Share

Bayi

Bungkusan Kresek Di Tempat Sampah

Part 2

Oleh : Widya Yasmin 

"Huwaaaaaaaa!" aku memekik dengan keras saat melihat isi kantong kresek itu.

"Apa isinya?" ucap suamiku dengan raut wajah terkejut dengan teriakanku tadi.

"I--itu Bang--- " aku terbata-bata karna apa yang kulihat benar-benar membuatku syok.

"Apa sih?!" ucapnya sambil berjalan menuju kantong kresek tadi.

"I---ituuuu---" suamiku tambah syok saat melihat isi dari kresek itu.

Lututku terasa lemas, seluruh tubuhku terasa lunglai. Ingin rasanya aku menjatuhkan tubuhku di tanah namun aku berusaha kuat demi bayi yang sejak tadi ku bungkus dengan jilbabku yang lebar.

"Ayo kita harus segera pergi dari sini!" ucap suamiku sambil menarik tanganku.

Namun lagi-lagi kakiku terasa ada yang menahan, rasanya sangat kuat hingga aku tak mampu melangkahkan kakiku.

"Ayo kenapa kamu diam aja!" ucap suamiku dengan wajah panik.

Tiba-tiba aku merasakan angin yang berhembus ke telingaku, bersamaan dengan aku mendengar sebuah bisikan yang membuat jantungku seakan mau copot dari tempatnya.

"Buka dua bungkusan lagi" sebuah suara wanita terdengar di telingku.

"Wuaaaaaaaaaaaa!" aku memekik dengan keras karna kutahu ditempat ini hanya ada aku dan Bang Chandra.

"Apa sih?!! kita harus segera pergi dari sini!" ucap Bang chandra dengan wajah was-was.

"Tapi kakiku gak bisa digerakin!" ucapku sambil mencoba melangkahkan kakiku.

"Jangan bercanda!" ucap Bang Chandra.

Tiba-tiba aku merasa ada yang menuntun tanganku, sentuhannya terasa dingin di kulitku namun aku tak bisa melihat wujudnya. Ia menarik tanganku dengan paksa menuju sebuah gundukan sampah. 

"Buka dua kresek itu!" bisiknya di telingaku hingga seluruh bulu romaku berdiri.

"Loh kok malah kesitu!" ucap suamiku kesal.

Aku tak bisa mengendalikan tubuhku, rasanya tubuhku bergerak sendiri hingga tanganku meraih dua buah bungkusan kresek yang tertimbun oleh tumpukan sampah.

"Itu kasihan bayinya! ngapain ngocek-ngocek sampah!" ucap suamiku dengan nada kesal.

Ia pun berlari kearahku lalu mengambil bayi tadi yang dibungkus jilbab lebarku.

"Itu Bang!" ucapku sambil menunjuk dua buah kresek.

Tanganku bergerak sendiri meraih kantong kresek itu lalu membuka ikatannya. 

"Astagfirullahal adzim!" ucap Bang Chandra lalu menarik tanganku dan kami pun berlari meninggalkan tempat itu.

Kami berjalan lebih cepat dengan napas ngos-ngosan, hingga tiba-tiba kami bertemu dengan Pak RT.

"Pak Chandra bawa apa itu? kok tangan bu Nirwana berdarah gitu?" tanya Pak RT heran.

"Kami menemukan bayi ini di tempat sampah!" ucap Bang Chandra dengan napas ngos-ngosan.

"Ya Allah, kayaknya dia baru lahir!" ucap Pak RT.

"Selain bayi ini kami juga menemukan tiga kantung kresek berisi bagian tubuh yang dimutilasi!" ucap bang Chandra.

"Astagfirullah!" Pak RT terlihat terkejut bagai disambar petir.

"Dimana?" tanya Pak RT.

"Ayo saya tunjukan!" ucap bang Chandra.

"Saya harus segera membawa bayi ini ke Bidan dan memberikan pertolongan padanya" ucapku.

"Baiklah," ucap Pak RT sambil bergegas pergi bersama bang Chandra.

"Kebetulan dekat kontrakanku ada rumah Bidan" gumamku sambil bergegas menuju rumah Bidan tersebut.

"Apa itu Bu Nirwana?" tanya ibu-ibu yang sedang belanja sayur di depan rumah bu Endang.

"Saya menemukan bayi di tempat pembuangan sampah!" ucapku sambil mempercepat langkahku.

Mereka pun berlari mengejarku..

"Tunggu Bu, kalau ngomong jangan sambil berjalan!" ucap bu Ningsih.

"Mending kalian ke tempat pembuangan sampah soalnya tadi saya dan suami menemukan tiga buah kantung kresek berisi mayat wanita yang dimutilasi," ucapku.

Sekilas kulihat reaksi mereka yang sangat terkejut namun mereka segera berlari ke TKP karna penasaran dengan apa yang kuceritakan.

Aku segera berlari ke rumah bidan Desi untuk memeriksa kondisi bayi itu.

"Bu, saya nanti nyusul ke rumah bidan Desi. Saya mau bawa pakaian bayi bekas anak saya," ucap bu Ningsih.

"Iya Bu, Alhamdulillah," ucapku sambil mempercepat langkahku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status