami Pada Pelakornya   46. Tamat.

    Mata Sesiliana berbinar indah, menatap tak percaya pada hamparan di depannya, ada lembah bunga mawar merah berbentuk hati yang sangat besar di depannya. Disisinya ada rangkaian tulisan ‘Will you marry me?’Sesiliana tertawa melihatnya, baru kemarin ia meledeknya jika ia memintanya menikah tanpa melamar, namun yang dilakukannya benar-benar spektakuler, ia tak tahu siapa yang memberinya saran lamaran seperti ini.“Apa ini proposal lamaran kak Al?”Turun dari punggung kuda dengan Aldrin memeluknya. Tawa manis terdengar diiringi hembusan angin yang membawa aroma bunga membuat hati Aldrin terasa sangat manis.Sembari memeluknya dari belakang, menyaksikan ia memandangi hamparan didepannya.“Apa kamu menyukainya?” Aldrin tidak menjawab pertanyaannya malah bertanya kembali padanya.Dengan anggukan kepala dan senyum lebar sebagai jawaban, tiba-tiba 3 helikopter terbang membentuk segitiga lalu kelopak bunga beterbangan dilepaskan dari helikopter tersebut.Pemandangan itu sangat indah, Sesiliana

  • Buanglah Suami Pada Pelakornya   45. Kematian Matheo

    Aldrin memeluk Sesiliana, menikmati waktu berdua di sela kesibukannya akan masalah mereka. Aldrin membenamkan wajahnya di leher Sesiliana, menghirup aroma yang selalu menjadi candu baginya. Setelah pertemuan dengan para Ayah mereka, Aldrin mengikuti Sesiliana untuk kembali ke Villanya. Bagi Aldrin tinggal masalah waktu sebelum akhirnya ia bisa memiliki gadisnya, menjadikannya istrinya.“Setelah semuanya selesai, maukah Lili menikah dengan Al?”Aldrin memecah kesunyian di antara mereka dengan pertanyaan yang mengejutkan.Sesiliana terkejut sesaat kemudian tertawa.“Hahaha kak Al bahkan belum melamar Lili, lalu kak Al mau langsung begitu saja menikah gitu, oh tidak bisa, tidak semudah itu!” Ada kebahagiaan yang terlintas di mata Sesiliana, senyum dalam tawanya yang sengaja menggoda Aldrin sangat cemerlang. Aldrin yang tadinya serius tidak dapat menahan tawa mendengar lelucon dan keluhan yang dilontarkannya. Aldrin menatap gadis dipelukannya, masih seperti dulu seberapa pun berubahnya

  • Buanglah Suami Pada Pelakornya   44. Solusi

    Sesiliana memandang Andra, Arkan dan Aldrin, sebelum akhirnya mengatakan keputusannya, ia juga mengeluarkan bukti-bukti yang diserahkan Mili.Mereka membacanya bergantian, raut wajah mereka pun berubah semakin suram.Sesiliana yang melihatnya lalu tersenyum, ia mengerti kemarahan mereka.“Sesil tahu Ayah, paman dan kak Al marah tapi kesalahan tidak serta-merta semua milik para paman, ada dalang sebenarnya dari semua yang terjadi. Mili tadi menjelaskan kalau memang saat mereka berkumpul terakhir kali, keluarga Panetta, paman kedua dan ketiga Madrean, paman Ahnan dan terakhir Matheo. Dari mereka semua memang terkesan keluarga Panetta yang menjadi pemimpin tapi sebenarnya mereka hanyalah bidak otak dari semua ini adalah Matheo. Matheo, Denia dan istri paman kedua dan ketiga Madrean saling terkait. Para istri paman mempengaruhinya dari hasutan orang-orang suruhan Denia sedangkan Denia sendiri adalah kekasih Matheo.” Melihat mereka mencerna penjelasannya, Aldrin yang telah menyimak akhirn

  • Buanglah Suami Pada Pelakornya   43. Pendukung

    FlashbackSesiliana yang baru saja akan pergi ke villa Aldrin terhenti karena kedatangan seorang pria dan wanita, tampak mereka berdua lebih muda dari Sesiliana. Sesiliana menatap mereka lekat sebelum akhirnya mengingat mereka dengan baik.“Kakak cantik.” seru gadis yang tampak sangat senang melihat Sesiliana. Dengan langkah cepat menghampiri Sesiliana dengan menyeret pria muda yang datang bersamanya.“Mili, kamu benar benar-benar tidak berubah! Selalu saja menyeret Dwi kemana saja.” ujar Sesiliana yang melihat tingkahnya.“Kakak Sesil.” sapa pria muda yang bernama Dwi.“Wah, kalian bertambah tinggi, dan kamu tambah cantik, kakak gemas melihatmu.” Sesiliana menatap mereka sayang sembari menggosok kepala Dwi lalu mencubit gemas Mili.“Kakak cantik, bisa bicara sebentar?” tanya Mili sedikit takut.“Kakak mau ketemu kak Al sebentar lagi, bagaimana kalau kalian ke villa kakak istirahat sambil tunggu kakak pulang?”“Tidak kak ini penting, cari tempat untuk bicara sebentar.” ujar Dwi.“Oh k

  • Buanglah Suami Pada Pelakornya   42. Penyesalan

    Di ruangan lain ayah Sesil, Arkan sedang duduk sendiri sambil merokok, hembusan asap rokok mengaburkan pandangan, matanya menatap kosong ke depan. Baru saja ia bertemu dengan saudaranya, Ahnan. Tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan keluarga mereka hanya didasarkan atas keserakahan. Senyum miris di bibir Arkan seakan mengejek nama Arnawan yang mereka sandang. FlashbackMenatap satu-satunya saudara kandungnya yang sejak tadi hanya menunduk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Akhirnya Ahnan tidak tahan dengan diamnya saudaranya sejak tadi.“Jika kamu mau menghukum, hukum saja tidak ada yang perlu dikatakan lagi diantara kita, saya tahu dengan sifatmu, kamu pasti sudah tahu semuanya. Jadi tidak perlu menatap ku hanya untuk sekedar mengasihani ku.”“Kenapa? Apa yang diberikan Arnawan tidak cukup untukmu? “ Arkan tidak memperdulikan ucapan Ahnan, tapi bertanya kembali padanya.“Mengapa harus puas jika bisa mendapatkan lebih banyak, setidaknya saya tidak seperti kedua saudara Madrean

  • Buanglah Suami Pada Pelakornya   41. Penyesalan Madrean.

    Matheo menatap Aldrin yang juga menatapnya, entah kenapa Matheo merasa jika Aldrin dapat melihat melalui dirinya, keringat dingin terasa di sepanjang tulang belakangnya. Sejak dulu mereka berteman selalu seperti ini, tidak ada yang benar-benar dapat memahami seorang Aldrin, ketajaman dan kemuliaan di tulangnya membuat mereka yang dekat dengannya selalu merasa rendah dan hal itu lah yang paling dibenci olehnya.Matheo Demias, berasal dari yang hanya sedikit lebih rendah dari Madrean, meskipun tidak sekaya keluarga Madrean tapi keluarganya juga bagian dari lingkungan kelas atas, ia selalu berada dibelakang Aldrin, ia selalu menjadi yang kedua sekuat dan sebesar apapun ia berusaha. Jika Leon secara terang-terangan menjadikan Aldrin saingan, maka ia selalu berada dalam bayang-bayang.Ia ingin melenyapkan Aldrin tanpa harus menyentuh tangannya sendiri, sayangnya orang ini seakan memiliki 9 nyawa. Apapun tindakan yang ia ambil itu seakan tidak berpengaruh apapun padanya, keberuntungannya ad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status