Share

Bayi

Author: Widya Yasmin
last update Last Updated: 2021-09-30 09:00:15

Bungkusan Kresek Di Tempat Sampah

Part 2

Oleh : Widya Yasmin 

"Huwaaaaaaaa!" aku memekik dengan keras saat melihat isi kantong kresek itu.

"Apa isinya?" ucap suamiku dengan raut wajah terkejut dengan teriakanku tadi.

"I--itu Bang--- " aku terbata-bata karna apa yang kulihat benar-benar membuatku syok.

"Apa sih?!" ucapnya sambil berjalan menuju kantong kresek tadi.

"I---ituuuu---" suamiku tambah syok saat melihat isi dari kresek itu.

Lututku terasa lemas, seluruh tubuhku terasa lunglai. Ingin rasanya aku menjatuhkan tubuhku di tanah namun aku berusaha kuat demi bayi yang sejak tadi ku bungkus dengan jilbabku yang lebar.

"Ayo kita harus segera pergi dari sini!" ucap suamiku sambil menarik tanganku.

Namun lagi-lagi kakiku terasa ada yang menahan, rasanya sangat kuat hingga aku tak mampu melangkahkan kakiku.

"Ayo kenapa kamu diam aja!" ucap suamiku dengan wajah panik.

Tiba-tiba aku merasakan angin yang berhembus ke telingaku, bersamaan dengan aku mendengar sebuah bisikan yang membuat jantungku seakan mau copot dari tempatnya.

"Buka dua bungkusan lagi" sebuah suara wanita terdengar di telingku.

"Wuaaaaaaaaaaaa!" aku memekik dengan keras karna kutahu ditempat ini hanya ada aku dan Bang Chandra.

"Apa sih?!! kita harus segera pergi dari sini!" ucap Bang chandra dengan wajah was-was.

"Tapi kakiku gak bisa digerakin!" ucapku sambil mencoba melangkahkan kakiku.

"Jangan bercanda!" ucap Bang Chandra.

Tiba-tiba aku merasa ada yang menuntun tanganku, sentuhannya terasa dingin di kulitku namun aku tak bisa melihat wujudnya. Ia menarik tanganku dengan paksa menuju sebuah gundukan sampah. 

"Buka dua kresek itu!" bisiknya di telingaku hingga seluruh bulu romaku berdiri.

"Loh kok malah kesitu!" ucap suamiku kesal.

Aku tak bisa mengendalikan tubuhku, rasanya tubuhku bergerak sendiri hingga tanganku meraih dua buah bungkusan kresek yang tertimbun oleh tumpukan sampah.

"Itu kasihan bayinya! ngapain ngocek-ngocek sampah!" ucap suamiku dengan nada kesal.

Ia pun berlari kearahku lalu mengambil bayi tadi yang dibungkus jilbab lebarku.

"Itu Bang!" ucapku sambil menunjuk dua buah kresek.

Tanganku bergerak sendiri meraih kantong kresek itu lalu membuka ikatannya. 

"Astagfirullahal adzim!" ucap Bang Chandra lalu menarik tanganku dan kami pun berlari meninggalkan tempat itu.

Kami berjalan lebih cepat dengan napas ngos-ngosan, hingga tiba-tiba kami bertemu dengan Pak RT.

"Pak Chandra bawa apa itu? kok tangan bu Nirwana berdarah gitu?" tanya Pak RT heran.

"Kami menemukan bayi ini di tempat sampah!" ucap Bang Chandra dengan napas ngos-ngosan.

"Ya Allah, kayaknya dia baru lahir!" ucap Pak RT.

"Selain bayi ini kami juga menemukan tiga kantung kresek berisi bagian tubuh yang dimutilasi!" ucap bang Chandra.

"Astagfirullah!" Pak RT terlihat terkejut bagai disambar petir.

"Dimana?" tanya Pak RT.

"Ayo saya tunjukan!" ucap bang Chandra.

"Saya harus segera membawa bayi ini ke Bidan dan memberikan pertolongan padanya" ucapku.

"Baiklah," ucap Pak RT sambil bergegas pergi bersama bang Chandra.

"Kebetulan dekat kontrakanku ada rumah Bidan" gumamku sambil bergegas menuju rumah Bidan tersebut.

"Apa itu Bu Nirwana?" tanya ibu-ibu yang sedang belanja sayur di depan rumah bu Endang.

"Saya menemukan bayi di tempat pembuangan sampah!" ucapku sambil mempercepat langkahku.

Mereka pun berlari mengejarku..

"Tunggu Bu, kalau ngomong jangan sambil berjalan!" ucap bu Ningsih.

"Mending kalian ke tempat pembuangan sampah soalnya tadi saya dan suami menemukan tiga buah kantung kresek berisi mayat wanita yang dimutilasi," ucapku.

Sekilas kulihat reaksi mereka yang sangat terkejut namun mereka segera berlari ke TKP karna penasaran dengan apa yang kuceritakan.

Aku segera berlari ke rumah bidan Desi untuk memeriksa kondisi bayi itu.

"Bu, saya nanti nyusul ke rumah bidan Desi. Saya mau bawa pakaian bayi bekas anak saya," ucap bu Ningsih.

"Iya Bu, Alhamdulillah," ucapku sambil mempercepat langkahku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bungkusan kresek di tempat sampah   Penemuan misterius

    10 tahun kemudian rumahtangga Nirwana bersama Chandra semakin bahagia. Karna kini mereka telah memiliki 3 orang anak yang menghiasi rumah tangga mereka. Bima yang kini telah berusia 10 tahun tumbuh menjadi anak yang tampan juga berbakti, selain Bima ada Nirmala yang berusia 7 tahun dan Nirina yang berusia 3 tahun.Chandra masih tetap menjadi supir angkot, namun kini ia tak lagi memakai angkot oranglain. Kini ia telah memiliki angkot pribadi, selain itu ia juga telah memiliki rumah pribadi yang ia beli dari uang tabungannya selama beberapa tahun."Mana nih kesayangan ayah?" tanya Chandra pagi itu.Tiba-tiba Nirmala dan Nirina berlari kearah Chandra."Aku!! Aku!!" teriak mereka."Bukan dong! kesayangan ayah adalah Bang Bima!" ucap Chandra sambil merangkul Bima yang sejak tadi berdiri di pojokan."Kenapa sih ayah sayang banget sama Bang Bima?" tanya Nirmala sambil mencebik.Nirwana hanya tersenyum meliha

  • Bungkusan kresek di tempat sampah   POV : Susan

    Hai namaku Susan. 2 tahun yang lalu aku meninggalkan kampung halamanku untuk mencari pekerjaan di kota. Berbekal alamat temanku yang diberikan oleh orangtuanya aku pergi ke sebuah kota besar dengan perbekalan seadanya.Namun saat aku tiba di alamat yang kucari ternyata temanku sudah pindah, orang disitu tak ada satupun dia pindah kemana. Dengan langkah gontai aku berniat untuk kembali ke kampung halamanku, namun naasnya tiba-tiba dua orang preman membekap mulutku lalu menyeretku ke sebuah gudang kosong. Aku disekap di gudang itu berhari-hari bahkan aku juga dipaksa melayani nafsu bejat mereka.Hidupku telah hancur, aku benar-benar tak menyangka kehidupanku akan hancur seperti ini. Namun aku tak putus asa, aku segera kabur dari tempat itu saat mereka lengah. Namun ternyata mereka terus mengejarku hingga tiba-tiba aku bertemu dengan seorang wanita dengan makeup tebal dan rambut berwarna pirang."Tolong Bu, tolong saya!" teriakku."Mema

  • Bungkusan kresek di tempat sampah   Terungkap

    Tubuhku dilempar dengan kuat ke sudut ruangan di rumah kosong itu."Kamu kan pedagang daging itu?" ucapku saat melihat tubuh yang tinggi besar mengenakan kemeja kotak-kotak."Aku sudah mencurigai gelagatmu yang aneh setiap kali bertemu denganku, sebenarnya apa yang kamu ingin tahu dariku?" tanyanya."Aku----aku----" tiba-tiba lidah lidah terasa kelu, aku benar-benar takut karna sejak tadi ia menenteng pisau untuk memotong daging."Apakah kamu yang membunuh Susan?" tanyaku dengan semua keberanian yang ada."Hahahahahhaha betul sekali, apakah kamu ingin merasakan apa yang dia rasakan?" tanyanya dengan tertawa yang sangat menakutkan."Tapi mengapa kamu membunuh Susan?" tanyaku penasaran."Karna dia mengandung anakku dan dia memaksaku agar aku bertanggung jawab padanya!" ucapnya dengan suara lantang."Ya Allah Bima ku sayang, kamu ternyata anak manusia laknat ini," gumamku sam

  • Bungkusan kresek di tempat sampah   Disekap

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 11Oleh : Widya Yasmin"Belanjanya udah kan sekarang?" tanyaku pada Bu Ningsih."Iya, udah kok. Memangnya kita mau kemana sih, kok kayak buru-buru amat?" tanyanya."Kita mau ke tempat Pak Hadi mangkal," jawabku."Tapi mau apa?" tanyanya bingung."Pokoknya Bu Ningsih ikut aja!" ucapku sambil menarik tangannya."Gimana kalau suami saya sedang narik, bukan sedang mangkal," ucapnya lagi."Ya Ibu telpon dong," ucapku."Tapi saya lupa gak bawa Handpone," jawabnya."Ah ayo kita pergi aja dulu!" ucapku sambil menarik tangannya.Kami pun tiba di perempatan jalan, tempat biasa suamiku dan Pak Hadi memarkirkan angkotnya."Nirwana! ngapain kesini?" tanya suamiku dari kejauhan sambil berlari kearahku."Pak Hadi mana?" tanyaku."Tuh lagi ngopi!" ucap bang Chandra.Kami pun bergegas menuju warung kopi di pinggir jalan, ternyata benar Pak Hadi sedang

  • Bungkusan kresek di tempat sampah   Siapakah pelakunya?

    Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 10Oleh : Widya Yasmin🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂Pagi itu.."Bang sarapan dulu," ucapku pada suamiku."Iya, abang masih kangen nih sama jagoan abang," ucapnya sambil menciumi pipi Bima yang lembut."Awas nanti lecet," ucapku."Iya deh," jawabnya.Aku pun membaringkan Bima di tempat tidur, ku taruh balon warna warni yang terikat diatas, dan Bima pun anteng bermain dengan balon itu."Bang," ucapku pada bang Chandra yang hendak menyuapkan nasi ke mulutnya."Iya, ada apa cintaku," jawabnya."Kemaren kan aku ke pasar bersama bu Ningsih," ucapku."Lalu?" tanya bang Chandra."Aku ketemu pedagang daging yang mencurigakan," ucapku."Mencurigakan gimana?" tanyanya."Kemeja yang dia pakai, sama persis dengan yang membunuh Susan," ucapku."Jadi sekarang gak mencurigai Pak Hadi lagi nih?" tanyanya."Pak Hadi kan jelas-jelas paling ogah

  • Bungkusan kresek di tempat sampah   Pedagang daging yang mencurigakan

    Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status