Share

42. Penyesalan

Di ruangan lain ayah Sesil, Arkan sedang duduk sendiri sambil merokok, hembusan asap rokok mengaburkan pandangan, matanya menatap kosong ke depan. Baru saja ia bertemu dengan saudaranya, Ahnan.

Tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan keluarga mereka hanya didasarkan atas keserakahan. Senyum miris di bibir Arkan seakan mengejek nama Arnawan yang mereka sandang.

Flashback

Menatap satu-satunya saudara kandungnya yang sejak tadi hanya menunduk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Akhirnya Ahnan tidak tahan dengan diamnya saudaranya sejak tadi.

“Jika kamu mau menghukum, hukum saja tidak ada yang perlu dikatakan lagi diantara kita, saya tahu dengan sifatmu, kamu pasti sudah tahu semuanya. Jadi tidak perlu menatap ku hanya untuk sekedar mengasihani ku.”

“Kenapa? Apa yang diberikan Arnawan tidak cukup untukmu? “ Arkan tidak memperdulikan ucapan Ahnan, tapi bertanya kembali padanya.

“Mengapa harus puas jika bisa mendapatkan lebih banyak, setidaknya saya tidak seperti kedua saudara Madrean
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status