Share

13. Perangkap

“Umi, tolong jangan keterlaluan!” tergur Wahid hati-hati.

“Maafkan Ais, Umi, jika kepergian Ais membuat Umi berpikir seperti itu,” ucap Aisyah pasrah.

Wahid langsung menoleh pada istrinya yang menunduk pilu. Ia dapat melihat sorot mata Aisyah menahan sakit. Percuma saja membela diri, toh mertuanya akan semakin berprasangka buruk lebih lagi, jika ia terus menyanggah. Itulah yang ada dalam pikiran Aisyah.

“Dek!” Wahid memanggilnya lirih, tetapi istrinya tak menoleh. 

Aisyah menegapkan wajahnya menghadap mertuanya yang masih memberikan tatapan penuh murka padanya. “Ais akan menyimpan tas dulu ke kamar, lalu akan langsung masak. Ais akan usahakan Isya sudah tersaji di meja makan,” terangnya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
othornya senang lihat orang MUNTAH apapun itu ajaran yang sangat salah istri yang di perlakukan semena mena walaupun sakit harus tetap diam itu tidak menggambarkan tindakan MANUSIAWI itu tindakan binatang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status