Share

Panas

Penulis: LianaAdrawi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-09 10:52:12

Amanda kesalnya bukan main pada wanita bertubuh berisi di hadapannya ini. Dia kira gadis itu mau memuji kecantikannya, mau menyanjung-nyanjung Amanda setinggi mungkin sesuai status sosial ekonominya, eh malah kebalikannya. Amanda dikatai manja, kata manja ini bosan dan tidak suka Amanda dengar. Kalau dilihat dari sedotan atau sisi manapun, yang mengatai Amanda manja tu jelas kalah telak, dari manapun canti Amanda, kaya Amanda, berwibawa Amanda, lebih berpendidikan Amanda. Sungguh sombong sekali ini anak mentang-mentang oke. 

Uh padahal kalau gadis yang ada di hadapan Amanda ini memujinya begitu tinggi, bakal dia balas pujian itu dengan traktiran tas kremes alias Hermes, makan di restoran mewah dan jalan-jalan ke luar negeri gratis. Bego ini orang malah ngatain, maklum bukan parasit yang bermuka dua, menyanjung demi dapat keuntungan dari Amanda kan temen bangke! 

“Oppss …. Kenalkan aku Bianca Aura dan pasanganku Brilian Candra.” Dia membenci Amanda tapi masih mending mau menjabat tangan gadis sombong itu. Siapa tau dengan salaman cantiknya nular. Bianca gadis yang berumur 25 tahun asli orang sunda, dia ini membenci Amanda lantaran di TV gadis itu terlihat sekali manja, anak papa dan doyan hura-hura. Dahulu ada acara televisi yang menayangkan kegiatan Amanda bersama anggota gengnya the queen squad yang bergaya hedon. Pasangan Brilian berumur 27 tahun, mereka beda umur dua tahun. Pasangan ini kompak bertubuh berisi.

“Waww …. Seorang Amanda anak pemilik MND TV ikut acara ini?” Patut diacungi jempol karena bos yang turun tangan sendiri, bukan jadi pengawas malah jadi pemain dalam permainan serta pertunjukannya sendiri. Rawan berbuat curang dong, etss enggak bakalan curang, orang Manda tidak tahu apa-apa. Dasar tukang hura-hura, bergaya hedon dan tak bisa apa-apa, tuh kan lihat sekarang, teknis acara televisinya sendi tidak tahu.

“Nanti dia curang bagaimana?” tanya pasangan gadis bernama Bianca, otaknya dipenuhi pikiran kotor. Dia belum tahu Amanda orangnya seperti apa.

“Apa kau bilang? Curang?” Manda jelas emosi, gadis ini melangkah dan berdiri sangat dekat dengan pria itu.

Gadis ini menatap sinis sambil berucap, “Boro-boro curang, mekanisme reality show ini saja aku tak tahu.” kalau tidak percaya Manda punya buktinya, dia tidak bisa menebak setelah ini akan ada acara apa dan akan melakukan pertandingan seperti apa.

“Masa iya!” Kini Bianca yang bersuara. Gadis ini berburuk sangka dan doyan mengecap tanpa mengenal orang yang dia benci. Kalau mengecap dan membenci, tiba-tiba orang tersebut malah sukses pasti dia malu.

“Terserah kamu mau percaya atau tidak.” Masa bodoh, Amanda akan buktikan bukan dengan sekedar omongan tapi dengan tindakan. Wajar kalau dia manja dan hidup enak jadi susah mandiri, terlalu dimanja dan dari menghambur-hamburkan uang.

“Oh jadi Amanda ini yang terkenal itu, anaknya bapak Gustav Dermawan yang keren itu?” Siapa yang tidak tahu nama Gustav, wajahnya wara-wiri di televisi, bukan hanya pemilik MND TV saja, dia aktivis kemanusiaan dan juga sering ikut acara penggalangan dana. Kalau di dunia nyata anggaplah Gustav ini mirip pak Hary Tanoesoedibjo.

“Emang iya!" Amanda menaikkan dagunya, dia tidak sederajat dengan orang-orang ini. Mereka tak jelas dari kaum menengah ke atas atau di bawahnya, wajahnya juga tidak familiar, tak seperti Amanda yang wara-wiri di televisi.

“Hebat sekali.” Pasangan ini bertepuk tangan untuk Amanda.

Jelas hati Amanda melambung tinggi, tapi saat hendak terbang kupu-kupunya, seketika itu pula diterjunkan. “Bapaknya aja, anaknya tidak!”

Kupu-kupu di hati Amanda tidak jadi terbang, orang-orang ini begitu merendahkannya. “Dari tadi kau merendahkan aku saja. Awas nanti aku balas?” Awas saja jika dia kembali ke kehidupannya lagi yang normal, dia akan mengingat kedua orang ini dan mencari di mana asal mereka. Amanda akan mengirimkan bom Hiroshima bila perlu ke kediamannya. Dendam ini sepertinya sudah mendarah daging, gadis ini tidak suka jika direndahkan padahal posisinya ada di langit.

“Aku tidak takut padamu anak manja. Aku dan kawan-kawanku bahkan membencimu!” Bianca sungguh berani sekali, tekadnya sungguh besar membenci Amanda, sebesar tubuhnya ini. Bianca termasuk ke dalam golongan haters alias pembenci seorang tokoh.

“Tidak kenal juga.” Bagi Amanda jika belum mengenal seseorang secara menyeluruh, luar maupun dalam, jangan menjudge orang itu jahat dan tidak baik, kenali dulu secara rinci, baru menjudge. Ini kenal saja tidak di dunia nyata, hanya mengenalnya lewat online sudah main benci saja. Apa salah Amanda pada Bianca, boro-boro punya salah sudah dibenci.

Senja rasa suasana semakin memanas lantaran Amanda dan Bianca semakin terbawa emosi. Mereka kan sedang dalam menjalankan misi, masa mau terus berdebat, buang-buang waktu saja, nanti kalau kalah bagaimana? Senja tak mau hal ini terjadi, dia harus memenangkan Variety show ini demi kebebasan. “Sudah-sudah, jangan bertengkar bisa tidak?” Kalau tidak ada yang menengahi ya bisa sampai terjadi baku hantam.

“Kita cari petunjuk lain saja," ajak Senja daripada waktu semakin berkurang, berdebat adalah hal yang membuang-buang waktu dan tenaga, tidak ada manfaatnya sama sekali.

Pasangan yang terlihat baik malah menikmati pertunjukan perdebatan Amanda dan Bianca bukannya memisahkan. Senja lah yang sampai turun tangan. Pria ini bahkan sampai mengatai orang yang berdebat pada kondisi seperti ini adalah orang yang egois dan seperti anak kecil, jadi jika tidak ingin dapat hadiah, hubungi panitia dan memilih untuk pulang saja.

Karena mereka malu pada Senja, akhirnya perdebatan selesai. Masing-masing dari mereka berpencar.

Senja berjalan di sekitar area tanah lapang kecil ini, siapa tahu ada petunjuk apa tugas yang harus mereka lakukan. “Ini dia.” Dia mengangkat tinggi-tinggi kertas HVS yang tulisannya adalah:

“Tanamlah dengan sepenuh hati. Ini akan jadi bahan makananmu nanti untuk bertahan hidup. Setiap tim punya ladang masing-masing. Siapa cepat menanam dan paling rapi, dia yang akan jadi pemenangnya.”

Senja bacakan dengan suara yang kencang agar semuanya bisa dengar. Suara serak-serak ngebas khas miliknya tentu bisa setiap pasangan dengar.

“Menanam sayuran ini, ya? Gampang sekali.” Bianca membuka karung isi sayuran yang sebagian sudah ditumbuhi daun.

Amanda buka karung milik mereka. Sayuran ini memang sering dia makan, tapi tak tahu cara masaknya bagaimana dan cara menanamnya seperti apa. Maklum Amanda taunya cara menghabiskan uang saja.

“Bagaimana caranya, Senja? Kamu saja yang lakukan, ya!” Amanda melirik Senja, belum apa-apa dia seperti sudah ingin menyerah. Senja tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan, kepalanya pusing dapat pasangan yang manja.

Pria itu keluarkan semua bahan dari karung dan memeriksanya satu persatu, mengamati yang mana yang bisa di tanam dan yang mana yang bisa langsung dimakan.

Bianca melirik Amanda sinis, dia dengar keluhan gadis itu. “Tuh kan anak manja taunya cuma memerintah saja.” Kalau Bianca menganggap ini adalah tugas yang enteng. Orang cuma suruh menanam makanan untuk bekal mereka tinggal kok. Btw ini tanaman kan bisa panen 3 bahkan bisa 6 bulanan, berarti durasi mereka akan lama di sini.

“Lakukan sendiri Amanda.” Bianca mengucapkan kencang-kencang agar masuk ke telinga Amanda.

“Apa sih lo?” Amarah Amanda mulai tersulut lagi. Kenapa sih si Bianca ini doyan sekali cari masalah. Amanda risih pada orang-orang seperti itu.

“Kenapa? Takut panas? Takut kotor juga megang tanahnya?” Bahkan Bianca memutarkan tubuhnya di bawah sorotan teriknya matahari dan meraih tanah perkebunan yang didominasikan tanah pasir ini.

“Gak bisa?” tanyanya seolah meremehkan. Bisa saja mentang-mentang anak dari pemilik stasiun televisi ini, Amanda jadi seenaknya memerintah Senja, mereka kan tim jadi harus bekerja bersama, bukan mengandalkan satu orang.

“Sana balik jangan ikutan. Paling mau sembunyi di ketek papi, kan?” Kata-kata Bianca terus membuat hati Amanda mendidih.

“Lo mau ngajak gue ribut?” Gadis ini menarik kerah baju Bianca dan mengepalkan tangannya, ingin rasanya dia memukul si gempal ini.

“AMANDA!” teriakan Senja begitu keras, habisnya dua gadis ini dari tadi berdebat saja, tim Marsha sudah mulai duluan lho.

Amanda menoleh pada sumber suara. “Apa sih Senja. Ini orang dari tadi nyolot terus sih.” Padahal dia sudah mau mengajak Bianca berkelahi, siapa takut. Dengan uang dia bisa buat Bianca yang malah dibui.

Senja tidak menjawabnya karena sibuk dengan tugas ini. 

Bianca melirik Amanda sinis. “Anak manja sana balik. Loe gak akan bisa lakuin ini semua. Lo kan udah biasa serba dibantuin, gak bisa apa-apa. Wle!” Bangke emang si Bianca ini, bisanya merendahkan saja.

“Kata siapa?” Amanda memelototinya.

"Amandaaaaa ….." teriak Senja lagi agar gadis itu menghampirinya. Amanda pun menurut, dia berjongkok di sebelah Senja yang sibuk memilih sayuran.

"Udah berdebatnya?"

Amanda diam, malu karena Senja terlihat emosi.

"Kalau tidak mau di olok-olok ya buktikan kemampuanmu bahwa kau sendiri bisa, bukan diam atau cuma menyuruh orang lain saja." Perkataan Senja ada benarnya juga. Amanda justru jangan berdebat apalagi berkelahi, buktikan sendiri bahwa dia tidak seperti yang disebutkan Bianca.

“Senja. Ajarin gue sekarang!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Akhir Berpisah

    Warning, adegan dewasa. Punten yang dibawah umur jangan ke sini!*“Senja geli, ih!” Manda merasa bulu kuduknya jadi berdiri semua dan kegelian saat embusan napas Senja mengenai ke ceruk lehernya. Pria itu mungkin sangat gemas dan sekaligus melepas rasa rindunya, mencumbu ceruk leher Manda berkali-kali tanpa henti.“Aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu, Manda!” Siapa suruh Manda menggemaskan dan membuat Senja merindukannya, jadilah begini.“Aku juga!” Manda mencangkup wajah Senja dengan kedua tangannya agar pria itu berhenti menciumi ceruk lehernya.Senja malah menciumi pipi Amanda, entah kenapa setelah saling jujur dan mengakui perasaan mereka, Senja mendadak sangat gembira dan tidak mau jauh dari Amanda.“Awas ih, jangan dekat-dekat.” Amanda memperingati. Tidak biasanya Senja seperti ini.“Hmmm …. Aku kan calon suamimu. Kamu didekat-dekati oleh Jeremy tidak risih, giliran olehku malah risih.” Senja mengerutkan bibirnya, dia malah merajuk seperti ini kelihatannya lucu, mengge

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Perasaan Kamu dan Aku

    “Manda kamu dimana?” tanya Jeremy saat teleponnya diangkat oleh Amanda. Handphone Manda berisik sekali saat dia baru pulang mancing, sengaja tadi ditinggal karena takut jatuh ke kali. Ada puluhan panggilan tidak terjawab dan puluhan pesan yang tidak dia balas. Panggilan tak terjawab tentu dari Jeremy, pesan tak terbalas tentu dari keluarga, Jeremy dan sekretarisnya di kantor. Manda ke sini tidak diketahui oleh siapapun. Ayahnya tentu sangat khawatir karena sang putri tiba-tiba menghilang, takut diculik atau tiba-tiba kabur tanpa sebab. Manda tadi mengangkat telepon dari Gustav dulu, Manda jujur kalau dia sedang ikut glamping bersama Senja. Gustav memakluminya dan memberikan izin.Pria itu sangat percaya pada Senja, pasti akan bisa menjaga putrinya. Dia saja dulu dipatuk ular diselamatkan oleh Senja, masa jagain Manda enggak bisa.Setelah mematikan telepon dari Gustav, dia langsung dapat panggilan dari Jeremy, tanpa dilihat siapa orang yang menghubunginya, Manda langsung mengangkatnya

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Disusul Bidadari

    More information: Cerita ini bakal dicetak menjadi buku, untuk informasi pemesanan bisa wa nomor aku 081-9723-0196 atau hubungi meddsosss aku faceboookk dan insstaggramm @lianaadrawi makasih! *Berhari-hari Manda sibuk, berhari-hari juga dia menghindari Jeremy. Malas rasanya melayani pria yang so so perhatian dan romantis, kemana saja dulu, sekarang baru mengejar Manda. Mana Jeremy seperti biasa, ngatur-ngatur, posesif giliran sendirinya tidak mau diatur.Manda cuek bukan berarti tidak peduli, dia menyewa mata-mata kok untuk mengawasi Jeremy, ternyata pria itu masih saja main perempuan, tidak takut kena HIV atau AIDS gitu? Dasar laki-laki brengsek. Bilang mau setia, nyatanya masih jajan.Yang sekarang membuat Manda kesal bukan Jeremy yang masih selingkuh sih, tapi Senja yang hilang bagaikan ditelan bumi. Kemana pria itu? Manda sedih Senja handphonenya tidak aktif, dikirim pesan satu kali tidak dibalas, tidak datang ke acara ulang tahun Manda juga. “Ngeselin deh si Senja, ngilang ent

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Karma Jeremy

    Dengan perasaan percaya diri yang amat menggebu Jeremy sangat percaya diri jika lamaran ini diterima oleh gadis yang ia cintai. Bukankah dari dulu Manda sangat ingin menikah dengannya, sekarang keinginan itu bakal terkabul, Manda pasti tidak akan menolaknya.Gustav setia menunggu jawaban dari sang putri, dia ingin tahu apakah Manda menerima lamaran Jeremy atau tidak, semua keputusan Manda bakal dia dukung meski dia sangat ingin Manda menikah dengan Senja.Senja adalah pria yang baik di mata Gustav, pria mandiri itu pertama kali bertemu dengannya saat acara liburan setahun yang lalu. Gustav ikut menginap di tempat vila keluarga Senja, saat sedang memancing bersama Martin– ayahnya Senja, dia dipatuk ular dan Senjalah yang memberikan pertolongan pertama sehingga Gustav masih hidup sampai saat ini berkat Senja. Rasa kagum akan tindakan Senja yang baik dan sikapnya yang dewasa membuat dia ingin menjadikan Senja menantunya.Amanda diam seribu bahasa selama beberapa detik, dia tidak terprovo

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Ulang Tahun Amanda

    Gara-gara Jeremy hampir ngajak Manda nganu waktu di kamarnya, Amanda mendiamkan Jeremy selama beberapa hari. Entah kenapa Manda sama sekali tidak tergoda dengan tubuh Jeremy yang dulu dia dambakan. Sensasi bercinta yang dulu sering menggebu bersama Jeremy kini telah hilang, entah diterjang apa, mungkin diterjang angin puting beliung hingga tidak napsu lagi.Tibalah sekarang hari di mana hari yang Amanda tunggu-tunggu, hari ulang tahunnya yang bakal disiarkan secara langsung di acara My Roommate season Manda B’day.Acara ulang tahun ini diselenggarakan di sebuah hotel mewah di kawasan jakarta pusat. Kru MND TV sudah sibuk wara-wiri kesana kemari untuk mempersiapkan acara, pegawai hotel juga sedang sibuk mempersiapkan jamuan tamu dan EO juga sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun yang sangat meriah ini.Amanda sudah cantik dirias oleh Bubah Alfian dan sudah anggun mengenakan pakaian gaun dari Diana Putri– desainer asal indonesia yang baru-baru ini viral karena sudah merancang paka

  • Bukan Teman Tapi Sekamar?   Jangan Lakukan!

    “Kita mau kemana lagi? Ini bukan ke arah rumahku, My!” ujar Amanda saat mobil Jeremy malah tidak mengarah ke rumahnya, dia kira habis beli kue mau ke rumah untuk pulang, ternyata tidak, mau dibawa kemana lagi nih?“Ke rumahku!” Jeremy menjawabnya enteng, berarti anak gadis dibawa ke rumahnya itu sebagai tanda keseriusan. Manda kan belum pernah ke sana dan bertemu keluarga Jeremy.“Hah … rumahmu?” Jujur Manda jelas kaget, dari yang tadinya berharap dikenalkan tapi tak kunjung dikenalkan tiba-tiba sekarang Jeremy ada niatan itu. Kemarin kemana aja Jem, baru sekarang bawa anak gadis orang ke rumahnya. Saat Manda sudah menyerah pada Jeremy pria itu mahal punya niatan serius, saat Manda yang serius malah Jeremy terus main-main. Senang sih, tapi Manda seakan tidak siap untuk melangkah bersama Jeremy ke jenjang yang lebih serius.“Iya. Kamu mau aku kenalin ke keluarga aku.” Dia menjelaskan ulang agar Manda tahu kalau hari ini anggota keluarga Jeremy lengkap. Semua orang bilang tidak akan ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status