Share

11. Ngumpet

Aku tengah duduk merenung sambil menatap aktivitas orang-orang di Terminal Purwokerto. Tuti sedang membeli beberapa camilan dan air mineral.

"Nih."

"Makasih."

"Kamu mau aku temani ke mana dulu?"

"Disini aja dululah Tut, lagian baru jam enam."

"Okelah. Nih makan, aku pesenin dua cup."

Aku dan Tuti menyantap cup Andaimie yang ditambahi dengan lima butir bakso didalamnya.

"Enak ya Tut."

"Biasa aja. Tapi biasanya orang patah hati gak nafsu makan. Kok kamu beda?"

"Bedalah. Walau patah hati, aku harus tetap waras."

"Hahaha."

Kami asik makan dan sesekali tertawa membahas berbagai hal secara acak.

"Mbar."

"Hem, bukannya itu Syam."

Aku menoleh ke arah yang ditunjuk Tuti, mataku membulat. Syam terlihat sedang mencari-cari sambil menghubungi seseorang dengan ponselnya.

"Tut, cepetan kabur!" Aku menarik tangan Tuti dan langsung mengajaknya pergi. Bahkan kini kami berlari.

"Kenapa?" Tuti ikut berlari.
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status