Share

46. Kenyataan yang menyakitkan (2)

"Dinda ... Mama kangen. Dinda baik-baik ya, Dinda jangan rewel," aku terisak isak mengingat Dinda, sangat sedih, inilah pertama kalinya aku berpisah dengan Dinda.

"Mas Yoga, nggak ikut ke sini, Pa?" tanya Mas Adit.

"Mas Yoga pulang dulu tadi."

"Kalau Papa dan Mama mau pulang, pulang aja dulu. Biar Syahdu kujagain."

"Yakin kamu bisa jagain Syahdu dalam keadaan begini? Nanti kalau ada orang suruhan Banyu kesini terus nyulik kamu gimana?"

"Nggak nggak, Pa. Mana berani di tempat umum begini. Di depan juga banyak suster. Ini ada bel juga. Yakin, Adit bisa. Adit pengin mengenal Syahdu lebih dekat. Nggak tau kenapa, dekat dia itu rasanya lain. Apa karena diperutnya ada anakku, ya?"

"Cie yang mau jadi Papa ... Dit, Adit, berarti memang perasaanmu ke Syahdu itu dulu benar-benar dalem, ya. Cinta sejati. Dalam keadaan amnesia pun Syahdu tetap istimewa. Yo Wis lah. Kita pulang dulu, ya. Nanti maleman kita kesini lagi," ucap Papa yang tak henti hentinya meledek Mas Adit.

"Nggak usah kesini, Pa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanyan
jadi belibet ya.. enjoy nikamati
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status