CALL ME NUMBER ONE

CALL ME NUMBER ONE

last updateLast Updated : 2025-08-13
By:  Mario Bojano SogenUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
6views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Saat sedang kalut karena di-PHK, Lucio justru dibawa pada sebuah kehidupan baru yang mengubah pribadi dan kehidupannya. Perjumpaan tanpa sengaja dengan Maya, membuatnya akhirnya menerima tawaran pekerjaan dari Maya untuk menjadi pria simpanan Maya dan crewnya. Namun Lucio tak ingin terus terjerumus ke dalam lingkaran Maya dan crewnya. Lucio akhirnya menemukan sosok wanita yang benar-benar ia cintai, bahkan ia rela merenggut nyawa orang lain demi wanita yang ia cintai itu.

View More

Chapter 1

DESAS-DESUS PHK

Namanya Lucio, seorang buruh di sebuah pabrik sepatu terkenal di salah satu kota di Jakarta. Lucio bekerja sudah hampir tiga tahun sejak ia tamat SMA.

Lucio seorang anak desa, merantau dari kampung ke ibukota demi bisa membantu kehidupan ekonomi keluarganya.

Lucio seorang anak yatim.  Ayahnya meninggal sejak ia masih duduk di bangku SMP. Sedangkan adiknya masih di bangku SD. Kehidupan mereka berubah sejak saat itu.

Lucio tampan, hitam manis, hidungnya tinggi seperti hidung milik ibunya. Rambutnya hitam pekat, tebal dan lurus seperti milik almarhum ayahnya.

Bentuk tubuhnya pun tak tak kalah jauh dengan tubuh milik atlet-atlet di negeri ini. Bentuk dadanya pun bebrbeda dengan bentuk dada rekan-rekannya yang lain tentunya.

Lucio tidak pernah mengakui ini sendiri tapi seperti itulah penilaian orang-orang terhadapnya. Tapi semua itu tidak membuatnya jumawa dan bangga berlebihan. Toh ia tetap menjadi seorang anak kampung, pendiam dan pemalu.

Lucio tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah karena ekonomi keluarganya di kampung tidak cukup jika harus membiayai kuliahnya juga. Apalagi, adik satu-satunya masih berada di bangku SMP.

Tiga tahun bekerja di pabrik sepatu, Lucio tidak pernah boros dengan uang hasil kerjanya sendiri. Ia selalu mengirimkan uang gajinya untuk ibu dan adiknya. Lucio hanya mengambil sebagian seperlunya saja.

Beberapa bulan lagi adiknya akan meyelesaikan pendidikan di bangku SMP-nya. Itu berarti Lucio masih harus menjadi tulang punggung keluarga tiga tahun lagi agar dapat membantu ibunya menyelesaikan pendidikan adiknya.

Lucio tidak pernah mengeluh. Lucio tidak ingin buru-buru memaksakan kehendaknya untuk kuliah. Ia masih bisa menunggu hingga tiga tahun lagi untuk bisa mendapatkan title mahasiswa. Yang terpenting adalah ibunya tak terbebani, adiknya bisa selesaikan sekolahnya, dan ia bisa makan sehari-hari di tanah rantau.

"Lucio tidak apa-apa, Bu. Kuliah kapan saja bisa. Asalkan adik harus tamat SMA dulu."

Lucio tak pernah membantah ataupun melawan ibunya. Sejak menjadi anak yatim, ibu menjadi satu-satunya wanita yang sangat Lucio cintai. Apalagi usia ibunya pun sudah tak muda lagi.

Seorang diri mengurusi ladang dan rumah membuat tenaga ibu semakin letih. Sesekali Fred, adiknya membantu ibu di kebun sepulang sekolah. Itu pun jika tak ada kelas sore.

Tak ada masalah sejauh ini di tempat kerjanya sehingga ibu dan adik sangat terbantu dengan uang hasil kerjanya. Namun hal itu ternyata berubah kali ini.

Beberapa rekan kerjanya mulai panik setelah mendengar isu akan ada PHK besar-besaran di tempat mereka bekerja. Lucio ikut bingung dan kepikiran akan nasib ibu dan adiknya.

"Saya rasa kita harus segera mencari tempat kerja baru dari sekarang. Kita tidak bisa menunggu hingga pengumuman resminya keluar."

Lucio masih tetap tenang dan tidak mau menyikapi perkataan rekan kerjanya.

"Saya setuju. Sebaiknya kita harus bergerak dari sekarang agar nantinya ketika sudah di-PHK dari sini, kita sudah tahu kita harus ke mana."

Semua rekan kerjanya benar-benar panik dan sudah mulai memikirkan rencana selanjutnya. Tapi tidak dengan Lucio saat ini. Ia masih diam dan tidak mau menggubris kekhawatiran semua rekan-rekannya.

"Apa yang harus saya lakukan? Ijazahku hanya SMA. Tidak punya keahlian yang menonjol juga di bidang lain," pikirnya. Perlahan ia mulai termakan omongan rekan-rekannya sendiri.

"Lucio, bagaimana denganmu? Jika mau, kita bersama-sama bisa segera menyiapkam surat lamaran dari sekarang."

Lucio hanya diam menatap rekan-rekannya lalu kembali menunduk. Yang ada dalam pikirannya saat ini ialah wajah adik dan ibunya. Tiga tahun lagi adikya akan selesaikan sekolahnya di bangku SMA.

"Memangnya kapan pengumuman PHK-nya keluar?" Tanya seorang rekan kerjanya yang sedari tadi sibuk bermain gawainya.

"Katanya minggu depan, bro. Kita masih punya waktu untuk mencari pekerjaan lain. Saya yakin kita semua pasti kena PHK."

Kalimat terakhir itu bagai petir yang menyambar di telinga Lucio. Ia kemudian berdiri lalu memandangi satu per satu wajah rekan-rekannya.

"Saya pulang saja ke kampung. Saya hanya tamatan SMA. Tidak punya keahlian dan pengalaman kerja. Saya... ."

"Jangan menyerah, bro. Kami semua juga tamatan SMA. Kita berjuang bersama-sama. Kita pasti bisa," potong salah seorang yang sedari tadi belum bersuara.

Lucio benar-benar sudah pasrah dengan situasi saat ini. Baginya, pulang kampung adalah pilihan terakhirnya agar ia bisa lebih dekat dengan ibunya, membantunya dan menjaganya.

Erik, Juan, Pras, Bambang dan Feren sudah menjadi seperti keluarga bagi Lucio sejak mereka bersama-sama kerja di pabrik sepatu. Mereka semua masuk di tanggal dan bulan yang sama tiga tahun lalu di pabrik sepatu yang sebentar lagi akan mem-PHK mereka semua.

"Baiklah, kita berusaha bersama-sama. Kita pasti bisa. Tapi semoga satu di antara kita masih bertahan kerja di sini agar kita bisa menumpang dulu dengannya. Kita semua ini sama-sama pendatang," kata Feren kepada yang lain diikuti anggukan tanda setuju dari yang lainnya. Lucio masih terdiam di posisinya.

Setelah melewati diskusi singkat di antara mereka, diam-diam Lucio berdiri dan berjalan meninggalkan semua rekan-rekannya.

Mereka berenam memang tinggal di satu kamar kos. Mereka tidak sanggup membayar kos masing-masing karena mereka sama-sama memiliki tanggungan yang hampir sama persis.

Bayangkan, betapa hematnya mereka hanya demi kebahagiaan orangtua dan keluarga mereka masing-masing. Mereka bahkan rela tidur berdesak-desakkan di dalam satu kamar kos.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari pun, semuanya mereka tanggung bersama-sama. Membayar biaya sewa kamar kos juga mereka menanggungnya bersama-sama.

Tak ada sesuatu yang menjadi sangat berat dan rumit bagi mereka selama ini namun tidak untuk kali ini. Ini adalah masalah terbesar dan terberat bagi mereka berenam.

Bukan berarti mereka tak sanggup menyelesaiknnya namun mereka tak tega memikirkan keadaan orangtua mereka jika mereka harus kehilangan pekerjaan ini.

"Lucio, ada apa denganmu? Kami ini saudaramu. Jika ada masalah, ceritalah pada kami. Jangan diam-diam lalu pergi seperti itu. Kita harus cari jalan keluarnya sama-sama. Kita udah berjuang sama-sama selama ini. Senang ataupun susah sudah kita lewati semua. Masa dengan masalah sekecil ini kita tak bisa lewati? Ini masalah kecil, kan? Lebih besar masalah  kita sehari-hari, kan? Ayolah, jangan pendam semuanya sendiri. Berbagilah dengan kami. Kita semua disini keluarga."

Lucio sama sekali tak menjawab pertanyaan itu. Secepat kilat ia menghilang dari hadapan semua rekan-rekannya yang sedang kebingungan.

Lucio tak sanggup jika terus duduk dan mendengar semua keluh kesah mereka. Itu hanya akan membuatnya semakin hancur memikirkan ibu dan sekolah adiknya.

Lucio hanya tak ingin nasib adiknya sama seperti dirinya, sehingga apapun akan ia lakukan asalkan adiknya bisa melanjutkan sekolahnya. Setidaknya, sampai tamat SMA.

"Tidak semua masalahku harus aku ceritakan pada kalian. Maafkan aku."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status