Share

17 — Tiba-tiba Perhatian?

"Memangnya kamu bocil? Singkirkan tangan kamu!" sentak Adara. Pusat yang harusnya tidak boleh disentuh sembarang orang itu terasa dingin dan berdenyut. Jelas saja berdenyut karena Ansel masih hidup dan bernapas. Tapi ... ada sensasi lain yang belum pernah dirasakan oleh Adara.

Hei, bukan berarti Adara belum pernah berpelukan dengan Ben kalau sedang berkendara ya? Mereka sering melakukannya tapi bukan bersentuhan secara fisik. Ya Tuhan, menjelaskannya saja terasa ingin meledak.

'Gejolak apa ini?' batin Adara suram. Rasanya ingin ... mengusapnya sedikit saja. 'Apa kuusap saja ya? Toh juga bukan aku yang minta'

Kenyataan itu tidak sebanding dengan sikap Adara. Dia segera menarik tangannya meskipun harus melakukan tindakan kekerasan.

Bugh!

"Woi, curang!" umpat Ansel. Kaki kanannya dipaksa menerima tendangan maut istrinya. "Yang adil dong!"

Adara menyeringai lebar, "Adil? Ingat tindakan kamu tadi? Kita sudahi saja permainan kekanak-kanakannya. Mama sandwichku?"

Dengan muka menahan sakit,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status