Share

163. Sesuatu yang Retak

Author: Indy Shinta
last update Last Updated: 2025-04-23 18:50:44

Bara menatap Valen dalam diam. Sorot matanya penuh kemarahan yang terpendam—dingin, tapi tajam seperti ujung pisau. Ia menggertakkan rahangnya perlahan, menahan dorongan untuk melampiaskan semuanya dengan kata-kata yang lebih kasar.

Ada banyak kata yang ingin dimuntahkannya, tapi ia memilih menahannya. Bukan karena tak punya keberanian, melainkan karena ia tahu jika Valen bukan sembarang pria. Dan karena itu... ia harus lebih cerdas dari emosinya.

Bara mengunci pandangannya pada Valen. “Jadi semua ini cuma karena Cheryl?” Suaranya pelan, tapi mengandung daya hantam yang tak bisa dihindari. “Bukan karena kamu memang ingin menolongku?”

Lalu ia menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan. Dalam hening itu, Bara membuat satu keputusan.

“Terima kasih atas bantuannya, Dok. Tapi aku akan membawa Cheryl pulang. Dia istriku. Tanggung jawabku. Dan tempatnya adalah di rumah kami. Bukan di sini.”

Tanpa menunggu reaksi Valen, Bara memutar badan dan membuka pintu. Suara derit engsel menjadi pe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Indah sabiq Sabiq indah
HARUS BISA LAWAN KAKEKMU BARA....!!!! UDAH KASIH GEBRAKAN THOOORRR...,, DR.VALEN TERANG2AN MENGEJAR CHERYL, BAHKAN DENGAN TEGAS KASIH PERINGATAN KE BARA,, KALO SAMPAI CHERYL DI SAKITIN BARA,, DR.VALEN YG TERANG2AN AKAN REBUT CHERYL
goodnovel comment avatar
Indah sabiq Sabiq indah
SALAH SATUNYA YG MIRIP,, KARAKTER KAKEKNYA BARA.. CERITA NYA HAMPIR MIRIP JIHAN LIONEL,, TAPI KALO DI CERITA JIHAN LIONEL DAN WINA SEPTA,, KETIKA DUNIA MELARANG KERAS, GA MERESTUI HUBUNGAN JIHAN LIONEL SAMA WINA SEPTA...,, JIHAN GA PEDULI..., TETEP MEMPERJUANGKAN WINA...
goodnovel comment avatar
Indah sabiq Sabiq indah
KARAKTER CHERYL GA DI BUAT JADI WANITA LEMAH THOOORRR.... BIARIN AJA SEANDAINYA BARA JADI BODOH, GA BISA MEMPERTAHANKAN CHERYL DI HADAPAN DI DUNIA, HARUS BISA TEGAS MEMUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN MILENA..., HARUS DI LAWAN TUH SI OPAH SIGIT YG TAMAKK..!!!!! MASIH KEREN SI JIHAN LIONEL..., DARI PADA BARA
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   289. Sah-Sah Saja

    Bara sampai di rumahnya. Lampu-lampu gantung kristal di foyer memantulkan kilau ke seluruh lantai marmer, menelan bayangan Bara yang baru pulang melewati pintu besar dari kayu jati solid. Beberapa pelayan berdiri berjejer, menyambut serempak dengan anggukan hormat. “Selamat datang, Tuan.”Bara hanya mengangguk, dingin. Wibawanya sudah cukup jadi jawaban untuk mereka.Di ruang tamu utama, Tuan Tomi dan Nyonya Anne duduk di atas sofa panjang berbalut beludru krem keemasan dengan sandaran berukir halus. Beberapa bantal dekorasi berlapis sutra tersebar di sisi-sisinya, menciptakan kontras mewah dengan meja tamu berpermukaan marmer putih yang di atasnya mengepul teko teh porselen bermotif biru tua.Mereka tampak terlalu santai di sana, menyesap teh seolah berkunjung ke vila musim panas, bukan di rumah orang yang telah berbaik hati menampung putri mereka—yang kini mengunci diri di sebuah kamar sambil menangis karena ketakutan mereka datang.Bara menapaki permadani Persia yang merentang di a

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   288. Tak Perlu Jadi Martir

    Bara baru saja selesai berpakaian ketika ponselnya mulai bergetar di nakas. Layar itu menampilkan satu nama yang jarang muncul. “Mimi”.Kepala pelayan di rumahnya, wanita setengah baya yang selalu bicara seperlunya. Kalau Mimi menekan tombol call, pasti ada yang sedang tidak beres di rumahnya.Bara mendesah pendek. Satu bagian dari otaknya berteriak: “Jangan angkat. Nikmati malammu barang lima menit lagi.” Tapi, tangannya sudah bergerak duluan.“Ya, Mimi?” Suaranya keluar dingin. Seperti biasa. Dia selalu terdengar seperti pria yang tak bisa disentuh.“Maaf mengganggu, Tuan. Tapi ini mendesak. Orangtua Nona Baby datang ke rumah. Mereka ingin bertemu dengan Nona Baby, tapi Nona Baby justru mengunci diri di kamar, menangis sambil menjerit-jerit. Saya tidak bisa menanganinya sendiri. Pak Sofyan juga belum datang.”Sial.Malamnya hancur dalam detik. Bara mendongak, menatap langit-langit kamar hotel yang bagai menekannya. Dia ingin marah, tapi apa gunanya?“Aku bahkan baru mau istirahat

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   287. Puppy Eyes and Hidden Knives

    Reno berdiri di tengah ruangan suite, tangannya merapikan kerah kemejanya yang kusut sedikit. Beberapa kru dekorasi baru saja merapikan pita terakhir, lalu mengecek ulang balon yang bertuliskan huruf emas: “Happy Graduation, Dear Cheryl.”“Sudah siap, Pak Reno,” lapor seorang anggota tim asisten pribadi Valen. Sementara kru dekorasi dengan cekatan membereskan sampah dan merapikan ruangan. Reno menoleh, tatapannya menyisir tiap sudut ruangan. Pita satin sudah terpasang manis di pojok. Kue putih tampak cantik di meja sudut. Kotak hadiah berlapis kertas emas pun sudah siap menunggu.“Good job. Kalian bisa pulang sekarang. Terima kasih,” ujarnya sambil menepuk bahu anak buahnya itu.Semua orang langsung mengangguk, berkemas cepat tanpa banyak bicara. Suara pintu suite terbuka lalu tertutup lagi, meninggalkan Reno sendirian.Reno baru saja hendak memastikan pita terakhir di balon tidak miring, ketika ponselnya tiba-tiba bergetar di saku celana. Layar menyala, menampilkan nama “Dokter Josh

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   286. Bukan Karena Pisau Cukur

    Cheryl terpaku di depan cermin meja rias. Ia sudah memakai piyama tidurnya. Rambutnya sudah selesai dikeringkan dengan hair dryer.Ia menggigit bibir bawahnya—bibir yang masih tampak bengkak, merah, lembap. Jejak ciuman Valen yang menempel begitu dalam, seolah masih menekan syaraf di belakang tengkuknya.Dan saat ia melirik sekilas, tatapannya membentur plakat yang tadi diserahkan oleh Bara.Ia langsung menunduk, seolah tak sanggup memandang lebih lama lagi. Entah kenapa, ada yang terasa aneh. Dadanya tiba-tiba berdegup kencang, tapi bukan karena ciuman tadi. Ada sesuatu yang berdesir di balik tulang rusuknya—sebuah rasa bersalah yang bahkan sulit ia beri nama.Ia tak menyangkal, bahwa ia memang tenggelam. Nyaris hanyut di bawah sentuhan Valen yang lembut tapi menuntut. Ia bahkan mendesah, menikmati dan membalas ciuman itu. “Astaga,” gumamnya sambil menangkupkan telapak tangannya di wajah. Sungguh. Ia merasa bersalah pada Valen. “Gara-gara mimpi sialan!” erangnya menyalahkan diri

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   285. Ingin Diingat Selalu

    Begitu Valen selesai bertelepon dengan Axel, dadanya masih berdegup cepat—bahkan untuk seorang dokter bedah berpengalaman, momen ini terasa seperti menjelang meja operasi paling rumit dalam hidupnya. Tangannya sedikit bergetar saat menempelkan akses card ke pintu kamar 1805.Suara klik pintu hotel terbuka. Valen masuk, menyeret koper Cheryl dengan pelan. Aroma wangi hotel bercampur jejak parfum Cheryl yang samar, membuat kepalanya berputar aneh.“Cheryl?” panggilnya, matanya menelisik ruangan yang sunyi. Tatapannya tertuju pada kain toga yang tersampir di kursi, dan kain kebaya Cheryl yang tergantung di lemari. “Ah. Dia pasti masih di kamar mandi.”Valen menarik napas pelan. Koper milik Cheryl ia letakkan di dekat lemari, kemudian ia duduk di kursi, mencondongkan tubuh, menatap lurus ke pintu kamar mandi. Jam tangannya beberapa kali dilirik, jarum detiknya seperti memukul-mukul saraf sabarnya.“Lama sekali sih dia berendam? Masa dari tadi belum selesai juga.” Ia berdiri, langkahnya

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   284. Asalkan Bukan Dia

    Begitu Valen mencapai lobi hotel, Reno sudah menyambutnya di dekat meja resepsionis. Aroma wangi diffuser white tea menguar dari sudut pilar.“Selamat datang, Dok.” Reno mengangguk penuh hormat. Jemarinya mengepal di samping tubuhnya, seolah siap mengeksekusi perintah apa pun. “Barang-barang Anda sudah saya rapikan di kamar. Ada lagi yang perlu saya bereskan, Dok?” tanyanya sigap, suara pelan namun padat wibawa bawahan yang terlatih.“Emm. Sorry, aku baru kepikiran. Buatkan dekorasi yang seperti di rumah, balon ucapan buat Cheryl di bagian ruang tamu.”Reno terlihat ragu sejenak sampai akhirnya dia memberanikan diri bertanya. “Maaf, Dok. Apakah nanti Nona Cheryl akan menginap di kamar Dokter?”“Ada dua kamar, kan?”“M-maaf, Dok. Tapi Anda tadi meminta saya memesan suite room.”Valen menyipitkan mata. “Aku bilang suite room ya?” Ia mengingat-ingat ulang. “Bukannya royal suite?”Reno menggeleng kecil. “Anda tadi minta suite room, Dok. Jadi hanya ada satu kamar tidur utama.”Valen ingin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status