Share

37. Sandaran Hidup

Aku, Ibu dan Umi sedang bersantai di teras belakang rumah sambil bercerita. Umi hampir seminggu sekali juga pulang. Maklumlah, calon cucu pertama makanya beliau sangat antusias.

“Coba Umi udah pensiun. Selama kamu hamil umi disini aja nemenin kamu.”

“Terus suami kamu gimana Kinan?”

“Hahaha. Sejujurnya aku dilema In. Satu sisi suami, satu sisi calon cucu pertama. Aku jadi galau.”

“Hahaha.”

Kedua sahabat itu masih bercerita. Aku hanya menjadi pendengar dan kadang menyahut. Sesekali aku mengurut punggungku. Pegel.

“Sakit , Nduk?”

“Bengkek, Bu.”

“Lagian, kamu makan terus makin melebar, ‘kan badannya.”

“Iya. Mana hidung Ambar jadi makin minimalis ini? Gara-gara pipinya makin chubby.”

“Hahaha. Yang penting Akbarnya suka. Eh, Nduk. Kamu kasih pelet apa sama Akbar? Bucin banget dia sama kamu.”

Aku tertawa, gak mungkin aku bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status