Share

13. Bersedia

“Aku bersedia.”

Suara itu terdengar jelas di keheningan aula istana. Semua mata tertuju pada sosok yang baru saja berdiri dari tempat duduknya dan menoleh pada Raja Takur serta yang lainnya. Zain hanya bisa melongo melihat Jendral Harimau Putih yang berjalan ke pusat drama malam ini.  Zain tidak habis pikir apa yang ada dalam pikiran Ibram saat ini.

Sungguh yang dikatakan ayahnya benar adanya. Tidak ada yang bisa menebak seorang Ibram Al-Ikram. Kalau saja para anggota keluarga atau para pejabat Kerajaan Akhtaran mendengar dua kata itu, mungkin mereka akan pingsan. Sama sepertinya yang saat ini merasa tiba-tiba dilanda pening. Suasana masih hening dan yang terdengar hanya langkah kaki Ibram.

“Jangan ikut campur Jendral!” Raja Jabaran memperingatkan. Ia tidak ingin ada orang lain selain dari Kepulauan Mutiara yang ikut campur.

“Sepertinya Anda takut Yang Mulia Raja Takur, kaki Anda sampai gemetar. Putra Anda sampai lupa bernapas. Berdiri sedekat in

Rat!hka saja

Terima kasih sudah berlangganan cerita ini. Semoga pembaca setia GN suka ya dengan kisah fiksi ini. Semua yang tertuang dalam cerita ini hanya fiksi. Bila ada hal yang kurang berkenan, mohon maafkan saya karena itu kekurangan dan keterbatasan saya dan sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Sosmed sama dengan nama pena saya. Salam kenal dan selamat membaca!

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status