Home / Romansa / CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku / 206. Merasa Ada yang Salah

Share

206. Merasa Ada yang Salah

Author: Indy Shinta
last update Huling Na-update: 2025-06-04 14:31:03

Baby menghampiri Nyonya Dania dan memeluknya dengan hati-hati, seperti menyentuh kaca retak yang nyaris pecah.

“Sabar ya, Tante. Tuhan nggak mungkin kasih ujian yang melampaui batas kemampuan hamba-Nya, kan? Jika Kak Milen harus mengalami ini, itu artinya… Kak Milen sanggup,” bisiknya, mencoba menenangkan sambil menepuk-nepuk lembut punggung Nyonya Dania.

Namun alih-alih merasa terhibur, Nyonya Dania malah menegang dalam pelukan itu. Ia melepas dekapan Baby dengan gerakan perlahan namun tegas.

“Jangan mengajariku soal kesabaran, Baby,” ucapnya datar namun tajam. “Kamu anak kemarin sore yang belum tahu apa-apa tentang hidup. Semua teori itu memang terdengar keren, sampai kamu sendiri yang menjalaninya. Aku nggak yakin apa kamu tetap bisa tersenyum begini kalau kamu ada di posisiku… atau posisi Milena.”

Baby tercekat. Wajahnya memucat, tak siap dengan benturan emosional sekeras itu. Tapi sebelum ia sempat menjawab, Nyonya Dania sudah menambahkan dengan lebih pedas.

“Iya, Milena memang k
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
hanri Hadi
o o,baby ketauan,anteknya opa Sigit dibayar berapa kau,baby
goodnovel comment avatar
Bismillah
jadi males mo baca nya
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
Thor...up nya jgn kelamaan ya . ga sabar aku pengen tau lanjutannya.. terimakasih
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   255. Sejauh Apa Aku Boleh

    Di ruang operasi utama Bintang Hospital, lampu bedah menyala terang menyinari tubuh pasien di meja operasi—seorang pria korban kecelakaan lalu lintas dengan multiple fracture dan trauma hebat di bagian toraks dan femur. Alat-alat monitor berdentang cepat, menunjukkan tekanan darah yang sempat drop drastis beberapa menit lalu. Tim medis bergerak dengan presisi, namun semuanya menunggu satu komando: dari pria yang berdiri paling tenang di ruangan itu: Dr. Joshua Valen.Ia berdiri di sisi kiri meja operasi, mengenakan gaun hijau steril dan sarung tangan bedah, masker menutupi wajahnya, menyisakan hanya mata—sepasang mata yang tajam, terfokus, dan tidak menunjukkan satu pun keraguan.“Retractor,” ujarnya tenang.Seorang perawat segera menyerahkan alat itu. Valen menyelipkannya dengan cekatan, membuka bagian yang dibutuhkan untuk menjangkau tulang paha yang patah parah. Patahannya kompleks—multifragmented dan dekat dengan pembuluh darah utama.“BPM-nya stabil, Dok,” kata asisten anestesi

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   254. Kerusakan yang Tak Bisa Dirakit Lagi

    Bara masih berdiri mematung. Napasnya memburu, namun suaranya tetap dingin saat akhirnya ia membuka mulut."Tuan Wishnu, bagaimana rasanya menjadi seperti istrimu dulu? Hidup di atas kursi roda dan tak pernah lepas dari rumah sakit." Tatapannya lalu beralih pada Rini. "Sementara itu, suaminya malah main serong dengan pegawai rumah tangganya sendiri," ketusnya tajam.Rini hanya tersenyum tipis. Ia sudah kebal dengan segala bentuk caci maki dan hinaan dari putra tirinya itu. “Ya, papamu akhirnya sakit keras, seperti yang kau harapkan. Puas?” Bara tersenyum miring. Matanya menatap Rini seperti hendak menelanjangi lapisan topeng yang selama ini dikenakan perempuan itu.“Kau tanya apakah aku puas?” ulang Bara dengan nada sinis, “Seharusnya aku yang tanya: apa kau puas, Rini? Karena kau berhasil menghancurkan kedamaian sebuah keluarga.”Rini terdiam.Wajah Bara mengeras. “Ibuku tidak mati karena penyakit, Rini. Ia mati perlahan… digerogoti penghinaan yang kalian sebut cinta,” ketusnya, se

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   253. Bukan yang Kucari

    Bara mendorong kursi roda Baby perlahan menyusuri koridor menuju area drop-off rumah sakit. Suasana malam terasa sejuk, lampu-lampu taman menyala lembut, menyisakan bayangan tenang di sepanjang jalan. Di belakang mereka, Sofyan berjalan dengan jarak terjaga, seperti bayangan setia yang tak pernah absen mendampingi.“Mas,” suara Baby terdengar ringan seperti biasanya, “kalau aku tiba-tiba kabur ke luar negeri, Mas bakal nyusul atau malah lega?”Bara melirik sebentar ke arah gadis itu, bibirnya membentuk garis tipis. “Tergantung kamu kaburnya ke mana.”“Ke ujung dunia.”“Ya udah. Sekalian aja aku kirimin kamu peta, jaga-jaga kalau google map nggak aktif di sana.”Baby tertawa pelan, matanya berbinar meskipun wajahnya agak pucat. “Gitu doang? Nggak drama dikit gitu, ‘jangan pergi, Baby… aku nggak bisa hidup tanpamu!’”“Kalau kamu nunggu kalimat kayak gitu dari aku,” Bara tertawa kecil, “kamu bisa tua duluan.”Baby ikut tertawa. “Iya juga sih. Kamu tuh emang nggak pernah berubah, Mas. Se

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   252. Ternyata Dia Baik-Baik Saja

    Perut Cheryl tiba-tiba keroncongan, memecah keheningan ruangan mewah yang sempat membuatnya tertegun. Langit-langit tinggi, sofa empuk, dan pencahayaan hangat tak lagi menenangkan ketika rasa lapar mulai mencubit perutnya.Ia langsung melirik ke meja kecil di samping sofa, di mana sebuah panel interkom tertanam rapi di permukaan kayu mengilapnya. Lalu, ditekannya tombol interkom seperti yang Reno jelaskan sebelumnya.Klik. Tapi, tak ada suara balasan di sana. Hanya bunyi sistem menyala… lalu sunyi. Ia menekan lagi. Tetap tak ada jawaban.Cheryl menghela napas. “Ya udah deh, cari sendiri aja. Mas Reno pasti lagi sibuk ngurusin hal lain yang lebih penting. Lebih baik jangan diganggu,” gumamnya lirih, lalu bangkit dan mengambil tas kecilnya.Ia membuka pintu dan melangkah keluar dari Executive Suite, berjalan menyusuri lorong tenang yang terasa mewah sekaligus steril. Dinding-dinding bernuansa krem hangat dilapisi panel kayu elegan, sementara lantainya dari marmer putih mengilap, mema

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   251. Bukan Dokter Biasa

    Begitu mobil mereka berhenti di pelataran rumah sakit, Valen langsung keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Cheryl. Meski suasana darurat menggantung di udara, gerak-geriknya tetap tenang dan terkontrol. Cheryl turun dengan cepat, menenteng tas kecilnya, sementara pandangannya menelusuri gedung tinggi berlapis kaca itu.Pintu lobi otomatis terbuka, dan di dalam, seorang pria berjas hitam sudah berdiri menunggu. Sosok itu adalah asisten pribadi sang dokter, ia segera menghampiri mereka begitu melihat Valen.“Dokter Joshua,” sapa Reno cepat sambil sedikit membungkuk hormat.“Reno.” Valen mengangguk singkat. Matanya bergerak cepat, menghitung waktu. “Bawa Cheryl ke ruanganku. Biar dia bisa istirahat di sana.”Reno segera menoleh ke Cheryl dan tersenyum sopan, memberi isyarat agar ia ikut dengannya nanti.Valen berbalik ke arah Cheryl. Suaranya menurun satu oktaf, lembut tapi tetap lugas, “Kamu bisa minta tolong Reno buat beli makan kalau lapar. Atau kalau kamu butuh apa-apa,

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   250. Obat Penenang Biologis

    Suara dentuman audio dan layar raksasa menampilkan gambar-gambar gelap dengan musik mencekam. Lampu ruangan meredup. Cahaya dari layar memantul ke wajah-wajah penonton di dalam studio premium dengan kursi empuk berlapis kulit.Cheryl duduk di kursinya, bersandar ringan ke sandaran empuk. Menikmati film yang mulai berlangsung. Awalnya, Cheryl tampak santai. Ia menyandarkan punggungnya dengan nyaman ke kursi empuk yang bisa dimiringkan, kaki diselonjorkan sedikit, mata fokus pada layar. Setiap kali ada dialog lucu atau adegan ringan di awal film, bibirnya tersenyum, sesekali mengunyah popcorn.Tapi atmosfer mulai berubah perlahan. Warna di layar menjadi lebih gelap, musik latar terdengar rendah dan mendesis, seperti suara napas seseorang di dalam lorong. Adegan berganti cepat—kamera mengikuti langkah kaki si tokoh utama yang menyusuri rumah tua dalam kegelapan. Suara pintu berderit perlahan, cahaya dari senter gemetar, dan suara desahan samar terdengar dari kejauhan.Cheryl menggigit

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status