Share

Bab 23

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-12-15 21:01:33

Helena langsung memalingkan pandangannya. Davidson benar-benar dalam keadaan telanjang bulat!

Reaksi Helena membuat Davidson tersenyum tipis. Tentu saja wajah merah Helena, caranya untuk tidak melihat ke bagian yang tidak seharusnya di lihat itu nampak menggemaskan.

Mirip seperti bayi yang malu-malu.

“Tidak usah berekspresi begitu. Bukankah kau juga sudah melihatnya, bahkan juga sudah me—”

Helena melotot. Memotong pembicaraan yang jika dilanjutkan itu pasti akan sangat memalukan. “Paman! Jangan bicara sembarangan.”

Davidson terkekeh. “Sembarangan ya... terus, kenapa kau ada di depan pintu? Aku pikir kau penasaran sekali jadi aku bawa kau masuk supaya kau bisa melihat dengan lebih seksama. Ah, mau coba juga boleh.”

Gila...!

Helena benar-benar sampai gemetar menahan rasa malu dan kesal.

“Apa dia pikir dia masih bayi yang bisa seenaknya saja telanjang di manapun dia mau?” batin Helena, berang.

Saat Helena masih sibuk dengan apa yang dia pikirkan, Davidson justru mem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 32

    Helena bersikap sebagaimana mestinya, seorang asisten pribadi untuk Davidson. Ia membawa beberapa barang milik Davidson. Kakinya mencoba untuk tetap di sekitar Davidson yang langkahnya tentu tak sebanding dengannya. Padahal, tubuh Helena seperti tergilas truk rasanya, tapi apalah daya siapa dirinya yang membuatnya tidak memiliki pilihan terbaik dalam setiap situasi. Davidson dan Jonathan langsung menemui orang-orang penting yang sudah datang lebih dulu daripada mereka. Ada akhirnya, Mereka sibuk membahas tentang kerjasama dan proyek yang sedang mereka coba bicarakan untuk bisa melangkah lebih jauh lagi. Sementara itu, Helena duduk di luar ruangan, menunggu dengan perasaan tidak nyaman. “Aku... pasti sudah sangat keterlaluan, kan? Bahkan aku juga mulai menikmati kegilaan ini,” bisik Helena pada dirinya sendiri. Ia mengingat k

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 31

    Helena hanya bisa pasrah tak berdaya saat Davidson melakukan apa yang ingin dia lakukan. Pria itu memejamkan matanya, menikmati apa yang sedang dia rasakan. “Hahh...” Davidson mendesah nikmat saat menyadari kalau Helena sudah lebih mahir dari sebelumnya. “Hemm... bagus.” Memalukan sekali, tapi itu juga bagian yang paling dia sukai, Helena menyesap miliknya walaupun jelas karena paksaan darinya. Helena sendiri meras ingin muntah. Benda keras tapi lembut itu memenuhi rongga mulut yang anehnya juga membuat napasnya kesulitan. Sial!! Dia tidak tahu kalau hal memalukan ini harus terjadi lagi. Cukup puas, Davidson menyudahi, membuat Helena bisa mengambil napas dengan benar. Tanpa mau membuang waktu, Davidson menuntun Helen untuk mengambil posisi guna penyatuan mereka yang harus segera dilakukan. Blusss....! “Ugh!” Pekik Hele

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 30

    Napas Davidson perlahan berubah teratur, tenang. Helena menyadarinya saat tekanan di bahunya mulai mengendur. Kepala pria itu sedikit miring ke samping, rahangnya tidak lagi tegang. Pijatan sederhana itu ternyata cukup membuatnya terlelap dalam ketenangan.. Helena segera menghentikan tangannya. Ia menatap Davidson sejenak, bukan dengan rasa kagum, melainkan kelelahan yang sama, berharap Davidson nanti tidak akan mengganggu istirahatnya. Bahunya sendiri terasa pegal, matanya berat. Hari itu terlalu panjang, terlalu banyak emosi yang terkuras hany untuk hari ini. Tanpa berpikir panjang, Helena menarik tangannya kembali dan duduk bersandar di sofa, niatnya hanya sebentar. Namun rasa kantuk itu justru menyerangnya lebih cepat dari dugaan. Ia ragu sejenak, lalu perlahan merebahkan tubuhnya di sisi Davidson. Tidak terlalu dekat, tidak pula menjaga jarak berlebihan. Hanya posisi alami seseorang yang sudah terlalu lelah un

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 29

    Helena tentu tidak menjawab, dia justru makin nyenyak. Davidson membuang napas kasarnya. “Sepertinya kau memang sangat kelelahan.” Davidson hanya bisa menyadarkan punggungnya dengan nyaman, dia juga merasa ngantuk ditambah lelah karena hari ini benar-benar banyak sekali hal yang harus diselesaikan. Pada akhirnya, Davidson juga tertidur, membiarkan Helena bersandar padanya sambil memeluk lengannya. Sopir yang mengemudi pun hanya bisa tersenyum. Tidak pernah ia melihat Tuannya itu begitu mudah mentolelir sikap wanita, namun kali ini sepertinya cukup berbeda. Mobil akhirnya melambat dan berhenti di pelataran hotel. Lampu-lampu gedung menyala tenang di tengah malam, memantulkan cahaya pucat ke kaca mobil yang kini telah terparkir. Sopir turun lebih dulu, lalu mengetuk pelan jendela bagian belakang. “Tuan Davidson, kita sudah sampai di hotel.” Davidson membuka mata. Ia menarik napas pen

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 28

    Alex ikut keluar dari kamar. Dia tidak ingin kalau nantinya akan menjadi kesempatan untuk Davidson menggoda Helena. Helena baru saja sampai di ruang tamu, disusul Alex. Davidson menunggu di sana berdiri, entah kenapa duduk di sofa itu itu dia juga enggan untuk melakukannya. Davidson berbalik badan. Alex memutar bola matanya, jengah. Entahlah... Saat ini ada rasa kesal dan kecewa yang tidak bisa dia ungkapkan apalagi direalisasikan. Sadar benar bahwa jika dia membuat kesal pria itu, maka akan besar kemungkinannya akan ada masalah yang besar pula. Meskipun keadaan perusahaan membaik, sebenarnya belum juga bisa disebut stabil. Masih butuh banyak waktu untuk bangkit dan berjaya, jadi Alex akan terus bersabar. “Paman benar-benar datang di waktu yang sangat tepat,” ucap Alex, kesal tapi tetap terjaga. Helena hanya bisa terdiam. Ada Alex di sana, tentu tid

  • Bukan Salahku Selingkuh   Bab 27

    Helena tersenyum sinis membaca pesan-pesan itu meskipun dia tidak bisa membukanya dan membaca lebih lengkapnya karena dalam mode kunci. “Nikmatilah waktunya... aku juga akan terus menguatkan hati sampai tiba waktunya aku akan menghadapi kalian dengan senyum penuh kemenangan,” gumam Helena. Di sisi lain, Davidson menatap layar ponselnya untuk kesekian kali di malam itu. Tidak ada balasan dari Helena. Tidak ada panggilan masuk sebagai itikad baik. Rahangnya mulai mengeras. Ia kembali menekan nomor Helena, membiarkan dering itu berbunyi lebih lama dari sebelumnya. Tetap nihil. Sambungan terputus dengan sendirinya, seolah menegaskan satu hal yang membuat dadanya terasa tidak nyaman,. Helena sengaja tidak mengangkatnya karena sibuk dengan Alex. Davidson meletakkan ponselnya di meja dengan sedikit lebih k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status