Share

BAB 18 SATU TANDA DI TANGAN (Bagian 2)

“Mas, kamu jangan keseringan makan ayam geprek pedas ya!”

Alif buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Akhirnya masuklah mereka ke warung nasi lesehan.

“Kamu cuma pesan ikan bakar sama sayur ayem aja mas?”

“Iya de, sayur asem itu favoritnya mas.”

Selesai makan mereka tak langsung bergegas ke Rawa Kuning. Nurul bergeser duduknya ke samping Alif. Ia kembali menyandarkan kepalanya.

“Kalau mau santai banget mas mau pesen kopi ya.”

Alif menyeruput kopi hitamnya dengan perlahan. Menenangkan hatinya dengan pahit dari rasa kopi. Kopi favorit Alif adalah kopi pahit, baginya rasa pahit yang berasal dari kopi murni kejujuran dan apa adanya. Tak peduli jika ada gula maupun susu yang menjadi campuran, identitas kopi tak akan pernah hilang sedangkan gula dan susu bisa larut. Hidup pun demikian, kopi ibarat prinsip hidup, entah pahit ataupun manis yang dihadapi jika manusia memiliki tujuan dalam hidu

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status