Share

Ponsel Hilang

Kami tiba di lokasi pada jam delapan malam. Ah, badanku rasanya remuk. Perjalanan jauh membuat bokongku rasanya tepos seketika.

Kamarku dan Ammar ternyata bersebelahan. Sebelum masuk, dia masih sempat melirikku. Aku melengos. Buru-buru masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

Kuempaskan tubuh ke ranjang. Rasanya nyaman sekali. Badan yang lelah dipadukan dengan ranjang yang empuk. Sungguh sempurna.

Aku menoleh ke samping. Ponselku mencuat keluar dari dalam tas. Aku meraihnya. Nomor Rafael adalah yang pertama aku hubungi. Siapa lagi kalau bukan dia?

Tidak membutuhkan waktu lama, wajahnya sudah muncul di layar sekarang. Aku sangat merindukannya. Padahal baru saja sampai. Masih ada sekitar enam hari lagi yang harus kami lalui tanpa satu sama lain.

Jantungku bahkan berdebar kencang sata melihat wajahnya.

"Udah nyampek?" tanyanya. Aku merubah posisi menjadi telungkup.

"Udah. Aku kangen," keluhku.

"Baru juga nyampek." Dia terlihat baru saja mandi. Tangan kirinya mengeringkan rambut menggunakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status