Share

236. Merasa Lebih Baik

Penulis: Indy Shinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-21 01:22:13

Cheryl mengerjap pelan. “Ih. Di mana aku ini?”

Terakhir yang ia ingat, dirinya masih duduk di ruang makan sambil menangis. Tapi sekarang... ia terbangun di atas ranjang besar yang empuk, dibungkus selimut hangat dari ujung kaki sampai bahu.

Kamar ini asing, tapi nyaman. Seperti suite hotel bintang lima. Tapi, AC-nya dingin bukan main, membuat tubuhnya enggan keluar dari pelukan selimut—kalau saja perutnya tidak keroncongan.

Sudah tak bisa ditawar lagi. Ia menyibak selimut, berdiri dengan langkah agak goyah. Kepala masih pusing, efek terlalu banyak menangis dan belum makan.

Tubuhnya baru saja keluar dari pintu kamar saat suara dari arah ruang tengah terdengar lebih dulu daripada apa pun yang ia lihat.

“Sudah bangun?”

Nada suara itu tenang, rendah, dan… ia kenal betul.

Cheryl menoleh. Di sofa panjang yang menghadap ke televisi, Valen terlihat santai, dengan satu tangan menyampir di sandaran, dan satu lagi memegang tablet.

Sejenak, ia hampir pangling. Valen terlihat sedikit berbeda den
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ivana Oktaviana
duh was2 msh abu2 jodoh Cheryl entah siapa.. dokter valen super baik emang tpi kita blm tahu masa lalunya knpa blm nikah2
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
semoga Cheryl betah dirumah Valen..dan mrka jdi makin dekat. krna Valen seorang dokter,pasti bisa menyembuhkan Cheryl
goodnovel comment avatar
Ahmad Sofi
liat bara,sesuai perintahmu cheryl dijaga dgn baik oleh valen,,kmu tdk perlu risau jga saja baby²mu itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   238. Deal

    Cheryl menunduk sedikit, tak sanggup menatap mata Valen saat mengucapkannya. Ia tahu, permintaannya mungkin terdengar konyol, bahkan kekanak-kanakan. Tapi, ini tentang harga diri yang ingin ia lindungi.Dari luar jendela, terdengar suara hujan tipis yang jatuh seperti bisikan, menciptakan irama latar yang nyaris tak terdengar, tapi cukup untuk membuat detak jantung Cheryl terasa lebih keras dari yang seharusnya.“Maaf. Kaget, ya?” Cheryl meringis, merasakan suasana yang mendadak canggung akibat ulahnya.Di hadapannya, Valen mematung sesaat, seolah sedang mencerna permintaan Cheryl yang datang tiba-tiba, tapi bukan tanpa alasan. “Lebih mengagetkan daripada geledek di luar,” sahut Valen sambil menelisik wajah Cheryl dengan seksama, seperti hendak membaca lebih dalam—bukan hanya maksud dari kata-katanya, tapi juga luka yang belum sembuh di balik senyuman getir itu.Cheryl balas menatap, menantang, meski dagunya sedikit gemetar. Udara di dapur itu terasa seperti menegang, tipis seperti b

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   237. Nekat

    Cheryl masih sibuk menenangkan rasa panas di wajahnya ketika Valen tiba-tiba berkata santai, “Cher, tolong ambilin garam rendah natrium di situ.”Valen menunjuk sebuah rak atas. “Ada tulisannya, kok: garam.”“Iya-iya, pake dijelasin segala. Takut aku nggak bisa bedain garam sama micin ya?” gerutu Cheryl sambil melangkah ke arah rak bumbu yang menjulang tinggi. “Maaf ya, di sini no micin-micin club.”Cheryl memutar bola mata. “Baiklah, Pak Dokter yang selalu menjunjung tinggi kesehatan.”“Itu namanya integritas, Cher.” Valen menoleh sambil tersenyum. “Dalam kedokteran, integritas berarti aku harus jujur sama pasien dan sama diri sendiri. Aku harus pastikan setiap keputusan, termasuk gaya hidupku, sesuai dengan prinsip itu. Kalau aku nggak hidup sehat, makan sembarangan, lalu ngasih saran buat pasien—itu namanya hipokrisi, kan?”Lelaki bergelar dokter itu melanjutkan dengan nada santai tapi serius, “Jadi, menjaga pola makan, termasuk pilih garam rendah natrium, bukan cuma buat kesehata

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   236. Merasa Lebih Baik

    Cheryl mengerjap pelan. “Ih. Di mana aku ini?”Terakhir yang ia ingat, dirinya masih duduk di ruang makan sambil menangis. Tapi sekarang... ia terbangun di atas ranjang besar yang empuk, dibungkus selimut hangat dari ujung kaki sampai bahu. Kamar ini asing, tapi nyaman. Seperti suite hotel bintang lima. Tapi, AC-nya dingin bukan main, membuat tubuhnya enggan keluar dari pelukan selimut—kalau saja perutnya tidak keroncongan.Sudah tak bisa ditawar lagi. Ia menyibak selimut, berdiri dengan langkah agak goyah. Kepala masih pusing, efek terlalu banyak menangis dan belum makan.Tubuhnya baru saja keluar dari pintu kamar saat suara dari arah ruang tengah terdengar lebih dulu daripada apa pun yang ia lihat.“Sudah bangun?”Nada suara itu tenang, rendah, dan… ia kenal betul.Cheryl menoleh. Di sofa panjang yang menghadap ke televisi, Valen terlihat santai, dengan satu tangan menyampir di sandaran, dan satu lagi memegang tablet. Sejenak, ia hampir pangling. Valen terlihat sedikit berbeda den

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   235. Diblokir

    Baby akhirnya tertidur. Setelah teriak-teriak, menangis, dan mengoceh nyaris satu jam tanpa jeda… ujung-ujungnya tumbang juga. Persis seperti baterai ponsel tua—penuh drama, tapi cepat drop.Sofyan menurunkan kacamatanya sedikit, memastikan bahwa perempuan itu benar-benar terlelap.“Sudah?” gumamnya pelan. “Baru juga babak pertama.”Lelaki itu menyandarkan punggung ke sofa, lalu menghela napas datar. Lega. Ruangan itu akhirnya kembali seperti rumah sakit: tenang dan tidak bising.Sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk senyum tipis yang mencibir.“Daya tahan emosional rendah, volume suara tinggi. Kombinasi yang... menjengkelkan,” gumamnya sambil melirik sekali lagi ke arah ranjang. Baby meringkuk di bawah selimut, wajahnya masih merah dan sembap. Tapi setidaknya sekarang diam.“Kasihan. Capeknya nyari perhatian, tapi yang ditunggu nggak datang-datang.” Yeah. Pertarungan mental hari ini resmi selesai. Dan, ia keluar sebagai pemenang tanpa harus mengubah nada suaranya satu oktaf pu

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   234. Mulutmu, Sofyan!

    Di atas ranjang ruang perawatan VIP Bintang Hospital, Baby mengembuskan napas panjang lalu melirik kesal ke arah satu-satunya orang yang duduk di sofa: Sofyan, si asisten pribadi Bara yang lebih mirip mesin ketik hidup dibanding manusia sungguhan.“Mas Bara masih lama ya pulangnya?” tanyanya akhirnya, malas. Nada suaranya sengaja dibuat tak bersahabat, sekadar pelampiasan atas kekesalan yang mengendap.Sofyan tidak langsung menjawab. Ia menutup map dokumen di pangkuannya, lalu menoleh pelan dengan ekspresi datar.“Pak Bara tidak menitipkan estimasi jam pulang kepada saya,” ucapnya tanpa intonasi emosional. “Tapi kalau boleh saya sarankan, Nona tidak perlu menunggu. Akan lebih baik bila Nona fokus pada pemulihan agar bisa segera keluar dari rumah sakit ini, daripada cuma menambah daftar kekhawatiran beliau saja.”Baby sontak menoleh, mendelik. “Maksudmu... aku ini beban?”Sofyan menarik napas pelan. “Saya tidak bilang begitu.” Ia menatap Baby sebentar. “Tapi kalau Nona langsung tersing

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   233. Kau Sendiri yang Mendorongnya Pergi

    Dengan tangan gemetar, Bara merogoh saku celana. Jemarinya terasa dingin, seperti mati rasa. Ia menarik ponsel dari dalam saku—bahkan sempat menjatuhkannya karena terlalu gemetar.“Aku harus temukan Cheryl… harus,” ucapnya pelan, hampir seperti doa yang tak lagi yakin akan dikabulkan.Sekali gesek, layar ponselnya menyala dan langsung membuka aplikasi keamanan rumah—sebuah sistem canggih yang ia andalkan selama ini, yang mengawasi hampir seluruh sudut rumah, hingga yang terkecil sekalipun. Dan malam ini, teknologi itu bukan lagi soal perlindungan, melainkan satu-satunya harapan untuk mengejar cinta yang hampir hilang.Ia membuka log pintu gerbang otomatis. Jemarinya meluncur cepat di layar, menyapu halaman demi halaman data. Matanya membidik satu catatan—pukul 14:32 WIB."Ketemu," gumamnya, jantungnya mulai berdegup kencang.Dengan cepat, Bara membuka rekaman kamera gerbang. Gambar hitam-putih menampilkan gerbang yang terbuka perlahan… lalu sebuah taksi masuk menuju bangunan utama ru

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status