Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Aku sudah selesai bayarnya, yuk kita ke..." Bibir Kayla kelu saat sepasang matanya menangkap laki-laki yang baru saja masuk ke dalam restoran tempat mereka makan."Ada ap..?" Salsha, sahabat Kayla ikut tak berkutik saat matanya mendapati objek yang dituju oleh Kayla.Laki-laki itu ikut menyadari keberadaan Kayla dan Salsha dihadapannya. Ia ikut salah tingkah."Lho cewek perebut ini ada disini juga?" Seorang wanita yang daritadi menggandeng tangan sang pria menyindir puas.Laki-laki itu menoleh cepat, ada perasaan tak enak hati dalam dirinya. "Dia tidak perebut Sandra, aku yang telah menjadikannya seorang selingkuhan. Dia tidak tahu apa-apa."Wanita bernama Sandra itu menatap jengah. "Kamu masih membelanya? Masa selama 5 tahun dia tidak pernah menyadari pin ponselmu dari tanggal jadian kita! Aku yakin dia sadar tapi memang dia nya yang kegatelan."Batin Salsha panas. Ia tidak terima sahabat kesayangannya dituduh dengan perbuatan yang tidak dilakukannya. "Jangan nuduh sembarangan! Kayla orang baik. Dia ngga pernah sedikitpun terbesit untuk begitu! Garin pasti selalu merubah pin ponselnya kalau di depan Kayla!""Sudah," Tegur Kayla. Akhir-akhir ini ia lebih memilih damai ketimbang berdebat. "Tidak enak dilihat orang kalau kita berdebat disini. Maafkan aku yang tidak peka dengan situasi selama ini, aku yakin kamu pasti sangat terluka."Salsha menoleh cepat. Sorot matanya nampak tak setuju. "Ngga, ini lebih tepatnya salah Garin! Dia...""Sal, sudah cukup." Kayla yang baru saja sembuh dari depresinya lebih memilih untuk mengalah. Ia sadar kebahagiaan jiwanya jauh lebih penting dibandingkan harus berdebat walaupun ia benar.Sepasang mata terus memperhatikan gerak-gerik keempat manusia yang saling mengenal itu, para pembeli dan petugas restoran penasaran apa yang tengah mereka ributkan.Membuat Kayla makin tak nyaman jika harus berlama-lama disana."Kalau bukan karna Kayla, aku pasti sudah menjambak rambutmu!" Celetuk Salsha pedas ke arah Sandra.Spontan, Sandra menatap kesal. "Heh, harusnya aku yang mau menjambak rambutmu! Lagipula aku jadi bingung kenapa Kayla yang sudah mengenakan kerudung tapi sahabatnya ngga. Pasti karena..""Karena apa? Coba katakan!" Salsha makin panas. Ia tak nyaman dengan tatapan Sandra seperti ingin mengejek."Ngga kok, ngga ada apa-apa. Yaudah cepetan keluar deh, udah selesai kan?" Cibir Sandra."Pantesan kamu ham..""Salsha, udah!" Kayla yang segera menangkap pikiran yang hendak disampaikan oleh sahabatnya itu segera mencegahnya.Kayla tahu Salsha hendak mencibir perbuatan mereka yang telah melakukan hubungan yang terlarang di luar pernikahan.Ia tidak ingin sahabatnya menjadi dosa karena membongkar aib di depan umum. Bukankah akan banyak yang mendengar percakapan mereka?"Sudah, kalian lebih baik pergi." Ujar Garin, akhirnya ia buka suara setelah terdiam saat para wanita saling bertengkar."Oke, kami pergi dulu, selamat makan. Wassalamu'alaikum." Tutup Kayla sopan sambil mengajak Salsha untuk segera meninggalkan restoran.Setelah keluar dari restoran, rasa kesal Salsha beralih kepada sahabatnya. "Kayla, kamu kok bisa-bisanya bersikap baik pada Sandra padahal dia sudah memperlakukanmu sedemikian rupa?!"Sambil menatap depan, Kayla tersenyum sendu. "Aku ingin berubah Salsha. Allah menegurku dengan kejadian yang membuatku tersadar bahwa sikapku selama ini sudah keluar batas, kamu tahu kan aku sempat melakukan bunuh diri dan mengutuk diriku sendiri hingga depresi? Aku tidak mau begitu lagi," Ia terdiam sejenak."Aku mau berubah Sal, aku sudah lelah." Lanjut Kayla dengan nada suaranya yang terdengar lirih.Salsha menyentuh lengan sahabatnya hingga menghentikan langkah mereka berdua. Ia menatap sahabatnya takjub. "Aku bangga padamu Key, ku harap lelaki yang akan dijodohkan denganmu benar-benar bisa menjadi obat ya bukan justru membuatmu terluka seperti Wafa yang selalu mengobati semua keadaanku."Spontan Kayla tertawa geli. Bisa-bisanya Salsha masih membahas pria yang ia incar selama 6 tahun lamanya saat situasi seperti ini."Sal, umur kita sudah 20 tahun dan kamu sudah menjadi penggemar Wafa selama 6 tahun memangnya kamu tidak lelah,?" Tanya Kayla penasaran. "Maaf jika menyinggung, tapi Wafa tahu kamu hidup atau tidak saja belum tentu."Bibir Salsha cemberut. "Enak saja! Dia memang belum tahu aku tapi suatu saat nanti pasti dia tahu! Dan kamu adalah orang pertama yang akan aku beritahu! Aku akan buktikan!" Serunya.Kayla kembali melangkahkan kakinya sambil menggelengkan kepala, terkekeh atas jawaban sahabatnya."Oke, buktikan ya manis." Goda Kayla."Iya, akan aku buktikan! Kalau bisa jodohmu nanti yang akan kita temui juga harus ku beritahu. Biar kamu tidak mengajaknya untuk menggodaiku." Tutur Salsha yang makin membuat Kayla gemas.Setelahnya, mereka berhenti di depan toko buku di dalam mall.Salsha menatap bingung. "Lho katanya dia tunggu di depan apple store, kok kita malah berhenti di depan toko buku?""Aku mau menghubungi dia dulu, takutnya dia sudah ada disana dan berarti aku harus mempersiapkan diri." Ujar Kayla jujur.Mendengarnya, Salsha nampak terkejut. "Tumbenan Kayla malu bertemu dengan laki-laki, wah kamu banyak berubah.""Aku selalu begitu Salsha, aku selalu malu jika bertemu hanya saja berusaha untuk menaklukan ketakutanku. Cuman sedihnya aku selalu dibilang mengumbar pesona" Curhat Kayla."Sudahlah, Key. Mereka tidak tahu apa-apa tentang dirimu."Salsha menghela nafas. Ia mengerti perkataan sahabatnya itu, maklum Kayla menjadi sasaran empuk para wanita pemuja laki-laki tampan.Kayla yang memiliki wajah manis dengan unsur etnik arab dan melayu melekat di wajahnya ditambah kecerdasan yang ia miliki membuat banyak laki-laki semasa SMP hingga kuliah saling menginginkan Kayla.Ironisnya, Kayla justru memilih Garin hanya karena Garin pintar bersilat lidah."Hei, kok bengong,?" Salsha menatap cemas. "Kamu masih kepikiran soal itu ya? Coba cerita"Kayla tersadar cepat. Kemudian ia menoleh dan menggeleng. "Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir.""Bagaimana tidak khawatir, kamu hampir mati karena memakan obat kadaluwarsa akibat kejadian itu. Aku tidak mau itu terjadi lagi Key." balas Salsha ketakutan.Jujur, Kayla sangat beruntung memiliki sahabat baik nan tulus seperti Salsha."Terima kasih sudah mau mencemaskanku, tapi aku baik-baik saja kok.""Beneran?" selidik Salsha.Kayla mengangguk cepat diiringi senyuman lebarnya. "Iya Salshabilla Hana, aku sangat baik-baik saja.""Baiklah," Salsha menyerah. Ia tidak mau mengulik yang membuat sahabatnya jadi sedih. "Terus bagaimana? Sudah jadi menghubungi lelaki yang mau akan dijodohkan denganmu itu?""Oh iya astagfirullah belum.""Tuh kan apa kataku kamu pasti bengong. Yaudah, hubungin dulu aja."Kayla menyengir. Segera ia membuka ponsel dan mulai mengetik beberapa huruf.Sambil menunggu sahabatnya mengetik, Salsha menoleh kembali ke arah Kayla. Ada hal yang ingin ditanyakan, tetapi dirinya nampak ragu."Ehm, Key...""Iya, kenapa?""Kamu sudah sungguh-sungguh kan mempertimbangkan menerima perjodohan ini? Bukan aku mengatur atau mendadak tidak mempercayaimi tapi kamu baru saja sembuh dari depresi dan koma. Aku hanya takut jika keputusan ini bukan memperbaiki tapi memperburuk keadaan." Sambung Salsha. Nadanya terdengar khawatir.🌼🌼🌼Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼🌼🌼Kayla tidak segera merespon membuat Salsha menjadi begitu panik. "Eh tapi kalau tidak mau dijawab ngga papa kok. Anggap saja apa yang aku sampaikan tadi itu sama hanya omong kosong."Kayla mematikan layar ponsel, mengangkat wajahnya, dan tertawa kecil. "Aku bisa menjawabnya kok, tenang saja aku sudah memikirkan ini. Aku memang belum tahu siapa lelaki yang akan dijodohkan denganku, tetapi setidaknya berusaha untuk mengejar ridho Allah dan orangtuaku. Kamu tahu kan dibalik perjodohan ini semua. Aku sudah banyak menyakiti hati orangtua, bahkan sesaat sebelum Ayahku meninggal, aku belum meminta maaf padanya. Aku hanya merasa, dengan cara ini aku bisa lebih bahagia Sal. Sudah terlalu lelah dengan diriku yang dulu selalu merasa semua bis
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Salsha pergi meninggalkan Kayla begitu saja. Tanpa mengatakan banyak kalimat panjang dan hanya menunjukan air mata yang jatuh sesaat sebelum ia benar-benar pergi.Membuat tubuh Kayla diam tak berkutik. Sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukanya.Akhirnya, ia memilih untuk bersender pada tembok kosong bersebelahan dengan tempatnya yang tak jauh dari apple store.Melihat Kayla yang terlihat frutasi membuat Wafa penuh iba. Ia pun menghampiri gadis yang akan ia nikahkan itu untuk menenangkan atas situasi yang sebenarnya juga tidak ia mengerti."Sepertinya kamu sedang tidak baik-baik saja, mau cerita?" Tanya Wafa sopan. Ia ikut jongkok mengikuti posisi Kayla.Kayla tak merespon. Gadis itu menatap kosong ke arah lantai."Maaf sebelumny
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Mereka memutuskan untuk pulang. Wafa mengantar Kayla terlebih dahulu ke rumahnya.Tak banyak percakapan yang terjadi selama perjalanan.Wafa yang takut Kayla tidak nyaman, sementara Kayla memilih untuk lebih banyak diam.Hanya suara basa-basi dari Wafa untuk memberitahu bahwa mereka telah sampai di rumah Kayla."Kita sudah sampai Key, mau ku bukakan pintu mobilnya?" Tanya Wafa hati-hati, ia takut Kayla merasa tidak nyaman dengan sikapnya.Kayla menggeleng. "Terima kasih Kak, aku bisa buka sendiri.""Oke." Jawab Wafa. Ia memaklumi semuanya.Setelah mereka keluar dari mobil, Wafa memilih untuk tidak masuk. Memberikan ruang bagi Kayla yang mungkin saja akan berontak hebat setelah mengetahui
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Kayla memejamkan matanya sambil menghela nafas kasar.Ia menelan air liurnya. Pahit.Sudah dua hari ini Salsha belum juga membalas chat darinya. Perasaan takut dan bersalah bercampur jadi satu.Takut menghadapi teman-temannya yang mungkin saja akan melabraknya lagi, sementara ia sendirian.Benar-benar sendirian kali ini.Tak ada Salsha, Garin, bahkan ia sendiri merasa tak mampu akan menolong dirinya."Ternyata benar, hanya Allah yang setia. Allah tak pernah meninggalkanku, tetapi aku yang sering meninggalkannya." Kayla bermonolog sendiri.Makin dipikirkan makin bisa disimpulkan bahwa tidak ada yang setia di dunia ini. Semua akan pergi satu per satu.Cepat atau lambat.K
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼Sangat tidak nyaman rasanya saat melihat banyak pasang mata mengarah pada Kayla. Membuat Adila ingin sekali menegur mereka agar tidak begitu.Memangnya Kayla seorang penjahat?Bahkan seorang penjahat saja tetap dilindungi apalagi Kayla yang tidak ada salah apa-apa."Kalian pada ngapain sih?" Adila geram pada segerombolan wanita yang lebih banyak menatap tajam dibandingkan mahasiswa yang lainnya."Kak, sudah.." Kayla panik melihat reaksi Kak Adila."Mbak, ada apa kok daritadi melihatnya begitu? Ada yang mau diomongin silahkan disampaikan." Semprot Adila lagi."Udah, ngga perlu diladeni Kak." Belum sempat segerombolan wanita itu menjawab, Kayla buru-buru menarik calon Kakak Iparnya itu.
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Sal, bisa bicara sebentar?" Pinta Kayla pada sahabatnya itu yang terus berjalan lurus tanpa membalas panggilannya."Sal, aku minta maaf sebelumnya,""Aku benar-benar tidak tau,""Sal, ku mohon dengarkan penjelasanku,""Sal,""Cukup Key!" Salsha berteriak gusar. Ia menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Kayla.Sorot mata Salsha mengisyaratkan perasaan tak suka dengan sikap Kayla yang terus memanggil dirinya."Tolong jangan begini, kam..""Jangan begini,?" Salsha tersenyum ejek. "Bukannya kamu yang seharusnya jangan begini. Masa iya orang secerdas kamu yang langgangan juara dan kesayangan dosen ngga tau soal ini? Perjodohan ini menyangkut masa depanmu Kayla. Pasti sangat ka
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎 🌼🌼🌼"Terima kasih ya Wafa dan Adila telah menjemput dan mengantarkan Kayla sampai ke rumah." Farida menyambut dengan hangat.Adila dan Wafa membalas senyuman hangat itu. Lalu, Adila memberikan bingkisan yang dibungkus dengan paperbag berwarna biru muda. Warna kesukaan Bunda Kayla, Farida."Ini buat Tante, katanya diam-diam Tante lagi senang dengan resep makanan sehat ya? Kami baru dari toko buku dan ngga sengaja menemukan buku bagus ini. Semoga bisa bermanfaat." Tutur Adila.Farida tersenyum lepas. Ia memeluk tubuh wanita berumur 27 tahun itu."Sekali lagi makasih, padahal kalian tidak perlu repot-repot begini." Farida merasa tak enak."Ngga kok Tante, sama sekali tidak merepotkan." Balas Wafa."Wadu
Hai readers, cerita ini hanya fiktif belaka ya. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Semoga suka, selamat membaca🤎🌼🌼🌼Cuplikan sebelumnya—————————————"Kayla mendadak ragu. Benarkah Salsha yang melakukan ini?" 🌼🌼🌼 Lanjutan——————Selepas makan, ia mendapatkan surat lagi dari petugas dengan isi:Bagaimana makanannya? Semoga suka ya. Habis ini, kamu bisa ke Sisca's Handcraft di dekat taman Maladewa.Mata Kayla sedikit berbinar. "Sisca's Handcraft?"Ia tercengang mengetahui permintaan dari surat itu, jujur saja itu adalah tempat kerajinan yang sangat terkenal di kalangan pecinta kerajinan.Pemilik nya merupakan seorang pengrajin yang karyanya sudah go internasional.Kelas untuk belajar saja sudah mencapai jutaan dan kalau ada promo paling per kelas dibuka dengan harga ratusa