Share

PILIHAN PAKSA

last update Last Updated: 2025-08-15 19:10:53

Sama seperti kebiasaan-kebiasaannya sebelumnya, Lucio melangkah pelan agar tidak mengeluarkan suara dari langkah kakinya.

Lagi-lagi ia meninggalkan Feren dan Bambang yang sedang terlelap dalam posisi duduk di bangku ruang tunggu. "Tunggu sebentar lagi ya, aku akan membawamu ke tukang urut, biar kamu cepat sembuh dan bisa kerja lagi," ucap Lucio berbisik di telingan Juan sambil mengelus kepala sahabatnya itu sebelum ia meninggalkan mereka.

Tujuannya pergi saat ini bukan lagi ke taman. Melainkan kembali ke hotel. Hotel tempat pertemuan pertamanya dengan Maya baru saja.

Ia sempat mengecek pesan yang ia kirim ke Maya. Sudah jelas ada dua tanda centang berwarna biru. Namun tak ada balasan apa-apa. "Semoga Maya masih di sana. Semoga dia belum pulang," ucap Lucio tanpa suara dalam hatinya.

Ia melaju bersama sepeda motornya dengan sejuta pikiran yang berkecamuk di kepala dan dadanya. Namun tak ada pilihan lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • CALL ME NUMBER ONE   UNDIAN

    Sama seperti Lucio yang menghilang dari kost dan meninggalkan rekan-rekannya, Maya juga hilang kabar dengan ketiga koleganya.Bedanya, Lucio memilih menginap di kamar nomor dua puluh delapan tempat pertemuannya dengan Maya.Sementara Maya, ada rasa dilema yang saat ini tengah ia rasakan. Rasanya tak rela jika ia harus membagi Lucio dengan ketiga sahabatnya.Kata-kata Lucio saat pertemuan mereka waktu itu terus terngiang di telinganya. Karena itulah ia mengabaikan semua pesan di grup, pesan pribadi juga telepon dari semua koleganya."Ini Maya kemana sih? Kok ngilang ya?""Woii Maya, mana janji lu? Katanya bisa nyariin brondong buat arisan kita-kita. Kok ga ada kabar lagi? Bisa gak sih kamu nyarinya?""Woiii jawab dong, aku udah capek loh main solo terus sambil tonton film biru terus, koleksi film aku juga udah abis nih,,,""Kasihan banget ya kita, udah ditinggal suami gak pulang-pulang, kalau pulang juga alasan capek, sehari dua hari di rumah pergi lagi, pengen disentuh laki-laki aja h

  • CALL ME NUMBER ONE   PERTEMUAN KEDUA

    Lucio menarik napasnya dalam-dalam sambil menyemburkan asap rokok yang dihisapnya jauh ke atas. Ia hampir saja menangis setelah mengenang kembali semua yang telah terjadi seminggu yang lalu.Kejadian yang membuatnya hilang selama tujuh hari meninggalkan kos dan sahabat-sahabatnya. Kejadian yang membuatnya merasa hancur sehancur-hancurnya.Bagaimana tidak? Pilihan terpaksa yang ia ambil tak pernah terlintas sama sekali dalam benaknya sebelumnya. Hanya membayangkan saja pun tak pernah terjadi.Namun...Satu hal yang masih membuatnya merasa aman dan tenang ialah Maya belum mengetahui siapa namanya. Sempat hampir ketahuan saat Maya hendak mentransfer uang ke rekeningnya namun dengan segala cara Lucio mengelak."Terima kasih untuk malam ini, anak muda. Aku akan transfer kamu tiga puluh juta."Angka fantastis yang selama ini belum pernah Lucio dapatkan. Jangankan memiliki, melihat dan menyentuh uang sebanyak itu pun belum pernah terjadi dalam hidupnya."Banyak banget? Bukannya perjanjian ki

  • CALL ME NUMBER ONE   KEMBALI KE TAMAN

    Setelah menikmati makan malam seadanya, Bram, Erik, Juan dan Bambang langsung bersiap untuk istirahat karena besok pagi mereka harus kembali bekerja.Satu minggu ke depan, kelima sahabat itu mendapat shift kerja pagi dari pukul enam hingga pukul dua sore. Dan minggu depannya lagi mereka kebagian shift sore pukul dua hingga pukul sepuluh malam.Waktu kerja mereka adalah delapan jam, enam hari kerja dan satu hari libur. Kebetulannya, mereka berlima mendapat jam kerja dan libur yang sama.Sebelum istirahat, Juan dan Bambang mendekati Lucio dan mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah mereka berdua terima. Berkat Lucio keduanya bisa sembuh dengan cepat dan bisa bekerja tanpa halangan apapun di hari pertama mereka.Sementara itu Feren nampak masih duduk berdua. Ia belum ingin menyusuli yang lainnya untuk istirahat. Ada banyak hal yang ingin ia bicarakan dengan Lucio. "Besok kamu ke mana?" Tanya Feren memulai percakapan.Lucio yang duduk persis di sebelahnya hanya menoleh dan

  • CALL ME NUMBER ONE   MENGHILANG

    Setelah mempersiapkan semua pakaian seragam yang esok akan dipakai, Feren dan kelima sahabatnya rehat sejenak. Masing-masing mereka sibuk bermain dengan gawainya.Besok merupakan hari pertama mereka bekerja. Sesuai perjanjian, mereka berlima akan aktif bekerja mulai tanggal satu hari Kamis esok.Berbeda dengan hari dimana mereka berlima diterima bekerja pada saat interview, hari ini tak ada raut wajah yang menampakan kebahagiaan.Juan dan Bambang telah pulih dari cidera akibat kecelakaan. Namun hal itu sama sekali tak membuat mereka bahagia.Pada masing-masing gawai mereka, tak ada sama sekali pesan dari Lucio. Telah banyak pesan dan juga panggilan yang ditujukan ke nomor Lucio namun sama sekali tak ada jawaban."Feren, terakhir Lucio balas chat kamu kapan?" Tanya Bambang memecah keheningan di antara mereka."Terakhir Lucio ngirim pesan ke aku tujuh hari yang lalu," jawab Feren seadanya. "Waktu itu dia cuman memintaku untuk mengurus biaya rumah sakit dan mencari tukang urut untuk kamu

  • CALL ME NUMBER ONE   TANGISAN PENYESALAN

    Di sebuah cafe, tiga orang wanita berpakaian mewah tampak sedang sibuk memainkan gawai mereka masing-masing. Hidangan yang telah disuguhkan di atas meja sejenak mereka abaikan.Usia mereka tak berbeda jauh. Ketiganya sedang dilanda keresahan yang sama yaitu menunggu kabar dari Maya yang hingga detik ini belum juga mengabarkan apapun.Mereka adalah Mona, Ayu dan Bella, sahabat Maya. Mereka berteman sudah sangat lama, sejak mereka masih duduk di bangku SMA.Siapapun yang melihat penampilan mereka saat ini tentu langsung mengetahui bahwa mereka bukan wanita biasa. Wanita-wanita kelas atas.Dan itu benar adanya. Mona adalah istri pejabat. Ayu seorang pengusaha catering dan Bella juga seorang istri pejabat sama seperti Mona.Mona dan Bella mengalami nasib yang sama yaitu sama-sama kesepian lantaran sering ditinggalkan oleh suami mereka masing-masing yang sering dinas ke luar kota.Sementara Ayu, seorang janda yang ditinggal cerai tiga tahun lalu. Di usianya yang masih belum terlalu tua, ia

  • CALL ME NUMBER ONE   MONOTON

    Feren dan Bambang masih bertahan di bangku ruang tunggu. Meninggalkan Juan istirahat di dalam ruangan rawatnya.Di sebelahnya, Bambang langsung terlihat memejamkan matanya dalam posisi duduk. Raut wajahnya tak bisa berbohong kalau ia pun sedang menahan sakit di pahanya.Tapi tidak bagi Feren. Pemuda yang tadi begitu marah kepada Lucio tak langsung melakukan hal yang sama. "Darimana Lucio mendapat uangnya? Sebenarnya dia kerja apa sih? Kok cepat banget dia dapat uangnya?"Feren teringat kembali akan apa yang dikatakan Lucio dalam pesan singkatnya tadi. Namun ia tak mau berpikiran buruk kepada Lucio. Sejenak ia menyesal telah menyalahkan Lucio atas semua kejadian ini.Feren berkecamuk sendiri dengan semua yang terjadi begitu cepat. Kebahagiaan yang mereka dapatkan setelah interview tadi langsung diganti dengan kejadian yang tak terduga.Dan kini, Lucio yang tiba-tiba mendapat uang secepat itu untuk biaya rumah sakit dan kesembuhan Juan, juga Bambang.Sementara itu di sana, di hotel kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status