Share

Penyesalan Seorang Ibu

"Bahaya untuk kalian jalan di tengah malam seperti itu. Kenapa gak pilih menginap saja? Araka punya hotel, bahkan di rumah bu Juni juga menyiapkan kamar untuk kalian pulang kesana. Ini malah pulang kesini menempuh perjalanan dua jam tengah malam," ujar Abizar keesokan paginya.

Beliau sedang duduk berdua dengan Langit, sedangkan Jingga mengantarkan Biru ke sekolah sekalian menunggunya pulang.

Jingga mengatakan kalau dia akan menikmati cuti ini dengan bermain bersama Biru sepuasnya.

"Jingga mau pulang agar bisa mengantarkan Biru ke sekolah, Pa. Katanya dia sangat jarang melakukan itu untuk Biru," jawab Langit.

Sontak saja jawaban dari Langit itu membuat Abizar memandang wajah Langit tidak percaya. Bagaiamana bisa seorang Jingga berubah secara tiba-tiba.

"Sejak kapan dia peduli kepada Biru? Bukankah selama ini dia tidak pernah peduli kepada Biru," tanya Abizar benar-benar keheranan.

Langit menghela nafas berat dan menyunggingkan sen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status