"Ya Tuhan, Alex. Aku sama sekali tidak memerhatikan adik kecilmu karena aku hanya tidak sengaja melihatnya. Lagipula aku berkata begitu karena aku hanya sedang mengutarakan pendapat saja," ucap Mega seraya memalingkan wajah dan menutup kedua matanya dengan telapak tangan.
"Pendapatmu seperti pujian untukku dan aku sangat menyukainya. Aku berjanji akan selalu membuatmu puas dengan milikku ini, Sayang. Di sini tersimpan banyak benih berkualitas yang akan menjadi anak-anak kita nanti." Alex mengatakannya dengan sangat percaya diri seraya menyandarkan tubuhnya ke tembok kamar mandi.
Mega ingin tertawa mendengar ucapan suaminya, tetapi dia tidak berani melakukannya.
"I-iya aku sudah tahu, kau tidak perlu mengatakannya dengan detail. Jika kau mau mandi cepatlah ke sini mendekat ke arahku agar kita cepat selesai!" pinta Mega dengan wajah merona. Dia tidak ingin menyinggung perasaan suaminya dengan menolak keinginann
"Apa kau sudah merasa puas sekarang?" Mega bertanya sarkas walau dengan suara lirih.Wanita itu mendelik tajam menatap suaminya. Namun, yang ditatap malah tertawa puas penuh kemenangan seperti manusia tanpa dosa."Sedikit puas," jawab Alex dengan wajah yang berbinar senang. Jawaban pria itu membuat Mega ingin sekali memukul wajah suaminya yang sialnya diciptakan sangat tampan."Astaga, apa kau ini benar-benar manusia?" Mega memutar bola matanya. Dia tidak tahu berasal dari mana energi pria itu."Tentu saja aku manusia, memang kau pikir siapa aku?" Alex mencubit hidung mancung istrinya karena merasa lucu mendengar pertanyaan itu."Devil," gumam Mega yang masih dapat didengar suaminya."Jadi, kau istri seorang iblis?" terang Alex yang membuat mata Mega langsung membola dan Alex kembali tertawa keras.Pasangan pengantin baru itu baru saja selesai mandi setelah menghabiskan waktu cukup lama di dalam sana karena Alex berhasil menggarap set
"Istriku sayang, aku akan bersemangat jika kau mau aku tembak dengan benih lagi," ucap Alex dengan suara serak menggoda."Jangan menggodaku karena aku akan segera tidur sekarang!" Di bawah selimut yang tebal itu wajah Mega telah memerah seperti tomat.Jantungnya berdetak tidak karuan setelah menyadari jika tadi dirinya menggoda sang suami.Oh, betapa malunya dia saat ini. Mega langsung menutup matanya rapat-rapat dan memutuskan untuk langsung tidur.Alex terkekeh seraya mengangkat kedua bahunya tidak peduli. Dia kembali menatap layar laptop dan melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, sesekali dia menoleh ke arah istrinya yang tidak lagi bergerak di bawah selimut.Ketika waktu menunjukkan pukul dua dini hari, Alex baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dia menguap seraya merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Ketika matanya menatap ke arah ranjang, dia langsung tergelak ketika melihat posisi tubuh istrinya yang berantakan. Selimut tidak l
Mahendra melirik sahabatnya sekilas, dia merasa sedikit tenang dengan jaminan kebahagiaan putrinya itu."Mama juga berani menjamin kebahagiaan cucu menantuku." Oma setuju dengan ucapan putranya. Senyuman secerah mentari terlukis di bibir wanita tua itu."Terima kasih karena kalian mau menerima putriku menjadi bagian dari keluarga kalian." Nada suaranya terdengar begitu senang. Kalau begitu, mari kita lihat bagaimana hubungan mereka di masa depan," ucap Mahendra dengan seringai hangat di bibirnya."Oma berharap mereka akan bahagia selamanya sampai maut memisahkan keduanya." Oma tersenyum lembut menyalurkan kepedulian dan perhatian yang sangat tinggi kepada cucu dan cucu menantunya."Semoga saja," gumam Mahendra dengan suara berat. Masih ada kekhawatiran dalam hatinya walau sahabatnya telah menjamin kebahagiaan putrinya, hati dan pikirannya masih belum bisa tenang sepenuhnya.***Alex dan Mega bangun saat matahari sudah berada di posisi yang tin
Sesampainya di rumah Sora, Dimas langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu. Dia tidak peduli jika akan dianggap tidak sopan."Sora, di mana kau?" teriak Dimas dari ruang keluarga. Suaranya yang besar membuat Sora langsung menuju ke ruangan itu dengan wajah kesal."Di mana sopan santunmu ketika bertamu ke rumah orang?" Sora menuding wajah Dimas penuh amarah. Awalnya dia berpikir jika Dimas mungkin masih akan bersikap baik padanya. Namun, degannya ternyata sangat salah."Persetan dengan sopan santun. Cepat katakan informasi apa yang akan kau beritahukan padaku!" Dimas menatap jam di pergelangan tangannya, tidak ingin membuang banyak waktu.Sora merasa ingin memukul kepala pria itu karena sangat menyebalkan. Dalam hatinya dia mengutuk pria itu dengan sumpah serapah."Apa begini caramu bertanya kepada wanita yang sudah sering menghangatkan ranjangmu?" kesal Sora dengan kedua tangan terlipat di depan dada."Tidak usa
"Kau benar-benar pria tidak bermoral," ujar Sora seraya berdiri. Pantatnya terasa cukup sakit karena benturan yang cukup keras tadi."Terserah apa katamu. Jika kau tidak mau memberitahu aku tentang informasi itu dengan jujur, aku tidak peduli lagi dan akan pergi dari sini sekarang." Dimas melangkah cepat menuju pintu. Dia tidak ingin berlama-lama lagi di rumah wanita tua itu karena menganggap Sora hanya main-main."Aku sudah memberitahumu, terserah kau mau percaya atau tidak," teriak Sora menatap tajam punggung lebar pria itu."Mega tidak mungkin menikah dengan pria lain karena satu-satunya yang dia cintai hanya aku," ujar Dimas dengan sangat percaya diri. Dia menghentikan langkahnya kemudian berbalik dan menatap Sora jijik.Sora terkekeh penuh ejekan. Dia berpikir jika Dimas adalah pria yang sangat tidak tahu malu."Kau akan memohon padaku untuk kembali suatu hari nanti," ucap Sora penuh dengan rasa dendam."Mustahil! Itu tidak akan pernah
"Mudah bagimu saat mengatakannya, tetapi berbeda dengan diriku." Mega masih merasa cemas. Dia mengerucutkan bibirnya dan Alex yang gemas langsung menciumnya. "Sudah aku bilang tidak usah dipikirkan. Kau akan cepat tua jika memikirkan apa kata orang. Mereka tidak mengerti sepenuhnya tentang kita sehingga tidak ada sesuatu hal yang perlu kau takutkan." Alex mengusap lembut pipi Mega. Namun, wanita itu langsung memukul tangan Alex karena pipinya kini belepotan saus lobster. "Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana perasaanku karena aku bukan wanita." Mega mengelap pipinya dengan tisu, kemudian menyudahi makannya. "Kau ternyata sangat banyak bicara, ya?" Alex malah terkekeh dan mengabaikan istrinya yang sedang ngambek. Mega tidak menjawab. Dia pergi ke dapur kemudian mencuci tangannya yang kotor. Setelah makan, mereka kembali ke kamar dan berbincang di sana. Tidak ada aktivitas lain yang mereka lakukan karena ingin menghab
Alex hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan istrinya. Dia segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju tempat kerjanya. Sesampainya di perusahaan Alex langsung menggandeng tangan Mega sampai mereka masuk ke lobi perusahaan dan terkejut ketika melihat semua karyawan berkumpul di sana. 'Kenapa mereka di sini semua? Apa perusahaan mempunyai masalah besar?' Mega mengangkat sebelah alisnya karena penasaran. "Selamat pagi dan selamat datang kembali di perusahaan, Tuan dan Nyonya Alex." Semua karyawan perusahaan Alex tersenyum dan memberi penghormatan kepada pasangan petinggi perusahaan mereka. "Selamat atas pernikahan kalian, Tuan dan Nyonya. Semoga Tuhan memberkati dan pernikahan kalian bertahan hingga maut yang memisahkan." "Kalian pasangan yang sangat serasi. Semoga segera dikaruniai buah hati." Mega hanya tersenyum seraya menganggukkan kepalanya karena dia bingung mau menjawab bagaimana. Alasannya
"Kau bisa memahami sendiri, Sayang. Lagipula, aku tidak akan pernah cemburu denganmu," ucap Mega ketus. Dia tidak ingin mengakui kalau sebenarnya memang cemburu. Mega tidak ingin Alex menjadi besar kepala kalau tahu.Alex langsung menyeringai ketika Mega tidak mau mengaku kalau sedang cemburu, tetapi malah memanggilnya dengan panggilan sayang."Kau tidak mau mengaku?" Alex mencubit hidung Mega sampai memerah. Wanita itu langsung melotot sambil mengusap hidungnya."Tidak ada sesuatu yang perlu aku akui," jawab Mega kesal.Alex tertawa keras, didorongnya tubuh sang istri sampai punggungnya menempel di lift kemudian mengukung tubuhnya dengan kedua tangan di sisi kanan dan kiri.Dengan posisi mereka yang sedekat itu, Alex dapat mencium aroma harum yang khas tubuh istrinya."Kau mau apa?" Mega mendongak dan menatap mata suaminya yang juga sedang menatapnya."Kalau aku mau menciummu di sini apa boleh?" Alex mengangka