Share

Berawal Dari Sini Bagian 2

Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Semoga suka, selamat membaca🤎

🌼🌼🌼

Kayla tidak segera merespon membuat Salsha menjadi begitu panik.

"Eh tapi kalau tidak mau dijawab ngga papa kok. Anggap saja apa yang aku sampaikan tadi itu sama hanya omong kosong."

Kayla mematikan layar ponsel, mengangkat wajahnya, dan tertawa kecil. "Aku bisa menjawabnya kok, tenang saja aku sudah memikirkan ini. Aku memang belum tahu siapa lelaki yang akan dijodohkan denganku, tetapi setidaknya berusaha untuk mengejar ridho Allah dan orangtuaku. Kamu tahu kan dibalik perjodohan ini semua. Aku sudah banyak menyakiti hati orangtua, bahkan sesaat sebelum Ayahku meninggal, aku belum meminta maaf padanya. Aku hanya merasa, dengan cara ini aku bisa lebih bahagia Sal. Sudah terlalu lelah dengan diriku yang dulu selalu merasa semua bisa ku kendalikan tapi nyatanya semua berantakan," Nada Kayla terdengar sendu.

"Aku yakin pada pilihan orangtuaku, mereka tidak mungkin menyerahkanku pada lelaki yang tidak pantas. Toh, kalau tidak begini aku bisa trauma dengan lelaki seumur hidup. Aku ngga mau itu terjadi, bagaimanapun pernikahan itu kan ibadah." Jelas Kayla panjang lebar.

"Soal cinta?" Salsha masih belum puas dengan jawaban dari sahabatnya.

Kayla menatap maklum. "Itu bisa diusahakan Sal. Aku mendengar dari Bunda bahwa dia juga ingin merajut cinta denganku kelak. Sudahlah, aku telah banyak menjalin hubungan tanpa ikatan yang resmi jadi aku juga ingin romantis dengan ikatan yang resmi. Tenang saja, ini bukan keterpaksaan. Setelah ku pikir-pikir pernikahan ini tidak buruk."

Salsha kembali menatap takjub sekaligus terheran-heran mengapa perubahan terjadi begitu drastis pada sahabatnya. "Kamu baru hijrah 1 bulan lho tapi sikapmu sudah se-drastis ini." Tutur Salsha.

Spotan, Kayla tertawa renyah. "Benar juga ya dan aku seperti Ibu-ibu banget sekarang yang banyak memberikan wejangan"

"Berarti benar kamu sudah siap menikah, hahaha" Ledek Salsha geli. "Aku jadi penasaran siapa yang akan dijodohkan denganmu? Hua sahabatku akan menikah! Nanti skripsimu akan ditemani olehnya. Aku iri!" Salsha teriak bak orang gila membuat tidak sedikit orang-orang yang lewat jadi ikut menyaksikan.

"Wafa kita kapan bertemu si?! Masa kita bertemunya hanya melalui layar aja!" Sambung Salsha tak kalah hebohnya.

"Sal.." Kayla lagi-lagi merasa malu. "Dilihatin banyak orang itu."

Bibir Salsha cemberut. "Abisan kamu enak udah menemukan orang yang tepat mana katanya udah mapan, sementara aku sibuk menganggumi Wafa dari jauh. Capek tapi harus tetep semangat. Wafa tunggu aku!"

Kayla menggelengkan kepalanya, sebenarnya cukup terhibur dengan sahabatnya yang selalu antusias setiap membahas Wafa, seorang artis Indonesia yang menjadi idaman banyak wanita tapi di sisi lain merasa sedih karena sahabatnya sering sulit fokus karena terlalu banyak memikirkan pria yang bahkan tahu dia ada di bumi saja sama sekali tidak.

"Eh, sudah dibalas nih sama dia. Katanya dia sudah selesai dan menunggu di apple store sekarang, yuk." Ujar Kayla sekilas info.

"Oke yuk!" Balas Salsha tak sabar.

🌼🌼🌼

Dalam perjalanan menuju ke tempat tujuan, Kayla mencoba membenarkan pakaiannya sambil menyiapkan mental. Berusaha untuk menenangkan diri, meskipun yang sebenarnya sedang dag dig dug adalah Salsha.

"Eh kok aku jadi dag dig dug."

"Heh?" Kayla seketika menatap bingung. Padahal yang mau bertemu dan yang punya urusan adalah dirinya tapi yang deg-deg an justru sahabatnya.

"Key, ngga bisa ditunda lagi nih. Aku harus ke toilet." Tanpa basa-basi, Salsha langsung berbelok setelah melihat tanda toilet ada di sebelah kiri.

"Lho Sal.." Kayla jadi kikuk ketika dirinya sudah tidak jauh dari apple store berada. Hanya tinggal 5 store lagi harus terlewati.

Melihat reaksi Salsha begitu, Kayla jadi ikut ke kamar mandi seusai menunggu selama 2,5 menit.

"Salsha, aku jadinya ke toilet juga ya." Teriak Kayla agar Salsha yang di dalam toilet mendengarnya.

Maklum, keadaan toilet yang sepi membuat Kayla bebas untuk berteriak.

"Oke!" Balas Salsha dengan ikut berteriak. Kemudian, ia keluar dari kamar mandi. "Eh, aku sudah di luar ya."

"Oke." Balas Kayla lagi.

Sambil berkaca, rasa penasaran Salsha makin bergejolak. "Biasanya aku deg deg an pertanda firasat sesuatu. Kira-kira apa ya?" Batin Salsha.

Tanpa izin, Salsha segera keluar dari kamar mandi untuk mencari tahu siapa yang akan bertemu dengan Kayla hari ini.

Ia makin penasaran siapa yang akan dijodohkan dengan Kayla sampai-sampai membuatnya bergidik.

"Jangan-jangan anak mafia lagi? Haduh bahaya, nanti kayak di pilem-pilem si Kayla di sandera terus dijadikan sebagai tawanan," Pikiran Salsha melayang jauh. "Ngga bisa dibiarin, aku harus pastiin."

"Lagi aneh-aneh aja si Kayla masa ngga tahu siapa laki-laki yang akan menikah denganya, emang dia ngga takut apa seatap sama laki-laki asing."

Salsha terus mengoceh sendiri sambil berjalan ke arah apple store. Namun, sesampainya disana ia tidak menemukan siapapun.

Firasatnya makin tak enak. Padahal belum ada setengah jam setelah laki-laki itu mengabarkan ke Kayla.

Masa sudah pergi begitu saja?! Aneh!

Jangan-jangan dugaanya benar? Kayla akan dijodohkan dengan pria berbahaya?!

"Kayla?" Tiba-tiba sebuah suara tak asing terdengar di telinga Salsha.

Spontan, ia membalikan badan dan setelahnya matanya terbuka lebar.

Salsha menatap tak percaya. Sesosok pria idamannya benar-benar ada di hadapannya kini.

Dia, pria yang Salsha tunggu selama 6 tahun lamanya sekaligus yang telah menemani kisah cintanya dulu hingga kini.

"Waf.., eh maksudku Kak Waf..a?" Jantung Salsha berdebar tak karuan.

"Heh?" Wafa menatap bingung. Ia tahu, bukan Kayla yang ada dihadapannya. "Maaf, sepertinya aku salah orang."

"Kakak sedang apa disini, kok Kakak bisa ada di..." TidK butuh waktuma,; Salsha mulai sadar. Ada yang janggal di antara situasi ini.

"Salsha, kamu aku cariin juga kenapa udah duluan?" Sangat pas, Kayla telah ikut bergabung di antara mereka.

"Heh?"Salsha menatap bingung ke arah keduanya.

Kayla dan Wafa yang tiba-tiba bersebelahan dan Salsha yang ada di antara mereka. Kayla juga ikut bingung ketika melihat Wafa, pria idaman sahabatnya yang sering membuat telinganya lelah akibat tidak berhenti mencurhati lelaki itu tiba-tiba hadir begitu saja.

"Sal, kok ada?" Kayla ikut menatap bingung ke arah Salsha. Tidak mengerti dengan situasi ini.

"Jangan bilang?" Kaki Salsha tiba-tiba lemas. Jantungnya makin berdetak tak karuan.

"Maaf, permisi." Seusai meminta izin pada Wafa, Kayla segera menarik tangan sahabatnya ke tempat yang agak jauh dari apple store. "Sal, kok ada Wafa?" Tanya Kayla sesampainya mereka disana.

"Justru aku yang harusnya bertanya padamu," mata Salsha terlihat merah. "Dia tidak sengaja memanggilku dengan nama Kayla, jadi dia orangnya? Kenapa kamu tidak memberitahu."

"Beritahu apa? Aku juga tidak.."

"Key," Salsha memotong cepat. Tatapannya mulai berubah menjadi lebih sedikit...menyeramkan. "Mengapa kamu tidak bilang dari awal bahwa orang yang akan dijodohkan denganmu adalah Wafa?"

"Apa?!"

Lutut Kayla serasa lemah dalam sekejap. Ini tidak mungkin!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status