공유

BAB 7

작가: Pena Ertha
last update 최신 업데이트: 2023-12-18 22:07:18

“APA KAMU BILANG?! Dasar wanita kampung tidak tau diri! Belajarlah menata rumahmu supaya kamu bisa menata hidupmu yang tidak jelas itu.”

Tangan Naomi terkepal hingga buku-buku tangannya memutih, menahan luapan amarah yang ingin ia tumpahkan pada mertuanya yang suka ikut campur itu. Ingin sekali Naomi mengungkap kelakuan bejat putranya yang selalu dibangga-banggakannya itu. Tapi untuk apa? Mertuanya pasti akan tutup mata akan hal itu dan malah balas menyerang Naomi.

“Sudahlah tidak ada gunanya berbicara denganmu, jadilah istri yang baik kalau kamu masih ingin menjadi menantuku.” Kamila mendengus, menatap sinis ke arah Naomi lalu beranjak pergi sambil menutup pintu masuk kuat-kuat.

Naomi sontak tersentak. Hatinya yang sudah hancur berkeping-keping karena Pandu kini semakin remuk tak bersisa karena mertuanya.

Sejak pertama kali bertemu dengan Naomi, Kamila memang sudah tidak menyukainya. Sebab Naomi bukanlah anak dari keluarga kaya melainkan dari keluarga sederhana di desa. Kamila tidak menyetujui hubungan Pandu dengan Naomi. Karena itu Kamila selalu bersikap buruk kepada Naomi di belakang Pandu.

Bulir demi bulir air mata mengalir deras, menyuarakan kepedihan di hati Naomi. Sudah cukup sabar Naomi selama ini menahan semua luka yang ditorehkan Kamila padanya demi menghargai Pandu. Tapi ternyata Pandu juga malah menyakitinya.

Naomi bertanya-tanya apa kekurangannya atau apa kesalahannya hingga Pandu harus berselingkuh darinya? Naomi tidak mengerti.

“Kakak pucet banget, apa kakak sakit?” tanya Hana yang merupakan karyawan kepercayaan Naomi.

Naomi hanya membereskan rumahnya dan langsung pergi ke butik. Ia tidak tahan berdiam diri di rumah lama-lama meskipun tubuhnya sangat lemas.

“Kamu ga perlu khawatir. Oh ya pesanan Pak Anton sudah dikirim?” tanya Naomi mengalihkan pembicaraan.

“Sudah kak. Oh ya tadi ada yang mengantarkan ini untuk kakak.” Hana memberikan dua buah kantung kepada Naomi.

Harum! Itu yang terbersit di benak Naomi begitu Hana memberikan kantung itu padanya. Ternyata saat dilihat salah kantung itu berisi donat dan pastry yang terlihat sangat lezat hingga membuat perut Naomi keroncongan seketika. Kantung yang lain berisi beberapa vitamin dan obat lambung.

“Dari siapa ini?”

“Aku belum pernah melihatnya kak tapi dia seumuran kak Pandu...” tiba-tiba Hana menghentikan ucapannya, ia malah tersipu malu dan tersenyum-senyum. “Dia tampan dan wangi kak.”

Kening Naomi berkerut. Naomi tidak memiliki banyak teman pria apalagi setelah lulus kuliah dia hampir tidak pernah berhubungan dengan teman-teman prianya. Pria mana yang sangat perhatian memberinya camilan serta obat-obatan itu?

Di tengah-tengah waktu berpikirnya tiba-tiba gawai Naomi berbunyi singkat tanda pesan baru saja masuk.

“Makanlah dan minum vitaminnya dengan teratur. Tidak perlu khawatir obat itu aku beli dengan resep dari dokter semalam.”

Pesan itu dari Dimas. Lagi-lagi pria itu. Selera makan Naomi mendadak menguap. Bukan Naomi tidak menghargai kebaikan pria itu, tapi Naomi merasa yakin kalau semua ini Dimas lakukan demi membujuknya agar mau bekerja sama untuk membalas dendam pada Pandu dan Maya.

“Bawa saja untuk camilan kamu dan yang lainnya.” Naomi kembali memberikan salah satu kantung berisi donat dan pastry.

“Tentu saja kakak tidak akan memakannya kalau bukan dari kak Pandu. Kalau gitu makasih ya kak.”

Setelah itu Hana keluar dari ruangan Naomi dengan perasaan riang karena mendapat camilan gratis. Sangat berbanding terbalik dengan Naomi yang terlihat kesal. Naomi kembali merogoh gawainya dan langsung menghubungi Dimas.

Mau bagaimana pun Naomi harus menghentikan Dimas karena yang ia lakukan tidaklah benar.

“Berhentilah menggodaku, aku tidak akan berubah pikiran dan berselingkuh denganmu!” cecar Naomi begitu panggilannya terhubung dengan Dimas.

Suara kekehan dari pria itu terdengar dari ujung sana. “Sepertinya kamu lupa apa yang aku katakan sebelum kita berpisah pagi ini.”

“Untuk apa juga—.”

“Tapi berhubung kamu terus mengaitkan semua hal dengan rencana gilaku itu aku jadi ingin mewujudkannya—.”

“Dimas kamu hanya emosi—.”

“Kita lihat seberapa kuat dirimu untuk tidak bekerja sama denganku. Aku akan membuatmu melakukannya dengan suka rela, lihat saja nanti.”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 38

    Tangan Naomi mengepal kuat hingga buku-buku tangannya memutih, rahangnya mengeras, air matanya jatuh tanpa Naomi sadari. “Brengsek!” Gumam Naomi. “Ayo Nom, kita—.” Dimas yang baru tiba sontak terdiam begitu melihat sikap Naomi. Dimas memerhatikan arah pandangan Naomi dan berusaha mengikutinya. ‘Astaga! Apa yang dia lihat?!’ batin Dimas. Dimas segera mengambil benda pipih canggih itu, tapi Naomi berhasil mencegahnya dan meraih gawai milik Dimas lebih dulu.“Nom....” Ucapan Dimas tertahan karena Naomi mendadak memelototinya, rasa cemas bercampur takut berdesir dari pembuluh darah Dimas. Tanpa banyak berbicara Naomi menarik pria itu keluar dari restoran dan berjalan menuju tempat yang sepi dengan terburu-buru.“Kamu memata-matai mereka?” tanya Naomi. Dimas mengembus napas berat, seperti yang ia duga ternyata benar Naomi melihat pesan dari salah satu temannya yang bekerja di agensi yang sama dengan Pandu dan Maya.Sejak mengetahui perselingkuhan Maya dan Pandu, Dimas menghubu

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 37

    Maya melirik ke bagian bawah tubuh Pandu sambil tersenyum nakal.Pandu berdecak lalu menarik tangan Maya hingga wanita itu jatuh di pangkuannya. Kemudian ia tatap kedua mata Maya dengan tatapan yang sangat intens, lalu tanpa banyak berbicara Pandu segera melahap bibir seksi milik Maya. Kedua bibir mereka beradu dengan liar. Mereka terhanyut dalam suasana panas itu tanpa memikirkan apa pun dalam benak mereka.Maya mendesah cukup kuat begitu milik Pandu memasuki area tubuh bawahnya. Pandu dengan cepat membekap mulut sahabatnya itu. “Pelankan suaramu atau kita akan ketahuan,” ujar Pandu. “Bagaimana aku bisa memelankan suaraku kalau kamu seliar ini....” Maya kembali mendesah kali ini ia berusaha menahan kuat suaranya agar tidak bergema terlalu kencang. Maya merasakan sesuatu yang berbeda dari pria itu. Pandu melakukannya lebih liar dari yang biasa sering mereka lakukan. Bahkan ia terus mendorong dengan kuat tanpa henti dan membuat Maya semakin hilang akal. “Kamu melakukannya l

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 36

    “Maukah kamu menemaniku lagi bermain paralayang?”Dimas mengerjap, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Dimas tidak menyangka sama sekali Naomi mau melakukannya lagi, Dimas pikir ini akan jadi yang pertama dan terakhir kalinya, mengingat wanita itu sangat ketakutan sebelumnya.Senyuman kembali merekah di wajah Dimas, “Tentu saja aku bersedia.”Akhirnya Naomi dan Dimas melakukan paralayang lagi dan untuk yang kedua kalinya Naomi terlihat lebih rileks walaupun tangannya masih mendingin saat mereka hendak meluncur. Dimas sangat puas ternyata usahanya untuk membuat Naomi bersenang-senang tidaklah sia-sia, wanita itu sangat menikmatinya. Mata Naomi tidak lagi terlihat sendu, binarnya kembali seperti sedia kala, seperti yang selama ini selalu Dimas lihat. “Aku pikir kamu tidak akan mau melakukannya lagi.”“Aku menyadarinya, ternyata kamu benar, kalau ini menyenangkan. Aku jadi mengerti semua maksudmu dan sepertinya aku akan ke sini lagi saat pikiranku kacau.”

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 35

    “Kalau pun aku harus mati karena itu, aku akan tetap melakukannya, Naomi.”Naomi tertegun, lamat-lamat ia menatap kedua mata Dimas dan ada kesungguhan yang terpancar dari sana. Entah itu hanya perasaan Naomi, atau tipuan belaka, atau bisa saja Dimas memang bersungguh-sungguh mengatakannya. Namun anehnya Naomi ingin percaya bahwa pria menyebalkan itu memang bersungguh-sungguh pada perkataannya.“Baiklah,” Naomi akhirnya melunak, “Tidak perlu menganggap serius pembicaraan barusan, aku tidak bersungguh-sungguh mengatakannya.” Setelah itu mereka memakai alat pengaman dan mendengarkan instruksi yang diberikan selepas semua instruksi di sampaikan oleh pemandu, Naomi dan Dimas bersiap-siap untuk melayang-layang di udara. Naomi beberapa kali menatap gusar daratan di bawah sana. Tangannya mendingin, wajahnya memutih. Dimas yang berada tepat di belakangnya menggenggam erat tangan Naomi. “Aku sudah sering melakukannya, kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak peduli kamu hanya asal bicara at

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 34

    Sejak turun dari bus Naomi terus memandangi empat buah permen yang Dimas berikan untuknya dengan embel-embel hadiah karena leluconnya yang bahkan Naomi pikir itu bukanlah lelucon yang lucu.“Tenang saja, Nom, ini bukan satu-satunya hadiah yang akan kamu terima,” ujar Dimas begitu menyadari bahwa Naomi sejak tadi terdiam karena menatap permen pemberian darinya.“Tidak usah membuat kesimpulan sendiri. Aku tidak memintamu untuk memberi apa pun padaku,” sahut Naomi, “Hanya saja....” lagi-lagi Naomi menghentikan ucapannya.Mendadak Naomi merasa bahwa ia tidak perlu mengatakan yang sedang ada dalam benaknya saat ini dan Naomi pikir Dimas juga tidak perlu mengetahuinya. Apa yang ingin ia katakan bukanlah hal yang penting, malah lebih tepatnya hanya sebuah informasi tidak penting. “Hanya apa? Kenapa kamu tidak menyelesaikan perkataanmu?” desak Dimas yang ternyata sudah menunggu Naomi dengan rasa penasaran yang menggebu. “Bukan sesuatu yang penting, sudahlah ayo kita berjalan lagi. Kam

  • Buanglah Suami Peselingkuh Pada Tempatnya   BAB 33

    Tubuh Naomi tiba-tiba membeku, bola mata Dimas yang indah lagi-lagi berhasil menghipnotis Naomi. Naomi rasakan jantungnya mendadak berdegup dengan kencang, perlahan pipinya yang tirus mulai bersemu merah.Embusan napas Dimas yang dapat Naomi rasakan dengan jelas malah membuat perasaannya semakin tidak karuan.Dengan kencang Naomi mendorong tubuh Dimas agar pria itu menjauh darinya. Jika mereka terus bertahan di posisi seperti itu Naomi tidak tahu apa yang akan terjadi pada hatinya. Namun di saat yang sama bus yang mereka naiki mengerem mendadak hingga tubuh Naomi hilang keseimbangan, dengan sigap Dimas langsung menahannya dan berakhir Naomi jatuh di pelukan pria itu. Dalam pelukan Dimas, diam-diam Naomi bisa merasakan degup jantung pria itu. Naomi termenung saat merakan degup demi degup yang ia rasakan dari tubuh Dimas.‘Kenapa jantung Dimas berdetak dengan cepat?’ batin Naomi. Rasa penasaran mendadak terbit. Tapi Naomi tidak membiarkannya bertahan lama, baru sekejap saja ia la

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status