Beranda / Romansa / C E O Dingin itu Mantan - Ku / BAB 6 : Kegalauan Utomo

Share

BAB 6 : Kegalauan Utomo

Penulis: Parikesit70
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 21:14:26

#FLASH BACK MASA LALU UTOMO/REYNALDI#

Sejak saat itu, hubungan cinta kasih antara Utomo dan Meytha pun selalu diikuti dengan pergumulan penuh hasrat. Kini Utomo sudah tak segan lagi untuk meminta Meytha melakukan hubungan layaknya suami istri. Dan kejadian itu terjadi hingga empat bulan ke depan.

Sampai akhirnya pada suatu hari, saat Utomo yang satu kantor dengan Meytha telah sampai dikantor terlebih dahulu, namun tak mendapati Meytha di kantor, membuat hatinya sangat gusar. Karena telepon Meytha tidak aktif. Walaupun sudah berulang kali Utomo dihubungi.

“Napa elo..? Kayak orang bingung begitu,” tanya Rifai sahabat dan teman satu kantor Utomo.

“Meytha belum sampai kantor, apa memang dia sakit yaa, sampai nggak kerja?” tanya Utomo bermonolog sembari memandang ke arah Rifai.

“Laah.., elo tanya ke gue.., mana gue tahu. Bukannya elo yang jadi pacarnya..? Hehehehe.., dasar lelaki kagak punya tanggung jawab,” umpat Rifai seraya bercanda.

“Udah elo fokus aja kerjain. Akhir bulan ini.., nanti si Bos kagak kasih gaji kita,” ungkap Rifai seraya menyalakan komputernya dan mulai melalukan rutinitas pekerjaannya.

Walau dalam keresahan memikirkan Meytha yang tidak masuk kerja, namun Utomo tetap melakukan rutinitas pekerjaannya sehari-sehari dengan sesekali menghubungi Meytha namun hingga sampai waktu istirahat ponsel kekasihnya masih tidak dapat dihubungi.

“Rifai.., aneh aja kok Meytha nggak bisa dihubungi ya?” tanya kembali Utomo dengan kegelisahan yang kian bertambah.

“Iya nanti aja elo hubungi dia lagi. Mungkin ada acara keluarga dadakan makanya dia nggak sempat bawa ponsel. Ayoo gue udah laper nih, nanti aja elo telepon dia sembari makan,” ajak Rifai rekan kantornya.

Utomo pun berboncengan ke tempat warung makan tegal. Sebuah warung makan yang diminati oleh sebagian besar karyawan karyawati dengan Standard gaji yang hanya cukup untuk makan seadanya.

Sesampai di tempat makan, seperti biasa mereka makan dengan Standard harga sepuluh ribu tanpa memilih menu lauk yang akan dimakan, tetapi untuk sayurnya mereka bisa dipilih sesuai selera..

Yang terpenting mereka berdua bisa mengisi perut walaupun menunya berupa tempe, tahu, sayur, bakwan jagung dan kuah kari ayam, kalau si pedagang sedang baik hati, terkadang mereka memberikan sedikit ayam. Dan nasi sepuluh ribu itu sudah termasuk teh hangat tawar.

“Utomo.., udahlah elo makan dulu nanti telepon lagi. Kalau memang sampe sore si Meytha kagak bisa dihubungi, nanti gue yang ke rumahnya,” janji Rifai pada Utomo.

Karena sejak peristiwa keinginan Utomo untuk melamar Meytha ditolak dan dihina sedemikian rupa, mereka memilih berhubungan secara Backstreet.

Selama ini semua teman kantor sudah tahu kalau Utomo ditolak oleh orang tua Meytha dan Rifai rekan kantornya juga sudah sangat paham, tentang hubungan mereka yang telah kelewat jauh layaknya sepasang suami istri. Maka dari itu, Rifai pun berjanji akan mencari tahu tentang Meytha si rumahnya.

“Tolong bantu gue yaa.., Fai,” pinta Utomo usai makan siang dengan menikmati secangkir kopi ditemani sebatang rokok yang dihisapnya dalam-dalam.

“Iya elo tenang aja. Moga aja si Meytha baik-baik aja.., kalau gue rasa sih memang dia lagi ada acara keluarga,” balas Rifai ikut menikmati sebatang rokok yang diambil dari kantung kemeja Utomo.

“Tomo.., ngomong-ngomong elo udah berapa lama berhubungan intim sama si Meytha?” tanya Rifai menoleh ke arah Utomo.

Sembari menghembuskan kepulan asap rokok di bibirnya, Utomo berucap, “Udah hampir empat bulan. Emang kenapa..? Bukannya elo sendiri udah begituan juga sama pacar elo.”

“Iyaa.., tapi ya gitu dah.., bolak balik pacar gue hamil. Dan ada tiga kali pacar gue gugurin kandungannya. Kesel dan rasanya pengen gue putusin aja itu pacar gue,” keluh Rifai saat mereka duduk berdua di deket pohon palem.

“Ngapaen juga elo gugurin.. kawinlah elo cepet-cepet,” ucap Utomo sembari menggelengkan kepalanya.

“Masalahnya pacar gue belom siap. Makanya dia gugurin kandungannya. Kadang gue aja kagak tau.., udah kejadian baru dah pacar gue cerita,” keluh Rifai kembali.

“Coba kalau Meytha bisa hamil, kita pasti udah nikah, mau keluarganya kagak setuju.., yaa kita berdua tetap nikah. Makanya si Meytha nekat begituan sama gue, dia pengen hamil.., tapi udah empat bulan kira ngelakuin, dia belom juga hamil,”

“Ooh... Berarti si Meytha kagak pernah hamil.? Apa elo lepas diluar makanya Meytha kagak hamil?” tanya Rifai seraya menghisap rokok yang terselip di bibirnya.

“Kagaklah.., gimana sih lo.., namanya gue pengen dia hamil ya gue lepas di dalem. Udah yukk.., balik ke kantor. Nanti inget tuh janji elo ke gue,” ungkap Utomo seraya mengajak Rifai untuk kembali ke kantor.

Kedua pemuda itu pun kembali berboncengan. Hanya sepuluh menit mereka telah sampai di sebuah perusahaan pembiayaan. Mereka bekerja pada sebuah gedung tingkat lima. Dan mereka bekerja di bagian administrasi yang berada di lantai tiga.

Sesampai di meja kerjanya, mereka kembali berkutat dengan pekerjaan sehari-hari hingga waktu pun bergulir dengan cepatnya. Tepat pukul lima tiga puluh menit, Utomo dan Rifai keluar bersama dari gedung kantornya yang berada di sebuah kompleks pertokoan.

“Nanti elo kabari gue yaa.., inget sekarang elo ke rumah Meytha..,” pinta Utomo saat mereka di tempat parkir dan berada di sepeda motor masing-masing.

“Iyaa.., gue langsung ke rumah Meytha sekalian gue menghindari pacar gue. Males gue sama dia yang cuman mau Happy Fun aja tanpa mau nikah,” keluh Rifai lagi seraya memberikan jempolnya.

“Gue mau ngojek dulu yah.., biar cepet waktunya berlalu,” sahut Utomo seraya menyalakan aplikasi untuk mendapatkan penumpang. Syukur-syukur sekalian jalan pulang ke kos nya, pikir Utomo saat itu.

Mereka keluar dari gedung pertokoan secara bersama-sama namun berpisah di pertigaan jalan. Dan Utomo berteriak ke Rifai yang berada di sisinya sebelum Utomo ke kiri, “Gue dapat order.., nanti elo chat gue aja yaa.. Makasih.. byee.”

Setelah itu, Rifai yang sudah berjanji dengan Utomo untuk ke rumah Meytha, mengendarai sepeda motornya ke rumah kekasih Utomo. Akhirnya motor yang dikendarai oleh Rifai pun sampai di sebuah rumah yang terlihat ramai oleh orang banyak.

Dengan perasaan deg’deg’an Rifai memarkir kendaraannya di depan rumah tetangga Meytha. Karena di depan rumah Meytha terlihat telah begitu banyak kendaraan terparkir di depan halamannya dan di seberang rumahnya. Dan tampak pula sebuah tenda.

“Bener kan dugaan gue ada acara.., tapi acara apa yaa..? Sunatan..? Tapi bukannya si Meytha adiknya udah besar?” dengan penuh tanda tanya, Rifai berjalan ke rumah Meytha usai memarkir kendaraan di depan rumah tetangganya.

Tanpa disengaja, Rifai yang baru aja memarkir motornya seorang wanita dengan ramah berkata, “Pak.., bawa masuk aja motornya ke halaman saya, nanti ilang. Temen kantornya Meytha ya.. pada mau kundangan?”

“Nggak usah Buu.., terima kasih saya parkir si luar.., tapi.. apa maksud ibu kondangan..? Saya ke rumah Meytha karena dia kagak masuk kerja.., memang siapa yang sunatan Buu..?” tanya Rifai memandang pada seorang wanita tetangga Meytha.

“Ah, si bapak ini bisa aja bercandanya. Nanti malem tuh.., lakinya si Meytha disunat sama si Meytha.., hehehehe..,” ujar wanita paruh baya itu terkekeh.

“Maksud Ibu..?” tanya Rifai dengan jantung yang berdetak kencang.

“Laah.., bukan si Meytha pada kasih undangan ke temen kantornya kalau dia nikah..!” ujar wanita paruh baya itu lagi seraya berjalan lebih dulu ke rumah Meytha.

Seketika tubuh Rifai seolah lemas tak berdaya. Dia terpaku memandang ke arah tenda di depan rumah Meytha. Lalu ia pun berbicara sendiri pada dirinya, “Aduh! Gimana cara gue bicara sama si Utomo? Kenapa begini sih..? Bikin gue bingung.”

Akhirnya Rifai memutuskan untuk pulang ke kos nya tanpa ke rumah Meytha, karena ia bingung dan tak tahu harus berbicara apa jika saat ia menemui Meytha seperti yang dikatakan tetangganya.

“Mendingan gue bilang kagak jadi ke rumah si Meytha dah.. dari pada gue liat si Utomo bunuh diri,” ucap Rifai pada dirinya sendiri sembari balik ke arah kos-kos’an nya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Hai kakak semua.. seru kan ceritanya..⊂(◉‿◉)つ Yukk lanjut bacanya...⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾ Makasih banyak.. salam sayang dari Parikesit70(●’3)♡(ε`●)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 91 : SAH..! (THE END / TAMAT)

    Tepat pukul delapan pagi suasana rumah Meytha telah ramai. Tenda telah di pasang di depan rumah dan di depan rumah tetangganya. Suasana hari ini berbeda dengan suasana sepuluh tahun lalu, dimana semua serba mendadak. Bahkan beberapa kerabat Wulandari dan almarhum Bimantoro tidak ke Jakarta, karena acara pernikahan Meytha yang dianggap terlalu tergesa-gesa.Hiasan Janur kuning dipasang di depan pintu pagar kanan dan kiri yang dibuka lebar. Ruang tamu disulap dengan sentuhan permadani berwarna biru. Disediakan dua kursi untuk mempelai, dua kursi untuk saksi dan wali serta dua kursi untuk orang tua. Untuk kerabat dekat semua berkumpul di ruang keluarga, dimana seluruh sofa diletakan diluar rumah menyatu dengan kursi plastik yang di pinjam di kantor RW, tempat duduk beberapa tetangga kanan kiri dan samping kanan dan kiri pula. Hari ini, Meytha menggunakan pakaian kebaya putih dan kain batik berwarna coklat dengan rambut disanggul modern. Tampak wajah Meytha sangat cantik, sampai Bula

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 90 : Meytha menikah, Elmira melahirkan

    Satu hari sebelum hari bersejarah bagi Reynaldi dan Meytha akan dilakukan, tampak kesibukan terlihat di rumah Meytha Kasturi. Ibu-ibu pengajian dekat kompleks perumahan tempat tinggal mereka, datang ke rumah, melakukan doa bersama untuk kelancaran ijab kabul yang akan dilakukan esok hari dan atas permintaan Wulandari, pernikahan pun akan dilakukan di rumah itu, karena wanita itu merasa almarhum suaminya akan hadir dan melihat kalau putrinya menikah dengan orang yang dicintainya.Sementara itu, Reynaldi yang mengikuti tradisi dan aturan yang diberlakukan oleh Widyawati, tidak diperbolehkan bertemu dengan mempelai wanita selama tujuh hari sebelum hari pernikahan. Maka, ia pun wajib mengikuti tradisi dari keluarga Widyawati. Bahkan, untuk menanyakan kabar Meytha lewat ponsel saja, dilarang oleh Widyawati dan itu membuat Reynaldi menjadi uring-uringan.“Mami.., boleh ya Rey hubungi Meytha.., juga besok kami udah bertemu.., yaa.., Mii,” rajuk Reynaldi layaknya seorang anak kecil.“Rey..

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 89 : Gerakan Bayi Elmira

    Kedua anak kembar mereka banyak bertanya tentang rumah yang akan mereka tempati dan Meytha pun menjelaskan hal yang tidak terlalu mendetail pada si kembar yang selalu bertanya banyak hal.Untuk rumah yang pernah ditempati sampai dua puluh lima tahun itu tidak mengalami perubahan, walaupun pada bagian dalamnya, telah banyak yang direnovasi mengikuti gaya dapur atau pun kamar mandi jaman sekarang, namun pada setiap bagian kamarnya tidak diubah oleh Reynaldi. Bulan menempati kamar yang dulu ditempati oleh Meytha, dan Bintang menempati kamar yang di tempati oleh almarhum adiknya Meytha. Kedua kamar itu berada di depan ruang keluarga. Untuk Wulandari menempati kamarnya yang dulu, sedangkan kamar khusua untuk tamu yang berada di depan ruang tamu, menjadi kamar Meytha. Untuk Siti, pembantu rumah tangga yang telah ada di rumah itu, rencananya akan tidur bersama Wulandari. “Buu.., rencananya saya mau buat satu kamar lagi di dekat halaman belakang untuk Siti, hanya saja saya mau minta pendapat

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 88 : Rumah Kenangan untuk Meytha

    Hubungan yang berlanjut antara Meytha dan Reynaldi lewat LDR selama dua bulan ini kian bertambah mesra, hingga akhirnya kenaikan kelas si kembar menjadi satu jalan menuju jarak antara keduanya kian mendekat. Seperti saat ini, Reynaldi datang pada hari kenaikan kelas si kembar. Meytha mengambil rapor Bintang Hutama Putra dan Reynaldi mengambil rapor Bulan Hutami Putri. Selama enam bulan berada dalam lingkungan pedesaan membuat si kembar sangat mengerti, arti sebuah kesederhanaan dari teman-teman sekelasnya yang mayoritas orang tuanya menjadi petani dan pedagang. Reynaldi mengabadikan perpisahan si kembar bersama temen sekelasnya dengan berfoto dan memvideokan kebersamaan mereka. Sementara, Reynaldi sendiri cukup dikenal oleh kepala sekolah dan semua guru, setelah melakukan perbaikan halaman sekolah anaknya, yang awalnya hanya berupa tanah berwarna merahan, kini berisi paving dan di tata juga bagian tamannya.Bukan hanya itu, Reynaldi pun memperbaiki ruang UKS dan tiga kamar mandi untu

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 87 : Cemburu tapi Malu

    Kehamilan Elmira membuat Widyawati dan Richard memiliki rasa kasihan pada gadis muda nan cantik jelita itu. Walaupun Elmira pernah melakukan sebuah kesalahan, namun bagi Richard kesempatan kedua untuk menjadi pribadi yang baik diberikan olehnya. Dan keputusan Reynaldi untuk mengambil bayi yang sedang dikandung oleh Elmira disetujui oleh kedua orang tuanya serta mendapat dukungan penuh dari Meytha. Bagi Meytha keadaan buruk yang dialaminya dulu, lebih buruk yang dialami Elmira, karena itu membuat hati Meytha tergerak untuk mengambil bayi yang dikandung Elmira saat bayi itu dilahirkannya. Dan atas permintaan Elmira, ia ingin Reynaldi bisa mengantarkannya ke dokter kandungan ketika akan memeriksa kehamilannya.Hingga jadwal seminggu sekali Reynaldi untuk menemui kedua anak kembarnya pun pastinya, akan menjadi berubah akibat kewajibannya mengantar Elmira ke dokter kandungan. Seperti pada hari ini, putrinya mengeluh saat Reynaldi membatalkan kepulangannya pada minggu pertama ke Surabaya, s

  • C E O Dingin itu Mantan - Ku   BAB 86 : Solusi untuk Elmira

    Widyawati yang mendengar ucapan Richard jelas sangat terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya. Richard pun tersenyum lebar melihat raut wajah Widyawati yang tampak tersenyum kecut. “Emang Papi punya niat untuk nikah lagi?” tanya Widyawati serius. “Sayang.., bukannya kamu ingin kita membantu Elmira untuk mencari ayah dari bayi yang dikandungnya?” tanya Richard masih tersenyum lebar. “Nggak lucu..! Kenapa Papi yang harus maju? Maksud Mami kan.., Rey bisa minta izin sama Meytha.., siapa tahu dia setuju,” ucap Widyawati tetap ada keinginannya karena kasihan pada Elmira. “Sayang.., sekarang coba kamu tempatkan dirimu menjadi Meytha.., kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Apa lagi Elmira berperilaku tidak baik. Apa kamu pikir, Meytha akan mau terima usulan itu?” tanya Richard memandang Widyawati yang terlihat baru menyadari kesalahannya. “Hmm.., gimana dong Pii.., aku kasihan sama Elmira. Aku takut dia stress dan akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya,” tutur Widyawati dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status