Share

Bab 69

Author: Ayesha
Raline mengetik pesan kepada Devina.

[ Kak Devina, nanti ada acara makan malam. Kamu ikut ya! ]

[ Sama siapa saja? ]

[ Sama Kak Raka dan teman-temannya. Lambert juga ikut. ]

[ Brielle ikut nggak? ]

[ Kalau dia ikut, kamu juga bisa datang, 'kan? Ngapain takut? ]

Raline menyipitkan mata. Hari ini dia hanya ingin bersenang-senang dengan Devina.

[ Nanti aku lihat dulu. ]

[ Aku harap kamu datang ya! Pokoknya harus datang! ]

Setelah mengirim pesan, Raline merasa kesal. Andai saja Brielle tidak ikut.

....

Di pusat kota, di sebuah restoran chinese food super mewah.

Rombongan Raka tiba lebih dulu. Tak lama kemudian, Lambert datang bersama Vivian, lalu disusul oleh Jay. Brielle mendengar dari obrolan mereka bahwa malam ini memang hanya mereka yang makan bersama.

Vivian dan Anya duduk bersama, asyik bermain dengan mainan masing-masing. Brielle duduk di sebelah putrinya. Sementara itu, Raline duduk di sisi Vivian, tepat di sebelah Lambert.

Setelah memesan makanan, ketiga pria mulai mengobrol tenta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jihan Dwi Annisa
si Raline belum tahu aja kalau Bre yg meracik obat itu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 214

    Brielle baru menyadari angin di luar sangat kencang. Dia dan Harvis cepat-cepat masuk ke lobi, berjalan menuju arah lift.Dia agak bingung. Angin sekencang ini, suhu sedingin ini, kenapa Raka malah merokok di luar?Tentu saja, sekarang dia tidak akan membuang waktu dan energi untuk menebak apa yang dipikirkan pria itu. Apa pun yang dilakukan Raka tidak ada hubungannya lagi dengannya.Brielle kembali ke kamar, mandi, dan meninjau kembali materi rapat hari ini. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Dia menduga mungkin Harvis yang mencarinya, jadi tidak berpikir panjang, langsung membuka pintu.Namun, yang berdiri di depan pintu ternyata adalah mantan suaminya, Raka.Wajah Brielle sedikit menegang. Dia hanya menanyakan lewat celah pintu, "Ada apa?""Anya cari kamu," ucap Raka sambil menyalakan pengeras suara di ponsel.Suara Anya yang manja pun terdengar. "Mama?"Mendengar suara lembut putrinya, hati Brielle ikut luluh. Dia mengambil ponsel dari Raka dan menanggapi pesan suara itu. "Iya, Sayang,

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 213

    Jared melangkah sambil tersenyum. "Kalian juga nginap di hotel ini? Kalau tahu lebih awal, kita bisa datang sama-sama."Brielle dan Harvis ikut tersenyum, lalu pergi ke resepsionis untuk check-in. Pada jam segini, semua orang sudah lelah, jadi masing-masing langsung kembali ke kamar untuk beristirahat.Keesokan paginya pukul 7.30, Brielle dan Harvis janjian bertemu di restoran hotel untuk sarapan. Brielle masih mengenakan mantel kotak-kotak abu milik Harvis, dipadukan dengan kaus putih dan jeans. Sekilas, dia tampak seperti mahasiswi yang baru saja lulus.Raka dan rombongan Jared sudah tiba lebih dulu. Saat melihat Brielle sedang memilih makanan, tatapan Raka terhenti beberapa detik, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu."Pak Raka, mau ngobrol sama Bu Brielle?" tanya Jared.Raka menggeleng pelan. "Nggak perlu."Brielle dan Harvis duduk semeja, sementara rombongan Raka memilih meja bundar besar di samping mereka. Raka mengambil secangkir kopi, menyeruputnya, lalu menatap wajah Brielle

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 212

    Raka membalas dengan singkat.[ Oke, antar saja ke rumah Ibu. Aku akan pulang nanti. ]Malam itu, Brielle mengantar putrinya ke rumah mantan ibu mertuanya. Anya pun senang bisa menginap di rumah neneknya untuk akhir pekan.Setelah itu, Brielle pulang untuk berkemas dan langsung berangkat ke bandara untuk bertemu dengan Harvis.Di bandara menjelang dini hari, Brielle dan Harvis sedang menunggu penerbangan sambil mendiskusikan detail rapat kali ini.Tiba-tiba, dari arah pemeriksaan keamanan, muncul rombongan orang. Saat Brielle mengangkat kepala, dia melihat Jared bersama timnya sedang mengelilingi Raka yang berjalan ke arah mereka.Raka mengenakan setelan jas rapi. Matanya yang dalam semakin terlihat elegan di bawah cahaya lampu. Dipadukan dengan aura pemimpin yang memancar dari dirinya, dia begitu mencolok, sampai orang-orang di sekeliling hanya menjadi latar belakang."Bu Brielle, Profesor Harvis," sapa Jared lebih dulu.Brielle dan Harvis berdiri bersamaan, lalu Harvis lebih dulu men

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 211

    Ekspresi Emily pun berubah sedikit. Dia tidak menyangka Devina sudah hamil.Brielle sebelumnya sudah pernah melihat reaksi mual Devina, jadi kali ini dia tidak heran dan tetap melanjutkan menyuapi putrinya minum sup."Raka, pergi lihat gimana keadaan Devina." Meira mendesak putranya. Raka langsung bangkit dan pergi.Raline tidak berebut untuk merawat Devina. Dia tidak terlalu peka, hanya mengira Devina merasa tidak enak badan. Makanya, dia merasa membiarkan kakaknya yang mengurus lebih pantas.Dia diam-diam melirik ke arah Brielle, ingin melihat ekspresi cemburu, tetapi malah mendapati raut wajah Brielle tenang tanpa ekspresi.Wajah memang bisa berpura-pura, tetapi bisakah hati juga berpura-pura? Melihat pria yang pernah dicintai begitu dalam kini mencemaskan wanita lain, wanita mana yang bisa merasa baik-baik saja?Di kamar mandi, Devina membasuh tangan, merapikan rambutnya, lalu tersenyum tipis. Ketika membuka pintu, dia terkejut melihat Raka berdiri di luar."Raka?""Kamu kenapa?" t

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 210

    "Eh ... Raline." Devina terhuyung dua langkah.Emily menghela napas, lalu berkata kepada Meira, "Tambahkan beberapa lauk lagi.""Oke, aku kasih tahu para pembantu." Meira akhirnya merasa lega melihat ibu mertuanya bersedia membiarkan Devina tetap tinggal.Sebenarnya semua orang tahu, perubahan sikap Emily itu karena ucapan Raka barusan. Sikap Raka terhadap kehadiran Devina seolah-olah wajar, membuat Emily berpikir kalau Raka juga mengundangnya. Kalau dia tetap mengusir Devina, justru akan terlihat sebagai orang tua yang picik.Brielle menarik Anya ke sisinya. Anya memetik dua kuntum bunga dan memberikannya."Mama, cium deh, wangi nggak?"Brielle menunduk dan menghirup. "Hmm! Wangi sekali.""Untuk Mama." Anya memberikan bunga itu kepada Brielle, lalu kembali berlari di taman mencari harta karun kecilnya. Raka tetap mendampinginya dari belakang.Emily menoleh pada Brielle, merendahkan suara. "Brie, jujur sama Nenek, kamu dan Raka cerai, apa ada hubungannya sama Devina?"Brielle tertegun

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 209

    "Nenek, kami juga mau minum teh," ujar Raline."Kamu ajak Devina ke kamar saja." Emily tidak ingin cucunya mengganggu kebersamaannya dengan Brielle. Dia juga tidak ingin Devina menambah beban bagi Brielle.Perceraian Raka dan Brielle jelas ada kaitannya dengan Devina. Emily pun kesal karena cucunya tidak bisa memilih dengan benar. Istri sebaik Brielle dilepaskan, malah jatuh hati pada Devina yang penuh motif tersembunyi.Melihat Emily berjalan mendekat, Brielle menggigit bibirnya, lalu akhirnya bersuara, "Nek, sebentar lagi aku ada urusan. Aku ....""Kalaupun ada yang harus pergi, itu bukan kamu." Emily tiba-tiba meninggikan suaranya.Brielle terkejut. Sementara Devina yang hendak masuk ruang tamu bersama Raline juga mendengar itu, wajahnya memerah karena malu."Nek, bukan begitu maksudku. Aku ...." Brielle tidak menyangka Emily akan bereaksi sebesar itu."Ini rumahku. Kamu ini tamu yang kuundang sendiri untuk makan malam. Jadi, kamu nggak boleh pergi," sela Emily.Devina menyerahkan h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status