Share

Bab 5

Penulis: Shenina
Mungkin karena Marcello mulai menyadari perubahan sikap Ashley terhadapnya, beberapa hari berikutnya, dia selalu menempel pada Ashley ke mana pun dia pergi.

Untuk menebus rasa bersalah atas kejadian malam itu, Marcello bahkan memesan makan malam romantis di kapal pesiar. Restoran di atas kapal itu bergaya klasik abad pertengahan, dan di luar jendela terbentang lautan luas yang berkilau di bawah cahaya malam.

Saat pelayan datang membawa bunga segar dan sebotol anggur merah, Ivana juga muncul dan menyapa dengan senyum penuh kejutan sambil menggandeng lengan Marcello. "Wah, kebetulan sekali, Marcello, kamu juga makan di sini?"

Ekspresi di wajah Ashley seketika membeku. Mana mungkin ada kebetulan seperti ini di dunia? Semua ini jelas sudah direncanakan. Tak heran Marcello tiba-tiba mengajaknya makan di tempat seperti ini, ternyata tujuannya hanya agar bisa "kebetulan bertemu" dengan Ivana.

"Bu Ashley, kamu nggak keberatan kalau aku bergabung makan bersama, 'kan?" tanya Ivana dengan senyum manis.

Ashley tentu tidak punya kesempatan untuk menolak, karena Marcello sudah lebih dulu menarik kursi untuk Ivana, seolah itulah yang dia inginkan sejak awal.

Saat memesan makanan, Ivana sengaja menggoda dengan nada lembut, "Semua yang kamu pesan ini makanan favoritku. Kamu bahkan nggak tanya dulu Bu Ashley mau makan apa?"

Marcello mendorong menu ke arah Ashley dengan tenang dan berkata dengan lembut, "Lihat dulu, kamu mau pesan apa?"

Ashley menggeleng pelan. "Terserah kamu saja."

Makan malam itu terasa hambar baginya. Ivana dan Marcello mengobrol dengan akrab, seolah dunia hanya milik mereka berdua, sementara Ashley duduk diam seperti orang asing di antara mereka.

Dia akhirnya berdiri dan pergi dengan alasan ingin menghirup udara segar. Namun baru berjalan beberapa langkah keluar dari ruang makan, tanpa sengaja dia sampai di area lain. Ketika melewati salah satu ruangan VIP, seseorang tiba-tiba menariknya dengan kuat ke dalam.

"Sudah kubilang tadi sepertinya aku kenal, ternyata Bu Ashley ya. Karena kamu sudah datang, mau ikut minum sama kami nggak?"

"Bu Ashley dulu 'kan sombong, susah diajak keluar. Sekarang sudah terpuruk, akhirnya jadi temani pria minum ya?"

Ashley mengerutkan alis. Orang-orang ini adalah pria yang dulu berusaha mendekatinya dan pernah dipermalukan olehnya. Oleh karena itu, mereka masih menyimpan dendam.

"Maaf, aku alergi alkohol. Aku nggak bisa minum."

Baru saja dia hendak pergi, pintu langsung ditutup dari luar. Perasaan takut menjalar di dadanya dan punggungnya terasa merinding.

"Ashley, kusarankan kamu jangan ngelunjak. Sekarang nggak ada yang bisa melindungimu. Mau berharap sama bocah manis yang kamu nafkahi itu?"

"Kalau kamu nurut, cuma akan sedikit menderita. Kalau nggak, jangan salahkan kami main kasar."

Saat salah satu pria menerkamnya hingga napas Ashley tersengal-sengal. Dia menendang keras ke arah selangkangan pria itu, lalu mengambil asbak rokok sebagai alat perlindungan. "Aku peringatkan kalian, jangan main-main, kalau nggak ...."

"Kalau nggak, memangnya kenapa? Aku nggak percaya nggak bisa habisin kamu hari ini."

Sebuah tamparan mendarat di wajah Ashley hingga dia merasa pusing dan hampir terjatuh. Mereka mendorongnya hingga terhempas ke lantai. Kepalanya menghantam sudut meja dan berdarah.

Melihat darah, sekelompok pria itu malah semakin bergairah. Mereka bersiul dan memaksa mencekoki minuman ke mulutnya.

"Akan kusikat kamu hari ini. Sudah habis ditiduri sama pria lain, kamu masih mau sok suci apaan?"

Baru saja ucapan itu dilontarkan, pintu ruangan telah ditendang hingga terbuka.

Melihat pemandangan itu, mata Marcello memerah dan dia menerjang sambil melayangkan sebuah tinju ke wajah pria itu. "Berani sekali kamu sentuh wanitaku? Cari mati!"

Seolah kehilangan kendali, Marcello memukuli pria itu sampai tubuhnya penuh darah. Tendangan terakhir mendarat di wajah lawannya, memaksanya berlutut dan memohon ampun pada Ashley.

Setelah beberapa orang lain maju untuk menenangkan situasi, barulah Marcello berhenti. Dia lalu mengangkat Ashley yang berlumuran darah di kepalanya dan membawanya keluar dengan langkah cepat.

Di dalam mobil menuju rumah sakit, dia menyeka darah di kening Ashley dengan hati-hati. Tangannya gemetar karena rasa cemas dan bersalah. "Maaf, aku nggak seharusnya mengajakmu makan malam di tempat itu. Semua ini salahku."

Ashley tidak lagi tahu apakah ucapan itu tulus atau hanya akting. Yang pasti, kejadian malam ini jelas bukan kebetulan. Dari reaksi para pria tadi, dia tahu jelas ada yang mengenal Marcello di antara mereka. Itulah mengapa mereka tidak berani melawannya.

Dengan mata memerah, Ashley bertanya lirih, "Kamu berani melawan mereka demi aku, kamu nggak takut mereka akan membalasmu?"

Marcello menyandarkan dahinya di kepala Ashley, suaranya serak dan tertahan. "Aku nggak takut. Nggak ada yang lebih penting dari kamu."

Seandainya Ashley tidak tahu bahwa semua yang dia dengar adalah kebohongan, mungkin kata-kata itu akan membuatnya terisak haru. Sayangnya, semuanya palsu. Setiap kalimat dari mulut pria itu sudah tak bisa lagi dipercayainya.

Keheningan memenuhi mobil, sampai dering ponsel Marcello memecahnya. Dalam sekejap, tubuhnya menegang dan wajahnya berubah muram.

"Ashley, kamu bisa ke rumah sakit sendiri, 'kan?"

Ashley tertegun, bibirnya perlahan melengkung menunjukkan senyum pahit.

Mobil berhenti di pinggir jalan. Marcello buru-buru turun, lalu sosoknya lenyap di balik kaca spion. Saat itulah Ashley tertawa.

Namun, tawa itu berubah menjadi tangis yang tak terbendung. Dia teringat suara wanita dari ponsel barusan. "Marcello, Ivana kecelakaan. Cepat kembali!"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 25

    Sejak Hector tiba-tiba menyatakan perasaannya, sikap Ashley terhadap pernikahan mereka pun berubah drastis.Hector pernah menyelamatkannya dua kali, lima tahun lalu dan lima tahun kemudian. Dalam situasi yang hampir sama. Setiap kali, dia bisa selamat karena pria itu.Jadi, dia tidak punya alasan untuk merasa tidak puas. Memang Ashley yang bersalah lebih dulu, jadi apa pun yang dilakukan Hector padanya, rasanya masih bisa dimaklumi.Hector membawa Ashley pulang ke Keluarga Sandiago, memperkenalkannya sendiri di hadapan semua anggota keluarga dan secara resmi mengumumkan bahwa Ashley adalah istrinya. Ashley bisa melihat jelas ketidakrelaan di wajah Keluarga Sandiago, tapi tak ada seorang pun yang berani menunjukkan penolakan secara terang-terangan.Tak lama kemudian, Hector juga mengumumkan identitas Ashley di depan publik. Dia membawanya ke berbagai acara resmi dengan terang-terangan. Semua orang memuji bahwa mereka pasangan yang serasi dan bahagia.Ashley pun berusaha memainkan peran

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 24

    Tubuh Ashley mulai bergetar tanpa kendali. Lima tahun sudah berlalu, tetapi hal itu tetap menjadi luka yang selalu dihindarinya untuk dihadapi. Andai bisa, dia lebih memilih Hector tidak pernah tahu apa pun. Biarlah pria itu terus membencinya, itu tidak apa-apa.“Kamu kira dengan diam-diam mengembalikan 100 miliar itu, semuanya bisa dianggap nggak pernah terjadi?”Ternyata Hector sudah tahu segalanya. Sayang, dia mengetahuinya terlalu terlambat.Hector teringat setengah tahun lalu, sebelum ibunya meninggal dunia. Saat itu, sang ibu memanggilnya sendirian ke sisi ranjang. Tubuhnya sudah lemah dan pikirannya sering kabur, tapi ingatan tentang bagaimana dulu dia memaksa Ashley pergi masih begitu jelas.“Selama ini kamu selalu sendiri, bahkan nggak pernah ada wanita di sisimu. Tiap kali orang menyinggung soal pernikahan, kamu selalu bilang nggak perlu terburu-buru. Tapi aku tahu, di dalam hatimu masih ada seseorang. Hector, aku benar-benar nggak mengerti, apa yang istimewa dari wanita itu,

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 23

    "Kamu sendiri gimana? Kita sudah bersama selama tiga tahun, kamu menipuku selama tiga tahun juga. Kamu punya hati nurani nggak?" Suara Ashley terdengar tanpa emosi sedikit pun, membuat Marcello perlahan-lahan merasa putus asa.Padahal dulu, apa pun yang dia lakukan Ashley selalu percaya padanya tanpa syarat. Bahkan dia pernah berkata, "Meski suatu hari kamu berbuat salah, aku tetap akan memaafkanmu."Namun sekarang, semua itu terasa begitu jauh. Semua kasih dan keistimewaan yang pernah diberikannya, telah dihancurkan oleh Marcello sendiri.Ashley menyuruh Hector naik ke mobil lebih dulu, lalu memandang dingin ke arah Marcello yang sedang kehilangan kendali."Marcello, kupikir semalam aku sudah menjelaskan semuanya dengan sangat jelas. Atas dasar apa kamu berpikir aku nggak akan bisa melupakanmu? Dari mana datangnya kepercayaan diri itu?""Ketika kamu berkali-kali berbohong padaku, bilang mau kerja paruh waktu padahal pergi menemani Ivana .... Ketika kamu berpura-pura miskin dan pura-pu

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 22

    Ashley benar-benar kelelahan. Dia bahkan tidak sanggup lagi berkata sepatah kata pun. Begitu masuk ke rumah, pergelangan tangannya langsung ditarik keras oleh Hector dan tubuhnya didorong menempel ke dinding."Nggak kusangka setelah kita berpisah, kamu jadi sebebas ini. Punya pria simpanan dan saling jadi pengganti. Katakan, kamu menjadikannya pengganti siapa?"Dada Ashley terasa sesak. Tatapan tajam Hector membuat pikirannya kacau dan dia spontan membalas, "Yang jelas bukan kamu.""Aku ada bilang itu aku? Kenapa kamu jadi panik begitu?"Jari panjang Hector menyusuri pinggangnya, lalu melingkar kuat di sana. Gerakannya tegas dan tidak memberi ruang untuk perlawanan."Seleramu makin buruk saja. Tidur sama dia selama tiga tahun, tapi pada akhirnya dia malah diam saja menontonmu jatuh waktu kamu terdesak? Kamu sampai dipermainkan seorang pria selama tiga tahun. Ashley, sejak kapan kamu jadi sebodoh ini?"Ashley marah dan malu karena dihina seperti itu. Dia berusaha melepaskan diri dari pe

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 21

    Setelah Keluarga Hermina mengalami kehancuran, Ashley dipaksa menikah demi menyelamatkan keadaan. Saat itu, semua orang hanya menunggu saat dirinya menjadi bahan tertawaan. Bahkan di masa paling putus asa pun, dia masih memikirkan bagaimana caranya tetap berbuat baik pada Marcello.Selama tiga tahun bersama, Ashley benar-benar percaya bahwa Marcello adalah pria malang yang kehilangan orang tuanya dan tidak punya tempat pulang. Setiap kali melihat orang memperlakukannya dengan buruk, hatinya langsung bergejolak dan ingin melindunginya.Memang benar, mungkin awalnya Ashley memilihnya karena alasan pribadi. Namun selama tiga tahun itu, perasaannya tulus. Setidaknya, dia tidak pernah berbuat salah terhadap Marcello.Bahkan ketika Marcello memberinya hadiah murah, Ashley tetap menyimpannya dengan hati-hati. Dia selalu berpikir bahwa Marcello tidak punya banyak uang dan jika Marcello bersedia mengeluarkan uang demi dirinya, berarti Marcello benar-benar mencintainya.Namun setelah Ivana kemba

  • Bukannya Tak Cinta, Tapi Pura-pura Tak Cinta   Bab 20

    "Ashley ...." Begitu melihatnya, mata Marcello langsung memerah. Dia melangkah cepat ke depan dan menggenggam lengan Ashley dengan erat. Telapak tangannya panas sampai nyaris membakar kulitnya."Akhirnya aku menemukanmu. Mereka bilang kamu menikah dengan Keluarga Sandiago, tapi aku nggak menemukanmu di rumah Keluarga Sandiago. Untung saja aku bertemu denganmu di sini."Perasaan gembira karena menemukan Ashley membuat Marcello tidak ingin melepaskannya lagi. Sepanjang perjalanan mencarinya, Marcello diam-diam bersumpah akan meminta maaf padanya dan tidak akan pernah berpisah darinya lagi.Namun saat pandangannya jatuh pada cincin berlian di jari Ashley, matanya seketika memerah penuh amarah. Dalam sekejap, logikanya dihancurkan oleh rasa panik."Selain cincin berlian yang kuberikan padamu, kamu nggak boleh pakai pemberian siapa pun!"Marcello mencoba menarik cincin itu dari jarinya dengan kasar, tetapi Ashley yang sedang mabuk dan pusing luar biasa langsung menepis tangannya. Namun begi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status