Share

Bukan Pernikahan Kontrak
Bukan Pernikahan Kontrak
Author: Little Casper

Bab 1

Author: Little Casper
last update Last Updated: 2022-09-23 14:02:47

Selena tersenyum sembari menatap pemandangan indah di depannya. Segala yang ada pada laki-laki di depannya itu, terlihat begitu indah dan sempurna di matanya.

Semua gerakan laki-laki itu seakan melambat bagai slow motion pada video yang sering ia tonton. Dia mengunyah, dia tersenyum dan menatap Selena penuh cinta.

Ya, sepertinya Selena telah sejatuh cinta itu pada sosok makhluk paling sempurna yang pernah dia lihat. Laki-laki itu sedang duduk berdua dengannya sambil menikmati es krim coklat kesukaan Selena.

Alvaro Sebastian. Lelaki pertama yang membuat Selena merasakan indahnya cinta. Serta merasakan bagaimana pipinya menjadi bersemu merah saat dia mengucap kata suka dan cinta padanya dua tahun yang lalu.

"Ayolah, Sayang! Kau jangan menatapku terus seperti itu. Memangnya ada apa dengan wajahku? Apa ada yang aneh?" tanyanya membuat Selena mengulum senyum.

Selena menggeleng lalu menyendok es krim di depannya dan memasukkan sendiri ke dalam mulut. Dingin dan lumer di dalamnya.

"Tidak! Hanya saja, kau begitu terlihat indah di mataku," ucap Selena yang mungkin terdengar seperti sebuah godaan bagi Alvaro.

"Ya ampun! Aku tak seindah itu. Kau jangan membuatku malu. Bahkan kau yang terlihat lebih indah di kampus ini," jawabnya membuat Selena tertawa.

"Oh, ayolah, Babe! Kamu tidak lihat? Semua orang sedang menatapmu? Bahkan aku sampai iri hingga rasanya ingin mencolok mata mereka yang tidak tahu malunya menatap wajah kekasihku! Ah, rasanya aku sangat kesal," gerutunya dengan mengacak es krim di depannya dan membuat Alvaro tertawa.

"Kau, cemburu?" tanyanya. Selena meliriknya sekilas dan hanya mencebik kesal.

" Apa seperti itu, yang namanya cemburu?" tanya Selena dengan bodohnya.

" Hahahaha. Kau ini lucu sekali. Tak bisakah kau hanya bilang kalau kau sedang cemburu padaku?" ucap Alvaro yang lagi-lagi dengan tawanya yang renyah dan selalu menularkan senyum pada kekasih di depannya itu.

"Sudahlah, lupakan! Besok adalah hari terakhir kita di kampus ini. Haaahh, rasanya aku tidak ingin pergi dari sini," keluh Selena dan menatap keadaan sekelilingnya yang mungkin akan selalu di rindukan setelah ini.

"Kau benar! Empat tahun duduk di bangku kuliah ini, terasa seperti rumah sendiri. Hingga mau meninggalkannya sangat sulit," jawab Alvaro yang membuat Selena berdecak kesal.

"Jangan bilang, kau mau tinggal di sini lagi, hanya karena kau sangat mencintai kampus ini?!" tanya Selena dengan sedikit terkejut.

Lagi-lagi Alvaro tertawa. Seakan hidupnya tak pernah ada sedih sedikitpun. Ah, tidak. Bukan itu maksud Selena. Seolah jika bersama wanita itu, Alvaro akan selalu tertawa seperti itu.

"Mana mungkin aku melakukan itu? Sedangkan kekasihku juga akan keluar dari sini. Ah?! Apa kau mau tinggal di sini lagi bersamaku?!" tanyanya sedikit antusias.

Plak!

Selena menepuk bahu Alvaro sedikit keras yang lagi-lagi membuat laki-laki itu hanya tertawa.

"Aku tak mau diberi gelar mahasiswa abadi di sini," gerutu Selena dan semakin membuat Alvaro tertawa terbahak.

"Mungkin saja, jika kita masih di kampus ini, akan tetap membuat kita jadi tetap muda," katanya yang membuat Selena memutar bola mata, malas.

"Tetap saja umur kita bertambah. Aku memang senang berada di kampus ini, tapi aku tidak menyangkal juga tentang tugas kampus yang selalu membuatku memutar otak," tambah gadis itu lagi.

" Yeahh, i see. And i feel same with you," jawab Alvaro dan Selena hanya mengangkat bahu pelan.

"Then, what are we going to do now?" tanya Al dan Selena menatapnya dengan sedikit berpikir.

"Em, aku pikir, es krimnya harus dihabiskan lebih dulu. And then, we will spend the day together, bagaimana?" tanya Selena dengan sedikit antusias.

"I think, that is not good idea," ucap Alvaro dengan mimik wajahnya yang terlihat menyesal.

" Why? Kenapa? Kau tak suka seharian bersamaku? Apa sudah ada hal menarik bagimu selain aku? Apa karena kita sudah lulus dan kau sudah bosan padaku?" cecar Selena dengan pertanyaan yang beberapa hari ini ia pikirkan.

Alvaro memberikan tatapan tajam padanya. Bukan tatapan cinta seperti yang biasa ia berikan pada Selena. Apa maksudnya itu?

"You always overthinking about me! Apa aku seburuk itu di matamu?" tanyanya masih dengan tatapan tajam.

Selena menghela nafas panjang. Setidaknya dari kalimat yang laki-laki itu ucapkan membuatnya sedikit lega. Karena, itu berarti apa yang dicurigakannya tidak benar. Semoga saja. Harap Selena.

"Aku hanya,..."

"Hanya terlalu takut kehilanganku? Bukan begitu?" tebak Alvaro dengan sudah memasang senyum lebar yang terlihat sangat tampan dimata Selena. Arrghh! Bahkan Selena sangat kesal dengan suasana ini. Mempunyai kekasih tampan di kampus ini membuatnya terbakar cemburu.

"Hahaha, i know that, Selena. Kau tak perlu mengatakannya. Tapi, aku selalu tahu tentang dirimu. You love me too much. Like me! And i love you, too much," ucap Alvaro yang membuatnya tersenyum dan Selena pun tertawa.

Ponsel Selena berdering. Alvaro menghentikan tawanya setelah ia memberinya isyarat, bahwa Ibunya sedang menelepon.

"Ya, Bu?" kata Selena dengan nada riang seperti biasanya. Alvaro menggenggam tangannya erat. Sesekali menciumnya. Bahkan ketika Selena mau menariknya, ia kembali menariknya lagi, seolah enggan untuk melepaskan.

"Maaf, apa benar ini dengan keluarga Pak Harry?" tanya seseorang dari seberang sana yang seketika membuat jantung Selena sedikit berdebar.

"I... Iya benar. Dengan siapa saya bicara?" tanyanya pelan dan sedikit khawatir. Sedang Alvaro pun sudah ikut cemas melihat mimik wajah kekasihnya itu.

"Ayah anda mengalami kecelakaan. Sekarang mereka di Rumah Sakit dan, ..." ucap sebuah suara dari seberang sana membuat hatinya lemas seketika.

Hati dan pikiran Selena seakan tak bisa bekerja dengan baik. Bagai mendengar petir disiang bolong yang mengejutkannya. Namun, tak mampu membuatnya mengeluarkan suara.

" Sel? Ada apa?" tanya Alvaro di sampingnya. Gadis itu mendengar Alvaro bersuara. Tapi suaranya kali ini tak terdengar seperti lagu cinta yang biasa ia nyanyikan untuknya. Melainkan seperti suara dengungan nyamuk yang terdengar di telinganya.

Selena meremas dadanya, rasanya sesak. Seakan ia tak bisa bernafas. Berita itu sangat membuat hatinya ngilu.

" Selena?!!!" Alvaro menyadarkannya dari lamunan. Setelahnya Selena menangis sesenggukkan yang seketika membuat Alvaro membawa Selena ke dalam pelukannya.

********

Selena menatap sedih, melihat Ibunya yang menangis meraung di depan mata. Kain putih itu menutup seluruh badan dari sosok orang yang selama ini jadi kebanggaannya.

Ia terbujur kaku dengan bergelimangan darah di tubuhnya. Sedang Ibunya hanya bisa menangis dari ranjang sebelahnya. Ia pun sama terlukanya seperti Ayahnya. Tapi, mungkin rasa sakit di tubuhnya tak sesakit hatinya melihat belahan jiwanya pergi untuk selamanya.

Ia menghampiri tubuh Ayahnya yang terbaring di ranjang rumah sakit. Dibuka kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia pun tak bisa lagi membendung air mata saat benar-benar melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa benar itu adalah Ayahnya. Pahlawannya, serta kebanggaannya.

Selena meremas kain putih yang menutupi Ayahnya, air matanya tak bisa berhenti mengalir. Isakan tangis, raungan, geraman dan segalanya ia tumpahkan melihat sang Ayah yang tak lagi bernyawa.

Alvaro hanya menahan dan memeluk Selena yang terus memukul-mukul dada yang mungkin merasa sesak. Ah, bukan mungkin. Tapi memang sangat sesak.

"Dia Ayahku, Al! Kenapa dia pergi secepat itu?!" tangisnya pecah dan Alvaro hanya memeluknya erat. Merasakan kesedihan yang juga di alami kekasihnya sekarang.

Dokter berlari dan memeriksa Ibu Selena yang kemudian pingsan setelah tangisnya terdengar memilukan.

"Ibu?!!!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
HANA PUSPARINI
seru ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bukan Pernikahan Kontrak   Bab 98. Epilog 2 (TAMAT)

    Apa?!" Begitulah jika Selena ada maunya. Ia akan memanggil Daniel dengan sebutan 'Sayang', karena tahu suaminya itu tidak akan menolak. "Ya, baiklah. Besok aku akan mengurus semuanya," jawab Daniel meski dalam otaknya sudah pusing memikirkan segalanya. Bahkan, pagi-pagi sekali Daniel menghubungi dokter kandungan yang biasa menangani Selena. Sebenarnya, saat check up sejak sebulan yang lalu, dokter sudah bisa memprediksi jenis kelamin bayi Selena dan Daniel. Namun, Selena mengatakan agar tidak mengatakannya. Ia bilang, agar menjadi surprise saat bayinya lahir. Namun, siapa yang menyangka, jika keinginan istri Daniel mendadak berubah?Dokter sudah menuliskan jenis kelamin anak Selena dan Daniel dalam sebuah kertas yang digulung pada sebuah tabung plastik. Lalu memasukkannya ke dalam sebuah balon besar. Karena acaranya begitu mendadak, jadi Daniel tak bisa berpikir untuk melakukan ide rencana yang lebih baik. Untuk itu, ia hanya mengadakan acara seperti pada umumnya. Jika saja Dani

  • Bukan Pernikahan Kontrak   Bab 97. Epilog 1

    Waktu terus berlalu. Bahkan musim telah berganti. Segala masalah yang mereka lewati pun telah menjadi hal yang hanya bisa diingat. Kita tak akan pernah tahu dengan apa yang akan terjadi. Bahkan kesulitan yang kita alami juga datangnya dari Yang Maha Kuasa, semata hanya untuk memberi kemudahan setelah kita bisa melewatinya. Meninggalnya kedua orang tua Selena, pernikahan kontrak yang dilakukan Daniel dan Selena, bahkan harus rela berpisah dengan Alvaro yang notabene adalah kekasihnya. Kemudian meninggalnya sang kakek, kejadian Alvaro di luar negeri dengan Nick, atau kembalinya sang Mama yang membuat Alvaro dan Daniel menangis haru. Serta cinta yang perlahan tumbuh di hati Selena untuk Daniel ataupun sikap rela menerima Alvaro yang mau bertanggung jawab atas Jessica, semua sudah tak luput dari campur tangan Tuhan. Lalu, kini keluarga yang sedang berbahagia itu, sedang riuh menanti kelahiran seorang bayi yang sudah ditunggu sejak sembilan bulan lamanya. Alvaro menangis haru, saat per

  • Bukan Pernikahan Kontrak   Bab 96. Usai

    Setelah drama sesenggukan Jessica di kamar rias, kini sepasang mempelai pengantin itu sedang berjalan menuju altar. Tentu saja Jessica sudah diperbaiki make upnya. Karena air matanya tentu membuat riasan Jessica sedikit rusak. Daniel mengundang semua rekan kerjanya, serta para karyawan di seluruh cabang Jaya Group. Membuat pesta pernikahan Alvaro terasa sangat meriah. "Kenapa kau memandangnya seperti itu?" tanya Daniel ketika Selena menyaksikan Alvaro dan Jessica sebagai raja dan ratu hari ini. Selena hanya memutar bola mata malas. Ia tahu, suaminya itu pasti dalam mode cemburu. "Sayang, aku punya mata. Dan kau sangat tahu apa gunanya mata, kan? Untuk apa punya mata, jika tak digunakan dengan baik?" jawab Selena sehalus mungkin. "Tapi, memandang seperti itu, apakah itu cara yang baik?" protes Daniel kembali membuat Selena menarik napas panjang. Apa salahnya melihat pasangan yang menikah itu sedang berbahagia? "Apa aku tak boleh melihatnya? Apa aku harus ke kamar saja?" kesal Sel

  • Bukan Pernikahan Kontrak   Bab 95. Before Wedding

    Selena mengeratkan pegangannya pada gelas. Ia sudah menduga bahwa Daniel akan berpikir demikian. Salahnya sendiri, kenapa ia menampilkan sikap yang aneh. "Daniel... Aku tidak...""Aku tidak apa-apa, Selena. Aku sangat tahu hatimu. Wajar saja jika kau...""Aku tidak cemburu, Daniel. Aku hanya heran saja, mereka,... Alvaro sangat cepat dekat dengan Jessica. Juga, Jessica..."Selena menggantungkan ucapannya. Ia menyadari jika maksud dari ucapannya juga masih mengandung maksud yang dikatakan Daniel. Daniel segera menangkap kegelisahan istrinya itu. Ia menghampiri Selena, dan meletakkan gelas yang dibawa olehnya. "Tak perlu kau menjelaskan, aku sudah paham. Aku tahu. Sangat tahu. Memang tidak mudah melupakan seseorang yang pernah mengisi hati kita. Namun, harus selalu kau ingat, bahwa ada aku, di sisimu," ujar Daniel meletakkan sebelah tangan Selena di dadanya. Selena tersenyum lega. Sebelumnya ia takut, jika Daniel akan salah sangka padanya. Namun, siapa yang menyangka jika suaminya s

  • Bukan Pernikahan Kontrak   Bab 94. Apa kau cemburu?

    "Daniel?! Kau?! Bagaimana kau bisa ada di sini?" pekik Alvaro yang segera beranjak dan berhadapan dengan Daniel. "Kau belum menjawab pertanyaanku, Al?!""Kau pun tak menghiraukan pertanyaanku, Niel!" kesal Alvaro kemudian. Keduanya mendengkus kesal bersamaan. Membuat Daniel tersenyum geli melihatnya. Ia sadar, dirinya dan adiknya adalah dua orang yang hampir sama memiliki sifat. Yaitu tidak sabaran, dan mungkin mau menang sendiri. "Oke, fine! Tadi aku mengikutimu dari belakang karena...""Dasar penguntit!" kesal Alvaro dan Daniel tercengang mendengarnya. "Dengarkan aku dulu, Adik laknat!" maki Daniel yang terpancing kesal. Alvaro hanya mendengus kasar dan membuang muka. Ia enggan bertatap muka dengan kakaknya itu. "Aku hanya menghawatirkanmu. Jadi aku mengikutimu. Apa aku salah?" "Salah! Karena kau plin plan dengan ucapanmu!" ketus Alvaro beranjak keluar dari kamarnya. Ia tak ingin istirahat Jessica terganggu. "Plin plan? Apa maksudmu?" tanya Daniel heran. Ia mengikuti langkah a

  • Bukan Pernikahan Kontrak   Bab 93. Jessica muntah-muntah

    Sejak kepergian Alvaro saat mereka berpisah di Bandara, sejak itu pula Jessica merasakan kegelisahan. Gelisah karena sepertinya perutnya mulai mengalami rasa tidak nyaman seperti beberapa terakhir yang ia alami. Namun, kembali Jessica mengingat apa yang diucapkan Alvaro tadi, ia memejamkan mata dan mengingat pelukan Alvaro serta mengingat aroma tubuh calon Ayah dari anaknya itu. Sungguh, dia bukan wanita mesum selama ini. Namun, entah kenapa pikirannya tentang Alvaro sedikit membantu mengusir rasa tidak nyaman seperti mual yang ia alami. "Huufftt. Bagus, seperti itu Jessica. Kau pasti bisa," gumam Jessica terus menerus mensugesti dirinya sendiri agar tak menuruti rasa mualnya. Setibanya di apartemen Alvaro, Jessica menemukan kamar Alvaro dengan khas aroma laki-laki itu. Membuatnya merasa senang karena sepertinya ia bisa merasakan kehadiran Alvaro di sini. "Aku akan tidur di kamar ini, Anna. Bolehkah?" tanya Jessica sedikit takut. "Tentu saja, Nona. Tuan Alvaro memberiku pesan unt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status