Share

6. Efek Serum

Nala mencetak hasil pengamatan dokter rumah sakit yang dikunjungi Leon dan Denia.

Beberapa lembar kertas itu secara rinci menjelaskan kondisi tubuh mereka, reaksinya tidak jauh berbeda dari perkiraan mereka.

Tahun lalu, Sesil meneliti Serum Qa11 untuk pengembangan fungsional pria dewasa. Sedangkan Rq21 adalah serum penunjang tubuh untuk wanita, menyesuaikan dan mengembalikan kondisi tubuh wanita. Serum ini juga dibuat untuk para wanita yang mengalami pelecehan. Sebenarnya, Sesil membuat serum ini atas permintaan salah satu pejabat pemerintah yang putrinya mengalami pelecehan. Efek langsung serum ini adalah menyesuaikan kondisi dan mengembalikan kondisi tubuh dan kewanitaan kekondisi semula, walaupun hanya 70 persen efeknya pada tubuh.

Serum Qa11 sangat anti dengan Serum Rq21, itu diketahui saat salah satu staf tidak sengaja mengacau saat Sesil meneliti saat itu. Namun, Karena itu hanya penelitian kecil mereka mengabaikannya. Tidak pernah terpikirkan jika itu benar-benar akan diuji coba dan itu digunakan pada Leon dan Denia.

Nala mengingat kembali saat Nona Sesil membuat keputusan untuk menjadikan mereka kelinci percobaan. Saat itu ia sangat ketakutan, mengingat percakapan mereka.

"Nala, siapkan Serum Qa11 dan Serum Rq21, encerkan dengan perbandingan 70/100. Biarkan itu siap sebelum jamuan makan lusa." Jelas Sesil.

Nala terkesiap saat mendengarnya, dia tahu betul arti dari kalimat Sesil itu.

"Nona, ingin menggunakannya di luar laboratorium?"

Mengencerkan dengan perbandingan itu, berarti akan digunakan untuk manusia secara langsung. Mereka tahu betul jika Serum itu digunakan secara terpisah maka itu akan baik, tetapi jika digunakan secara bersamaan pada 2 orang berbeda yang melakukan kontak, hasilnya pasti mengerikan.

"Ya, Serum itu belum diujinya secara langsung, masih hasil penelitian sementara. Jadi mari kita coba!"

"Nona akan menggunakannya pada mereka?" Nala merasa bulu kuduknya berdiri, mengutuk dalam hati pada pasangan brengsek itu. Entah hal buruk apa lagi yang mereka lakukan, yang sanggup membuat Nonanya membuat keputusan seperti ini.

"Apa yang mereka lakukan sampai membuat Nona sangat marah?" Nala bertanya.

"Mereka tidak sepenting itu untuk bisa membuatku marah padanya, hanya mereka membuatku muak. Gunakan saja sebagai kado balasan dariku." Sesil menanggapi dengan santai, tidak ada jejak apapun wajahnya, hanya rasa jijik yang kentara di matanya.

"Baik, sebentar lagi saya akan ke Laboratorium. Apa ada instruksi lain, Nona?"

"Minta Nari mengambil Serum Rq21, minta ia untuk membuat Denia meminumnya. Untuk yang satunya berikan padaku."

Sesil yang ada dihadapan Nala saat ini sungguh menakjubkan. Sepertinya tidak lama lagi mereka akan menghadapi Panetta secara terbuka.

"Baik, Nona. Saya pergi dulu." Nala undur diri meninggalkan Sesil di ruang kerjanya. Namun, ia tidak langsung pergi, ia mencari Nana untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Na, apa yang terjadi? Mengapa Nona sangat dingin hari ini?"

"Bagaimana lagi kalau bukan pria breng** dan perempuan jala** itu, kalau bulan lalu di acara keluarga Panetta, pelayan memasukkan obat penghancur rahim. Kali ini di pesta mereka masukkan Narkoba jenis terbaru." Nana menjelaskan tanpa bisa menahan amarahnya.

"Sial**, apa mereka masih manusia? Ya tuhan, kalau saja tidak terjadi apa-apa pada Tuan Aldrin, Nona tidak harus menikah dan menderita begini."

"Jangan biarkan Nona mendengar ucapanmu! Lakukan saja perintah Nona."

"Baik, tidak heran Nona menjadikan mereka kelinci percobaan. Menurutku itu masih terlalu ringan, sejak Nona menikah ini sudah kesekian kalinya mereka mencoba mencelakai Nona."

Nala akhirnya mengerti mengapa Nonanya membalas seperti ini.

Ia ingat, Narko** jenis terbaru itu tidak hanya akan menghasilkan efek melayang, tapi juga langsung menghancurkan saraf otak, pemakaian berlebihan akan merusak fungsi seluruh tubuh. Tidak ada bedanya menjadikan manusia menjadi zombie hidup.

Keluarga Panetta semakin intens untuk mencelakai Nona, dan itu sangat mematikan.

Malam itu juga Nala mendatangi Sesil di Villa yang ditempatinya bersama Leon. Di dalam kamar yang tepat berada di sebelah kamar utamanya bersama Leon. Sesil sedang bersandar nyaman dengan makanan penutup kesukaannya diatas meja.

Sejak memasuki kamar itu, perhatian Nala teralihkan pada kaca tembus pandang satu arah yang menjadi penghalang kamar. Bukan karena pemandangan yang megah kamar sebelah atau karena mahalnya kaca itu yang malah dijadikan kaca pembatas.

Tapi, pemandangan kacau juga panas kamar sebelah. Jika ada yang melihatnya mereka mungkin akan sangat terkejut. Bagaimana tidak di kamar sebelah Leon tengah bergulat panas di ranjang bersama seorang wanita yang tampak persis dengan Sesiliana.

Postur tubuh, wajah, suara, semuanya sama kecuali aura dingin dan tajam Sesil. Bisa dipastikan sangat sulit membedakan mereka jika berdiri bersama.

"Wah, keterampilan Nari semakin luar biasa. Ck..ck..ck.. bisa dipastikan ia akan membuat Leon tidak sadarkan diri malam ini." Nala dengan santai mengomentari wanita di ranjang kamar sebelah.

"Ya, malam ini ia sangat aktif. Bahkan dibawah bantalnya sudah ada jarum suntik yang kamu kirim sore tadi." Sesil menimpali. Dan malam itu setelah pertempuran panas Nari menyuntikkan serum itu.

Sedangkan di sebuah apartemen mewah di pusat kota. Denia, wanita simpanan Leon tengah memanjakan diri dengan menikmati malam panas bersama tetangga apartemennya. Dengan lugas dan bina* mereka bercinta dengan panas, jelas ini bukan pertama kalinya mereka melakukannya. Terlihat jelas betapa bersemangatnya ia menunggangi pria itu. Tidak pernah terlintas jika malam itu akan menjadi awal masa kelamnya.

"Halo, serum itu sudah bereaksi, wanita itu sedang menghabiskan waktunya dengan pria yang tinggal disamping apartemennya."

Seorang pria dengan penampilan biasa tampak menelpon seseorang dan melaporkan pengamatannya melalui telpon.

Ia adalah salah satu pengawal yang bertugas memantau setiap tindakan Denia.

"Terus awasi, tetap waspada terhadap siapapun. Laporkan perkembangan apapun ditempat." jawab Nala.

"Baik, laksanakan." jawab pengawal itu. Iapun menyingkir dan kembali ketempatnya biasa mengawasi.

Lain halnya dengan Denia saat ini, ia merasa tubuhnya selalu terasa panas, ia tidak puas dengan percintaannya dengan Leon sebelumnya, apalagi setelah adanya masalah berita viral itu. Kesal tanggapan Leon padanya terkesan menyalahkan dirinya. Karena itu sepulangnya, ia menghampiri Pria blasteran Afrika disamping apartemennya. Meskipun ia berkulit agak gelap tetapi goyangan maupun juniornya sangat mengesankan.

Jangan salah dirinya yang suka bermain sana sini. Baginya para pria hanya untuk kehangatan dan uang.

Prioritas utamanya saat ini memang untuk menduduki posisi Nyonya Panetta, tapi kesenangannya juga tidak bisa dikesampingkan. Ia suka tatapan memuja para pria itu padanya, ia suka perasaan menjadi ratu yang dipuaskan pria.

Percintaan panas itu berlangsung lama, namun yang tidak diketahuinya, selera sek*nya semakin bertambah, ia selalu merasa kosong, ia menginginkan belaian lebih dari itu.

****

"Efeknya seperti yang dikemukakan Nona sebelumnya. Denia semakin liar, pria yang bersamanya adalah pria yang anda minta sebelumnya, kami tidak perlu turun tangan sebelum pria itu menggodanya sendiri. Ia juga merekam semuanya dan mengirimkan pada kami."

Salah satu pengawal terpercayanya melaporkan tindak lanjut dan pengawasan mereka pada Denia setelah pemberian Serum Rq21.

"Hal apa yang dilakukan wanita itu sampai Lili semarah ini?"

"Denia mencoba meracuni Nona Sesil dengan penghancur rahim, setelah tidak berhasil, lalu…mempengaruhi wanita tua Panetta untuk memberikan Obat terlarang."

Penjelasan pengawalnya membuat Aldrin diambang amukan, ia tahu yang pertama, itu terjadi sebelum ia kembali, tetapi yang terakhir ia tidak tahu sama sekali.

"Kapan itu terjadi? Mengapa tidak ada yang menyampaikan padaku?"

"Saat itu anda menjalani operasi lanjutan, dokter berpesan untuk tidak membuat emosi Anda berubah, kondisi anda tidak memungkinkan untuk berfluktuasi, maaf kamu tidak bermaksud menyembunyikannya, tetapi setelah anda membaik, anda memutuskan untuk kembali secepatnya, bawahan lupa untuk melaporkannya."

"Pergi dan dapatkan hukumanmu."

Aldrin menutup mata, mengatur nafas dan menenangkan dirinya sendiri.

Pengawal itu sendiri mematung sesaat, tidak pernah terpikirkan jika Tuannya tidak menghukumnya secara keras seperti biasanya, melainkan hanya memintanya menerima hukuman di Tim mereka. Ia sudah menyiapkan diri jika ia harus kehilangan dirinya sendiri untuk menerima hukumannya. Ia menyiapkan mentalnya untuk hukuman terberat, syukur Tuanya masih memberinya kesempatan.

Ya, sejak kejadian yang menimpan Tuannya, emosinya sangat ekstrim, bukan hanya itu tetapi kewarasannyapun diambang batas.

Mengetahui pernikahan Nona Sesil adalah pemicu utamanya. Hari itu jika Tuannya tidak pingsan karena kondisinya, mereka sungguh tidak tahu harus berbuat apa. Untung saja setelahnya Ayah Tuan datang, entah apa yang disampaikan pada Tuannya yang membuatnya tenang, tapi sejak itu aura Tuannya semakin suram dan gelap, perintah dan tindakannya semakin kejam.

Pentingnya Sesiliana bagi Aldrin tercermin dari kejadian tersebut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status