Share

BAB 5 : Kenekatan Meytha

#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#

Utomo yang keluar dari kamar mandi dan telah memakai boxer serta membelitkan handuk pada bagian pinggangnya terbelalak kala dilihat pakaian Meytha, kekasih yang dicintanya telah berserakan di lantai keramik kamarnya.

“Meytha..! Apa yang kamu lakukan? Gila kamu..!” pekik Utomo saat memunguti pakaian kekasihnya yang berserakan di lantai keramik.

“Pakai lagi.., aku nggak akan merusak kamu, Mey..., Please.., pakai pakaianmu. Kalau mau.., sudah dari lama aku merusak dirimu. Jangan lakukan ini sayang..,” tuturnya lembut sembari memberikan pakaian Meytha yang saat ini menyelimuti tubuhnya dalam balutan selimut tebal di atas tempat tidur.

Meytha yang mendapatkan penolakan, menatap kecewa pada Utomo dan membalikkan tubuhnya ke arah dinding pada sisi kiri tempat tidur itu.

Utomo yang tahu Meytha kecewa dengan membalikkan tubuhnya ke arah dinding kala ia memberikan pakaiannya, berdiri dari sisi tempat tidur dan beranjak menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.

Sembari mencari kaos yang akan dipakainya, Utomo juga berujar pada Meytha, saat wanita cantik itu telah membalikkan tubuhnya, menatap bagian belakang sosok lelaki tampan yang hanya membelitkan handuk putih bersih pada pinggangnya.

“Mey.., cepatlah.., kita akan jalan keluar dan nonton film di bioskop Twenty One. Ayoo lah sayang,” pinta Utomo asyik memilih pakaian pada lemari yang telah dibukanya.

Tanpa disadarinya, Meytha telah turun dari tempat tidur dalam keadaan polos. Ia berjalan ke arah Utomo. Kemudian wanita cantik itu memeluk tubuh Utomo dan menarik handuk yang membelit pinggangnya.

“Meytha...,” ucap Utomo berdiri tegang tanpa berani membalikkan tubuhnya saat ia merasakan bagian kenyal milik kekasih hatinya terasa menyentuh bagian punggung yang terbuka.

Meytha yang telah tertutup pikirannya, menarik pinggang kekasih hatinya, seketika Utomo pun kini berada di hadapan Meytha dan kekasih hatinya yang telah polos tanpa selembar kain itu pun melekat pada tubuh seksinya.

Utomo memejamkan mata seraya menelan salivanya dan ia terus mengingatkan dan menasihati Meytha untuk tidak berbuat hal yang selama ini telah mereka jaga.

“Sayang..., Jangan lakukan hal ini. Aku mencintaimu dengan sepenuh ragaku. Aku ingin melakukan hal ini saat kita menjalani malam pertama.., karena itu aku menjaga dirimu.., Mey..,” lirih Utomo memejamkan matanya kala Meytha memeluknya kian erat, karena ia tidak ingin khilaf.

Yang terjadi kemudian, Meytha mencium bibir Utomo dan memainkan lidah lelaki itu lalu ia juga meraih jemari tangan Utomo, menempatkan pada kedua bagian kenyal miliknya seraya berucap, “Aku ingin menjalani hal yang selama ini kita jaga. Aku mohon.., lakukanlah.., sayang.., aku ingin dirimu.”

Kedua tangan Meytha melingkar pada tengkuk leher Utomo, lelaki itu pun sulit menghindari Metha, sang kekasih hatinya yang kini tanpa selembar kain pun. Meytha kian memeluk, mencium dan tangannya juga mulai mengarah ke bagian ular piton milik Utomo.

Meytha mengelus lembut bagian luar ular piton milik Utomo yang masih berbalut boxer. Utomo berpikir kalau saat ini, kekasih hatinya telah menggila dan membangunkan ular piton yang tertidur pulas dengan terus mengelusnya. Meytha pun sengaja mengulum dan menghisap lidah Utomo sebagai aksi atas penolakannya, agar kekasihnya terbakar pada hasrat yang kini kian menggelora.

Utomo yang mendapatkan serangan mendadak akhirnya tumbang usai mempertahankan diri, untuk tidak terbakar dalam gelora hasrat Meytha yang terus memberikan sentuhan baik dengan mengulum, menyesap lidahnya, namun tangan Meytha pun telah berani masuk ke dalam sangkar ular piton yang kini terbangun.

Akhirnya Utomo pun terbakar gelora asmara Meytha dengan aksinya meremas kedua bagian kenyal milik Meytha yang selama ini ingin sekali disentuhnya. Kini Utomo bebas merasakan setiap bagian lunak itu dengan kedua tangannya, seraya menciumi leher jenjang Meytha hingga bagian kenyal yang berwarna coklat muda mengucup.

Dan sayup-sayup terdengar desahan Meytha saat Utomo telah merundukkan kepalanya untuk menikmati bagian kenyal milik Meytha, dengan jemari kanannya yang terus meremas dan bagian jemari kirinya kini sedang menjalar dan menjelajah ke bawah pusar Meytha.

“Aakh.., Hemm.., Tomoo.., Aku ingin lebih... Aargh..,” bisik Meytha pada telinga lelaki itu seraya menggigitnya perlahan.

Sejenak Utomo melepaskan lumatannya pada bagian terindah yang selama lima tahun ini ingin ia sentuh. Ditatapnya wajah Meytha dengan rasa cinta dan kasih sayang lalu Utomo pun menyudahi hasrat kekasih hatinya.

“Sayang.., apa kita yakin akan melakukannya hari ini? Apa kamu nggak akan menyesal..? Aku pikir, ini bukan jalan penyelesaian dari masalah kita. Hmmm.., cukup segini aja.., Please pakai bajumu, Mey..,” pinta Utomo masih menggunakan boxer menatap iris netra Meytha lekat sesaat ingin mengakhiri hasrat yang sempat meninggi.

Meytha yang sudah merencanakan hal ini sejak semalam sudah pula membaca cara menghadapi penolakan seorang lelaki kala diajak bercinta dengan pasangannya. Maka ia pun kini melancarkan aksinya atas reaksi penolakan Utomo yang kembali memadamkan hasratnya.

Dengan gerakan cepat, Meytha pun bersimpuh seraya menarik celana boxer yang digunakan Utomo. Dan Utomo yang tidak menduga tindakan Meytha menarik boxer dan melumat ular pitonnya yang telah terbangun pun terkejut.

Namun bibir Meytha telah memasukkan kepala ular piton milik Utomo dengan menyesap separuh bagian badan ular piton itu, hingga membuat Utomo pun mendesah, merasakan nikmat atas aksi yang dilakukan Meytha. Lalu Utomo pun membelai mesra rambut sang kekasih dan menikmati sentuhan yang diberikan Meytha pada ular piton miliknya.

“Oouuwhh.., Mey..., Aargh..,” Utomo pun mengerang sejalan dengan keluar masuknya ular piton miliknya ke dalam mulut Meytha.

“Stop.., Sayang.., Stop.., Aku mengalah.., kita akan lakukan hari ini sayang..., Aarrgh.., nikmat sekali sayang..,” desah Utomo seraya meraih tangan Meytha dan mengajaknya ke atas tempat tidur.

Sesaat kemudian, mereka pun telah berada di atas tempat tidur. Khayalan Utomo selama ini tentang malam pertama dengan Meytha, kini tercapai dan dilakukan pada saat pagi hari tanpa ikatan pernikahan. Mereka melakukan atas dasar cinta.

Bayangan dan khayalan tentang malam pertama yang sering ia pikirkan, kini dijalani Utomo dengan mencium setiap jengkal tubuh Meytha. Dan ini adalah pengalaman pertama juga untuknya, karena selama ini ia juga tidak pernah melakukan pada wanita lain, dan ini akan dikenang dan menjadi sejarah dalam hidup mereka.

“OOH..., Sakit..., Tomo.., terasa perih..,” pekik Meytha saat Utomo memasukkan seluruh ular piton miliknya menembus keperawanan Meytha.

Walaupun Utomo telah memberikan rangsangan pada bagian inti milik Meytha dengan mencium dan melumat bagian inti milik Meytha, hingga wanita cantik itu mencapai klimaks untuk pertama kalinya, namun saat Utomo menerobos masuk ke liangnya yang belum terjamah dengan ular piton mana pun, Meytha pun bereaksi dengan mencengkeram kuat punggung Utomo berikut pekik rasa sakitnya.

Utomo juga merasakan bagian ular pitonnya merangsek masuk, merobek sesuatu. Ditariknya ular piton miliknya dengan perlahan. Tampak bagian badan hingga kepala dari ular piton itu berisi bercak darah keperawanan Meytha, berikut selaput tipis yang menyerupai kulit ari pada bagian kepala dari ular piton Utomo.

“Sayang.., Aku telah menembus kesucian kamu.., Ooh.., cintaku.., kita sama-sama melakukan untuk yang pertama kalinya,” tutur Utomo dengan erat memeluk tubuh Meytha serta mencium bibirnya dengan mesra dan bangga bisa mendapatkan kesucian dari wanita yang dicintanya.

Terlihat Meytha menangis dan Utomo pun menyeka air mata kekasih hatinya itu seraya bertanya padanya, “Apa kamu menyesal.., sayang?”

Dengan menatap wajah kekasih hatinya, Metya pun menggelengkan kepala dan menjawab dengan wajah bahagia, walau ditemani oleh air mata yang membasahi wajah cantiknya.

“Aku.. bahagia bisa memberikan hal yang berharga untukmu. Aku milikmu, Tomo. Hati dan raga ini hanya untuk kamu.., sampai kapan pun akan tetap sama. Aku bahagia.., sayang,” isak Meyta dalam tangis bahagia.

Utomo pun menitikkan air matanya dan memeluk erat kembali kekasih hatinya yang juga putus asa atas penolakan kedua orang tuanya atas dirinya.

Kini mereka kembali berciuman dan saling memberikan rasa cinta dengan hasrat kian bergelora dan melanjutkan hal yang tertunda.

Sampai akhirnya Utomo membisikan kata indah di telinga Meytha, “Sayang.., aku minta izin untuk bercinta dan meraih kenikmatan bersamamu. Berikan aku izin itu.., sayang.”

Dikecupnya kening, mata pipi dan bibir Meytha lalu diciumnya bagian kehormatan Meytha yang kini telah dijebol oleh ular pitonnya. Dan saat ular piton milik Utomo akan kembali mencoba menerobos masuk, Meytha pun berbisik pada kekasih hatinya.

“Pelan-pelan.., sayang.., dikit-dikit aja masuknya..,” pintanya manja.

Sesaat kemudian, Utomo pun telah melakukan apa yang di minta sang kekasih, hingga akhirnya rasa sakit dan perih itu telah berganti dengan rasa geli dan nikmat.

Lalu mereka pun berulang kali ke puncak asmara dengan napas tersengal-sengal dan keringat pun membasahi tubuh mereka. Rasa nikmat yang mereka raih hingga mampu melupakan rasa lapar disaat klimaks terus diraihnya bersama. Dan rasa lelah pun terasa saat hari telah petang.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Makasih udah sampai pada bab ini...(◍•ᴗ•◍)... lanjut yaa kakak semua.. dijamin seruヾ(˙❥˙)ノ Makasih banyak♡(> ਊ <)♡
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status