Share

302. Hari-Hari Baru

Author: Indy Shinta
last update Huling Na-update: 2025-08-04 17:05:14

Cheryl berdiri di depan microwave, merapikan rambutnya sambil menunggu bunyi ting tanda lauk-pauk hangat siap disantap. Begitu microwave terbuka, aroma daging rendang langsung mengepul. Kehangatan sederhana, tapi diam-diam sangat berarti bagi orang yang tidak bisa masak sepertinya.

Kulkas dua pintu yang berdiri di sudut dapur nyaris penuh dengan kotak-kotak makanan berisi aneka lauk yang dilabeli tanggal.

Semalam Mimi datang membawakan semua itu. “Ini lauk untuk tiga hari, Nona. Tinggal dihangatkan saja. Tiga hari sekali saya akan ke sini membawa yang baru. Tapi kalau sebelum tiga hari sudah habis, kabari saja saya.”

“Mimi, aku sebenarnya tidak suka merepotkan kamu begini.”

“Sama sekali tidak, Nona.” Mimi hanya tersenyum simpul. “Tolong makan yang rutin. Dihabiskan, ya?”

Cheryl mengangguk dan dalam hati berjanji akan melakukan apa yang diminta Mimi. Biarpun Bara menggajinya untuk ini, tapi dia tahu… Mimi tulus melakukannya. Lagipula, apa susahnya tinggal makan?

Cheryl menghirup uap
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (7)
goodnovel comment avatar
Aurora Aurora
GA PENTING LO BARA....!!!!! BERAAKKKKKK KEBANYAKAN OMDO DOANG....!!!!! SAMPE BERBULAN2 BULAN GA ADA BUKTI SAT SET KE CHERYL....!!!!
goodnovel comment avatar
Aurora Aurora
ini sih udah fix udah cerai secara siri..!! gakasih nafkah BATIN BERAPA BULAN...!! walaupun katanya di kirimi lauk pauk sama Mimi juga, emang di kasih duit buat belanja kebutuhan Cheryl, secara Cheryl sendiri yg bilang , kata2nya lumayan bawa bekal dr rumah buat makan siang, SE engganya bs irit..!!!
goodnovel comment avatar
Naya Ajach
Sudah saya vote kaka.... tmbah yaa
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   303. Tatapan yang Kini Asing

    Bara Wardhana berdiri tegak di depan papan tulis, meletakkan laptop tipis di atas meja dosen. Tangannya menyesuaikan mikrofon headset di sisi rahang. Suaranya mengalir lancar, nyaris tanpa jeda gugup.“Perkenalkan, saya Bara Wardhana. Saat ini saya menjabat sebagai CEO di Apex Insight Solutions, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi finansial dan big data analytics.”Beberapa mahasiswa tampak saling berbisik pelan, terkesima. Nama Bara Wardhana memang kerap wara-wiri di artikel bisnis dan majalah ekonomi digital. Di depan mereka malam ini berdiri orang yang membangun reputasi sebagai salah satu otak muda paling berpengaruh di industri teknologi keuangan.“Topik malam ini: Strategic Business Growth in the Digital Era. Saya ingin kita semua membedah bagaimana transformasi digital bukan hanya tren, tapi keharusan. Bisnis apapun—besar atau kecil—harus bisa adaptif dan agile kalau mau tumbuh pesat di pasar yang cepat berubah.”Bara berjalan pelan ke sisi kiri papan tulis, menulis be

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   302. Hari-Hari Baru

    Cheryl berdiri di depan microwave, merapikan rambutnya sambil menunggu bunyi ting tanda lauk-pauk hangat siap disantap. Begitu microwave terbuka, aroma daging rendang langsung mengepul. Kehangatan sederhana, tapi diam-diam sangat berarti bagi orang yang tidak bisa masak sepertinya. Kulkas dua pintu yang berdiri di sudut dapur nyaris penuh dengan kotak-kotak makanan berisi aneka lauk yang dilabeli tanggal. Semalam Mimi datang membawakan semua itu. “Ini lauk untuk tiga hari, Nona. Tinggal dihangatkan saja. Tiga hari sekali saya akan ke sini membawa yang baru. Tapi kalau sebelum tiga hari sudah habis, kabari saja saya.”“Mimi, aku sebenarnya tidak suka merepotkan kamu begini.”“Sama sekali tidak, Nona.” Mimi hanya tersenyum simpul. “Tolong makan yang rutin. Dihabiskan, ya?”Cheryl mengangguk dan dalam hati berjanji akan melakukan apa yang diminta Mimi. Biarpun Bara menggajinya untuk ini, tapi dia tahu… Mimi tulus melakukannya. Lagipula, apa susahnya tinggal makan?Cheryl menghirup uap

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   301. Rumah Tempatku Pulang

    Cheryl melangkah pelan melewati ambang pintu rumah lamanya, membiarkan debar di dadanya memukul pelan tapi pasti, seolah jantungnya tahu betul di sinilah semua ingatan pernah bermuara. Udara di dalam ruangan itu masih punya aroma kayu tua yang menenangkan — meski cat dinding sudah diperbarui, atap diperkuat, lantai dipoles ulang — tapi ruang tamu kecil di dekat jendela besar itu tetap sama. Tempat ayahnya dulu biasa duduk sambil membaca koran, menyalakan rokok kretek yang baunya sering membuatnya pura-pura batuk agar sang ayah mematikan puntungnya.Tangannya terulur, menyentuh sisi sofa usang yang ternyata masih dipertahankan Bara di sudut ruang, seolah sepotong bukti bahwa kenangan tak pernah benar-benar musnah meski rumah ini sudah berdiri lebih kokoh dari sebelumnya. Senyum kecil muncul di sudut bibirnya. Untuk sedetik saja, Cheryl merasa ayahnya berdiri di ambang dapur, menatapnya pulang.Di belakangnya, Bara berdiri tenang dan tersenyum melihat bagaimana gadis yang selalu membu

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   300. Obsesi Sang Malaikat

    “Apakah sudah muncul reaksi dari metode pengobatan terakhir kita?” “Ada respons positif, Dok.” Valen menyipitkan mata mendengar jawaban dari dr. Aditya — menyimak lebih serius. “Kami mencatat reaksi refleks tendon di ekstremitas bawah pasien mulai muncul lagi, tonus ototnya juga membaik, dan dosis steroid sudah kami turunkan bertahap,” lapor dr. Aditya.Senyum tipis mengembang di bibir Valen. “Akhirnya,” desahnya dalam hati. “Kenapa saya baru dapat kabar ini sekarang?”“Maaf, Dok. Sebenarnya kami ingin rutin melapor, tapi ada pesan dari Pak Reno, katanya Anda sedang tidak ingin diganggu seharian ini. Kami kira—”“Aku ke rumah sakit sekarang,” potong Valen sebelum dr. Aditya sempat melanjutkan ucapannya.Ada kilat antusias di mata Valen saat ia menarik gagang pintu hotel. Sorot matanya sempat meredup tatkala pandangannya langsung membentur pintu kamar Bara yang berada tepat di seberang kamar 1805.Hatinya memang sempat tercubit memikirkan Bara mungkin sedang memeluk Cheryl di balik

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   299. Fakta vs Persepsi

    “Valen bukan dokter sembarangan, dia tahu apa yang dia lakukan! Jangan asal bicara, Bara. Bisa-bisa nanti dia menuntutmu,” omel Cheryl dengan raut cemas yang sulit ditutupi meski suaranya terdengar lantang.“Aku cuma bicara apa yang aku tahu.” Bara melontarkan kalimat itu seremeh melempar puntung rokok ke asbak. Pria itu kemudian mencondongkan tubuhnya sedikit, separuh bibirnya tersenyum sinis. “Bagaimana denganmu, Cheryl? Kamu sendiri suka sekali menuduhku.”Cheryl tertegun sesaat, lalu melotot. “Tuduhan apa?!” semburnya cepat.“Tuduhan kamu, tentang… aku selingkuh sama Baby, tentang aku masih cinta sama Milena, tentang aku lebih milih mereka ketimbang kamu.” Bara menyebutkan satu-satu, nadanya terdengar malas. Tetapi sorot matanya menajam seolah menantang Cheryl untuk menyangkal semuanya di depan wajahnya sendiri.“Faktanya memang begitu!” semprot Cheryl.Bara terkekeh pendek, ada rasa lelah yang terselip di sudut senyumnya. Yeah. Cheryl menuduhnya macam-macam, padahal dia sendiri

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   298. Aku Tahu Wajah Aslimu

    Bara menatap Valen dengan sorot yang membakar—terlalu gelap, terlalu penuh amarah untuk seorang pria yang biasanya dikenal tenang dan rasional. Tangannya dengan cepat menarik lengan Cheryl, mencabut tubuh mungil itu dari dekapan Valen dengan paksa, hingga bahu Cheryl nyaris terhempas ke dadanya.Valen menahan tangan Cheryl di sisi lain, tatapannya dingin, tapi tetap menenangkan Cheryl yang terjepit di antara dua pusat gravitasi itu.“Lepaskan dia, Bara,” suara Valen tenang, nadanya datar, hanya sedikit bergetar di tepinya—tanda pengendalian diri yang sempurna.“Dia sudah memutuskan meninggalkanmu,” tegasnya penuh peringatan.Bara mendengus. “Keputusannya tidak berlaku kalau aku tidak bersedia melepaskannya.” Rahangnya menegang. Genggamannya di lengan Cheryl makin erat, seolah menegaskan siapa pemilik yang sah di antara mereka.Valen menajamkan tatapannya. “Kalau dia mau pergi, kamu harus belajar menghormatinya, Bara.” Nadanya tetap datar, tapi ada percikan api di balik suaranya—tajam,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status