Share

SURVEY LAPANGAN

"Tumben kamu jam segini udah beres dandan cantik, Ra? Rajin bener, sih!" Mama menatap Azzura yang sedang duduk manis sambil menikmati sepotong roti isi daging buatan sang Mama.

Azzura beruntung, mamanya pagi ini ada pesanan roti isi yang lumayan banyak, membuat nya bisa dengan bebas menikmati pesanan roti isi daging yang tersisa lumayan banyak.

Azzura yang terlihat sudah rapi hanya cengar-cengir. Sudah beberapa hari ini dia sengaja menginap di rumah orangtuanya. Lebih tepatnya, sejak papa mendadak kumat asam lambungnya, sehari setelah makan malam dengan Om Riko.

"Kalo ditanya orangtua itu dijawab, Ra! Malah diem aja, cuma cengar-cengir." Azzura masih tak menjawab, malah kali ini tangannya terulur, hendak meraih lagi roti yang tersaji menggoda di atas piring di hadapannya.

Mama otomatis langsung melotot dan buru-buru menepis pelan tangan Azzura, "heh, jatahnya cuma dua! Itu punya Papa."

"Ih, curang! Mama pilih kasih, masak iya Papa dapatnya tiga?" Azzura mengerucutkan bibirnya. Sambil tetap nekat mengambil lagi roti isi daging di depannya.

"Kamu ini, giliran soal makanan aja, baru mau buka suara. Daritadi ditanya, pagi-pagi tumben udah rapi, diem aja!" Mama mengomel.

"Kerjaan Ma, ini tuh demi kerjaan! Ura ada kerjaan sama si Bos!" Azzura menatap Mama yang sekarang sudah ikut duduk di dekatnya. Mama rupanya sedang menata roti pesanan yang sudah matang ke dalam kotak kardus.

"Ooh, si Bos ceroboh yang super bawel itu, Ra?" Mama menatap Azzura sekilas, sekadar mencoba memastikan. Sementara kedua tangannya tetap terlihat sibuk menata rapi, roti-roti yang nampak menggiurkan.

Azzura menatap kardus kosong yang ada di hadapannya, kardus yang sebentar lagi segera terisi penuh dengan roti isi daging pesanan.

"Iya lah, yang mana lagi. Nih, lihat dia udah minta share lokasi alamat."Azzura menyodorkan pesan yang baru saja masuk ke telepon selulernya.

"Ya udah sana, siap-siap. Nanti Mama ke depan kalo kamu mau berangkat," Azzura langsung menatap bingung ke arah mamanya, tumben benar mamanya mau mengantarnya pergi kerja? Aneh?

Seperti bisa membaca pikiran milik Azzura, Mama kembali melanjutkan kalimatnya, "ehm, sebenarnya tuh, penasaran juga pengen lihat bos kamu yang nyebelin itu. Pasti jelek dan udah bapak-bapak, ya kan?" Tukas sang Mama yakin.

Azzura tertawa pelan mendengar alasan lucu yang dilontarkan oleh sang Mama.

"Terserah Mama aja, deh. Ura ke depan duluan, mau nyari sepatu yang enak buat dipake survey lapangan." Ucapnya sambil secepat kilat menyomot kembali roti isi daging yang ada di piring.

"Uraaaaa! Nekat ya! Dibilangin jatahnya cuma dua!" suara mamanya bergema seantero rumah.

Sementara Azzura cuma meringis berlari ke arah ruang depan, dia tahu sebenarnya mamanya masih menyembunyikan sisa roti daging di tempat rahasia. Tempat tersembunyi yang entah di mana, yang pastinya cuma diketahui oleh mamanya dan juga tempat rahasia itu sendiri, he he he.

Setelah beberapa saat mencari sepatu yang cocok untuk dipakai berjalan jauh dan medan yang sulit, Azzura segera bersiap menunggu bos bawelnya di depan rumah.

Udara pagi yang dingin membuatnya menggosok-gosok pelan kedua telapak tangannya.

Telepon seluler milik Azzura mendadak berdering, nama bosnya segera muncul di layar. Buru-buru Azzura menerima panggilan masuk itu.

"Iya, Pak. Gimana?" Azzura menjawab panggilan.

"Udah siap belum? Saya sebentar lagi kayaknya sudah dekat sama lokasi rumah orangtua kamu, Ra."

"Daritadi saya juga udah siap lho, Pak ... malah sampai saya dilalerin ..." ujar Azzura setengah bergumam pelan.

"Hallo? Ra ... kamu bilang apaan barusan? Sinyalnya jelek nih, saya nggak kedengeran yang kamu bilang barusan? Kalau kamu belum siap, sebaiknya kamu segera bersiap-siap ya Ra, saya nggak mau kalau harus disuruh menunggu terlalu lama!" Aydan setengah berteriak. Membuat Azzura buru-buru menjauhkan telinga dari telepon selulernya.

Azzura menghela nafas, untung aja bos bawelnya itu nggak denger dia ngomel.

"Nggak kok Pak, saya cuma bilang, kalau saya tuh udah siap daritadi. Ini juga saya lagi nunggu bapak di depan rumah kok."

"Hmm, ya bagus itu! Tunggu sebentar lagi ya, sampai lalernya tambah banyak." Aydan kemudian menutup panggilan teleponnya. Menyisakan Azzura yang mendadak bengong.

Sompret! Ternyata Aydan tadi pura-pura nggak dengar dia mengomel!

"Mana bos kamu?" tiba-tiba dari arah belakang, Azzura merasakan seseorang sedang menepuk pundaknya. Azzura berjingkat pelan, Sedikit terlonjak kaget.

"Mama! Bikin kaget aja sih ... ini tuh masih gelap, jangan bikin parno deh!"

"Porno? Apanya sih yang porno? Mama cuma nanya kok malah dibilang porno sih Ra ..."

Azzura mengheala nafas kesal, "parno mah bukan porno! Udah deh Ma, sabar aja, dia barusan nelpon, katanya sebentar lagi juga sampai. Udah dekat lokasi rumah." Azzura setengah mengomel.

"Lah? Kok jadi ngambeknya ke mama sih? Kan, yang bikin kamu mesti berangkat jam segini bos kamu."

Azzura akhirnya memilih diam, tak lagi menjawab mamanya. Tak lama berselang, sebuah mobil SUV land cruiser keluaran terbaru nampak dari kejauhan.

"Tuh dia ... bos bawel yang selama ini selalu bikin aku kesusahan!"

Bola mata milik sang mama mendadak membulat, "Ra ... itu kan mobil yang dipengen sama papamu, kan? Yang harganya M M an itu ... wah, Ra, selera bos kamu sama ya kayak selera papa. Duh, pasti nyaman Ra, naek mobil mahal gitu."

"Kalau naeknya sama orang yang nggak nyebelin ya nyaman-nyaman aja, Ma, tapi kan bos nya Ura ngeselin abis-abisan!"

"Ya tahan aja, toh gaji kamu juga gede ini, Ra." Mama terkekeh. "Hari gini kan susah cari gaji gede kayak gitu, anggap aja sebanding sama bawelnya bos kamu itu."

Azzura mencebik, mamanya memang benar, kalau nggak ingat gajinya yang aduhai, sudah pasti sejak lama dia resign dari kantor milik Aydan!

Mobil SUV berwarna hitam mengkilap itu berhenti tepat di depan halaman rumah Azzura. Buru-buru gadis berparas cantik itu meraih punggung tangan sang mama untuk berpamitan. Disaat bersamaan, terdengar pintu mobil yang dibuka.

Azzura sontak menoleh dan mendapati sosok Aydan yang sedang turun dari dalam mobil.

Hlah? Mau ngapain tuh orang pake turun segala? Batin Azzura kebingungan.

"Selamat pagi ..." Aydan tersenyum ramah ke arah Azzura dan juga Mama Azzura.

Mama menyenggol lengan Azzura sambil setengah berbisik pelan, "Ra ... supir bos kamu ganteng banget tahu nggak, ya ampun itu muka apa ubin Masjid? Adem bener liatnya Ra ..." Belum sempat Azzura meralat kalimat sang Mama. Aydan sudah keburu berdiri di depan mamanya.

"Selamat pagi, maaf pagi-pagi begini mengganggu waktunya, saya mau menjemput Azzura ---" Aydan kembali tersenyum ramah.

"Oh nggak kok, nggak mengganggu sama sekali, tenang saja. Lagipula Azzura juga sudah siap daritadi." Mama mendadak jadi juru bicara Azzura. "Bos-nya lagi di dalam mobil kan ya? Nitip Azzura ya Mas, kalau dia diomelin bos nya yang bawel lagi, kasih dia semangat, takutnya nanti dia milih resign. Tolong diingatkan, zaman sekarang itu cari kerja super sulit!"

Aydan hanya tersenyum senyum simpul sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Mendadak Azzura langsung ingin pingsan ditempat mendengar kalimat Mama yang super ngelantur makin nggak jelas.

♥️♥️♥️

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status