Share

#23 You were Trouble

Setibanya di indekos, ia buru-buru membuka pintu kamarnya. Melempar tas asal, dan mencari benda yang mampu menenangkannya. Pandangannya terkunci pada pisau cutter yang ada di meja. Seperti yang sudah-sudah, ia akan melancarkan ritual penenangan dirinya.

Selagi menggenggam cutter, ponselnya berdering tanda telepon masuk. Gerakannya berhenti sesaat, namun tetap mengabaikan panggilan itu hingga dering ponselnya berhenti. Ketika benda tajam itu nyaris menggores kulitnya, ponselnya kembali berdering dengan tidak sabar. Akhirnya ia meraih tasnya. Menatap nama yang tertera di layar.

Telepon dari Bosnya.

Aneth berdehem sesaat sebelum mengangkat panggilan masuk itu. “Halo,”

“Akhirnya kamu respon juga.” Ada nada khawatir pada suaranya. “Semalam kamu nggak hubungin sama sekali.”

“Ah, maaf Pak. Saya langsung ketiduran.”

“Tapi nggak pa-pa kan kamu pulangnya?”

“Iya, nggak apa-apa kok. Maaf ya Pak, saya lupa kabarin.”

<
Lunetha Lu

Hai, haiii.... Jangan lupa berikan bintang dan diamond untuk Aneth ;) Salam elegan, @lunetha_lu

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status