Share

179 | Bertemu Camer

Author: Eliyen Author
last update Last Updated: 2025-12-04 21:56:18

Gista memandangi foto dirinya yang viral di medsos. Senyumnya semringah.

“Cakep juga Akash di sini.” Telunjuk Gista menyentuh layar ponsel. “Ini siapa yang ambil foto, sih? Kenapa nggak ngeh kalau ini Akash? Cowok misterius katanya?”

Gista mati-matian menahan tawa. Dia memperbaiki posisi duduk. Ekor matanya melirik sekretaris yang masih bicara di telepon.

“Nona Gista, silakan. Anda bisa masuk.” Sekretaris berdiri dan membuka pintu kantor Adam Salim.

Langkah kaki Gista yang berlapis sepatu kets nyaris tak bersuara. Namun, pria tua yang masih terlihat awet muda itu langsung mendongak begitu melihat kehadiran Gista.

“Pak Adam Salim.” Dia menyapa sopan. “Saya Gista Maheswari. Penulis Swari.”

Adam Salim menatap tajam. Gista juga balas menatap.

“Kita belum berkenalan secara resmi. Anda tidak mempersilakan saya duduk?”

Adam Salim mengangguk tanpa berdiri. “Silakan duduk.”

Kursi kulit diduduki Gista. Ada keheningan yang mencekam. Gista akhirnya memecah kebisuan di antara mereka.

“Saya tahu, P
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
yan ikads
smg hepi ending
goodnovel comment avatar
Mli
ahai.. semakin seru.. mau lihat kekuatan cinta akash n gista
goodnovel comment avatar
Ummi Ningsih
luv akaassshhh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   181 | No Sogokan!

    “Tante, terima kasih karena sudah mengajak Akash ke sini. Susah banget ketemu sama dia. Padahal perjodohan kami sudah ditetapkan sejak lama.”Wanita elegan dengan riasan tipis dan pakaian branded itu mengangguk. Tangannya yang terawat rapi mengangkat cangkir teh. “Putraku ini memang sangat sibuk. Tapi sore ini akhirnya bisa kuseret dia ke sini. Kalian berdua nikmati saja kebersamaan ini. Sekalian sambil lebih mendekatkan diri. Kalau perlu sambil menentukan tanggal baik untuk menikah. Kalau bisa …,” wanita itu mencondongkan badan ke depan, “... Secepatnya saja. Mama sudah pengen menimang cucu.”Suara tawa feminin bergema di meja itu. Seorang wanita cantik, dengan penampilan sama elegannya, menggelendot manja di lengan Akash.“Mama tinggal dulu, ya.” Wanita tua di depan Akash berdiri dari kursi.“Ma.” Akash juga ikut berdiri. Dia segera menyeret ibunya menuju sudut tersembunyi yang berada cukup jauh dari meja yang sudah direservasi.“Kenapa Mama jebak aku kayak gini?” tanya Akash dingi

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   180 | Sex On the Sofa

    Bruk!Punggung Gista menghantam dinding dengan keras. Belum sempat dia menarik napas, bibir Akash sudah maju melumat bibirnya.Lidah pria itu memaksa bibir Gista terbuka lantas mendesak masuk. Di bawah tangan Akash merayap liar di balik baju yang dikenakannya. Gista merintih pelan saat jari-jari panjang dan ramping Akash berhasil menggapai tepian branya. Dengan lihai, pria itu melepas pengait dan segera bersenang-senang dengan dada kenyal Gista.“Akash … berhenti ….” Gista mencoba mendorong.Namun, dengan satu tangan Akash malah membawa dua tangan Gista ke atas kepala. Dia masih terus mencumbu wanitanya, tidak berhenti meski Gista memohon.Terdengar suara denting logam saat sabuk dilepas dan resleting diturunkan. Gista menggeleng-geleng. Sekuat tenaga dia mendorong pria itu menjauh darinya.“Akash, kita di kantormu,” desis Gista.Pria itu menggeleng, jelas tidak peduli dengan kekhawatiran kekasihnya. Dia hendak meraih Gista lagi, tetapi dengan lihai Gista merunduk dan meloloskan diri

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   179 | Bertemu Camer

    Gista memandangi foto dirinya yang viral di medsos. Senyumnya semringah.“Cakep juga Akash di sini.” Telunjuk Gista menyentuh layar ponsel. “Ini siapa yang ambil foto, sih? Kenapa nggak ngeh kalau ini Akash? Cowok misterius katanya?”Gista mati-matian menahan tawa. Dia memperbaiki posisi duduk. Ekor matanya melirik sekretaris yang masih bicara di telepon.“Nona Gista, silakan. Anda bisa masuk.” Sekretaris berdiri dan membuka pintu kantor Adam Salim.Langkah kaki Gista yang berlapis sepatu kets nyaris tak bersuara. Namun, pria tua yang masih terlihat awet muda itu langsung mendongak begitu melihat kehadiran Gista.“Pak Adam Salim.” Dia menyapa sopan. “Saya Gista Maheswari. Penulis Swari.”Adam Salim menatap tajam. Gista juga balas menatap.“Kita belum berkenalan secara resmi. Anda tidak mempersilakan saya duduk?”Adam Salim mengangguk tanpa berdiri. “Silakan duduk.”Kursi kulit diduduki Gista. Ada keheningan yang mencekam. Gista akhirnya memecah kebisuan di antara mereka.“Saya tahu, P

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   178 | Gista dan Akash Diuji

    "Ini kebetulan apa kebetulan?”Akash tidak mengangkat pandangan dari laptop. “Apa?”“Aspri bokap lo keluyuran di sekitar Mega.”Kali ini Leo mendapat perhatian penuh dari Akash. “Maksud lo?”“Nih, lihat.” Leo menyodorkan ponselnya. Ada beberapa foto pria yang sudah sangat dia dan Akash kenal terlihat keluar dari gedung di mana Megalitera berkantor.“Tiga tanggal, nih.” Leo melaporkan lagi.Ekspresi Akash datar. Namun, tidak dengan pikirannya. Di benak pria itu bermunculan banyak teori konspirasi.“Perusahaan di gedung bersama Mega gak ada yang lagi kerja bareng perusahaan bokap lo, kan?” Leo lagi-lagi mengoceh. Akash tak mempertanyakan dari mana Leo mendapatkan foto-foto itu. Yang lebih jadi perhatiannya adalah fakta asisten pribadi Adam Salim terlihat di gedung tempat Megalitera berkantor hanya berselang dua hari sebelum insiden wartawan mendatangi Gista.“Bokap lo kayaknya bukan tipe yang suka main kotor, Kash. Mungkin ini cuma kebetulan doang si aspri ada di sana. Mungkin emang g

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   177 | Darah di Lantai

    177 | Darah di LantaiBelakangan ini, ada dua hal yang dibenci oleh Akash dalam hidupnya.Satu, rapat keluarga di tengah malam. Dan dua, siapa pun yang berani menyentuh nama Gista.Sialnya, dua hal itu justru bergabung menjadi satu malam ini dalam wujud undangan darurat yang dikirim langsung oleh asisten pribadi papanya.“Bahkan memanggilku sendiri saja Papa nggak mau.” Akash mendengkus pelan. Dia mematikan mesin mobil. Sekarang sudah pukul satu dini hari. Harusnya dia terlelap nyenyak bersama Gista di tempat tidur. Sayangnya, ponselnya terus menjerit nyaring minta diperhatikan.Lampu-lampu kristal berpendar dingin saat Akash membuka pintu rumah keluarganya yang besar dan megah. Aura dingin dan kejam langsung menyambutnya alih-alih kehangatan yang menenangkan.Akash memicingkan mata, mengetahui jelas dari mana sumber aura penuh ketegangan itu. Saat dua orang itu tak ada di rumah ini, rumah megah ini masih bisa disebut sebagai “rumah”. Namun, setelah kedua orang tuanya hadir, bangunan

  • CEO Dingin Itu Mentor Bercintaku   176 | Pelukan CEO Tampan

    “Swari, lo beneran pake ghost writer buat buku terbaru lo?”Gista mematung. Matanya mendadak silau oleh belasan kamera yang tertuju ke arahnya. Belum lagi telinganya berdenging oleh suara-suara dari belasan pertanyaan beruntun yang tertuju padanya.“Jadi, kamu adalah Swari si penulis kontroversial?”“Gimana rasanya jadi simpanan CEO?”Otak Gista mendadak linglung. Refleks dia menutup mata dan menutupi wajah dengan dua tangan.“Kak Gista!” suara familier itu membuatnya semakin kebingungan. Kepala Gista menoleh kanan kiri, mencari-cari keberadaan Adel. Namun, tidak terlihat seorang pun.Napas Gista sesak. Berbagai alat perekam merangsek maju mengerubunginya. Oksigen seolah menghilang karena semua orang terus menghimpitnya.Siapa orang-orang ini?Kepalanya mulai pusing. Gista bernapas susah payah. Belasan pertanyaan …, tidak, bahkan sudah puluhan pertanyaan menghambur keluar menyerangnya, membuat Gista kebingungan parah. Emosinya perlahan naik, hingga siap meledak di ubun-ubun.“Cukup.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status