Share

Bab 14 (Fatma)

Aku melemparkan handphone ke lemari baju yang masih terbuka. Jika kuingat-ingat inilah kemarahanku yang paling besar. Mengapa ada lelaki yang begitu mudahnya mempermainkan perempuan? Aku merasa dihina meski belum mengerti maksud pertanyaan Mas Rizki. Apakah Ia bertanya untuk menghinaku atau benar-benar memintaku kembali padanya.

Menyadari Ikhda masih tertidur lelap, aku bergegas mengambil air wudhu. Aku menekadkan diri untuk bertadarus beberapa saat hingga kekacauanku sedikit reda. Rasanya sangat sulit untuk berkonsentrasi pada huruf-huruf al-Quran dan air mataku malah mengalir semakin deras. Aku kembali berwudhu dan melanjutkan tadarusku. Semoga semua ini adalah Kuasa Alloh untuk menguji kesabaranku dan sarana untuk mengangkat derajatku.

"Ibu, apa semua perempuan mengalami seperti apa yang kualami, Bu?" Gumamku saat Ibu sedang menyisihkan butiran gabah di beras yang akan ditanak.

"Tidak Fat, tapi semua manusia akan diuji dengan cara yang berbeda-beda sesuai batas kemampuannya," jaw
Mahaya Liliana

Putri dan Reza datang-datang meresahkan aja yaa, masa mau pinjam dedek bayi? Bikin sendiri donk

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status