Share

Cepat Sembuh

Author: Thaza
last update Huling Na-update: 2023-05-31 10:39:40

Awan menyusuri lorong Rumah Sakit Peduli Kasih dengan tergesa-tega, setelah perawat menyebutkan nomor kamar yang di tempati Raya.

Tanpa berfikir panjang dia langsung menghampiri Meisya yang sedang sibuk dengan ponselnya di depan ruang rawat Raya.

"Bagaimana keadaan Raya?" Tanya Awan tergesa-gesa. Hampir saja dia menerobos pintu ruang rawat Raya jika Meisya tidak segera menghadangnya.

"Dia sedang tidur. Kau siapa nya Raya? Aku gak pernah lihat kau sebelumnya." Tanya Meisya sambil mengerutkan keningnya. Seingatnya Raya tidak punya saudara atau bahkan teman pria diluar kantor. Jika teman-teman kantor dia sudah pasti mengenalnya.

Awan tersadar seketika, dia membuang nafas kasar sebelum menjawab pertanyaan Meisya.

"Herlambang, dari departemen keuangan." Jawab Awan.

"Bagaimana dengan Raya? Kenapa dia bisa pingsan?" Tanya Awan kembali, dia benar-benar merasa khawatir sekarang. Jika tidak mengingat ada Meisya disini, mungkin dia akan langsung masuk kedalam.

"Asam lambung." Jawab Meisya lemas.

"Asam lambung?"

"Iya, tapi masih nunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut. Itu anak terlalu gila kerja. Udah aku bilangin makan tepat waktu, masih aja ngeyel. Gak akan makan kalau kerjaan belum rampung. Akhirnya ya begini. Bisa-bisanya setahun ini udah lima kali dia keluar masuk sumah sakit. Cuma ini yang parah, sampai gak sadarkan diri tadi malam." Jelas Meisya. Awan terdiam dengan segala pemikirannya tentang Raya.

Drtt... drtt...

"Batalkan semua schedule saya hari ini." Ucap Awan langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa menunggu orang diseberang sana mengucapkan sepatah kata pun.

Meisya menolehkan pandangan ke Awan dengan tatapan menyelidik. Departemen keuangan, tapi kok...

"Kamu tidak masuk kerja?" Tanya Awan yang merasa risih dengan keberadaan Meisya disini. Dia tidak akan bisa masuk kedalam jika Meisya terus saja menjadi satpam didepan ruang rawat Raya.

"Kalok aku kerja siapa yang jagain Raya? Kau? Ogah ya, nanti kau apa-apain pulak anak orang." Ucap Meisya sewot. Meisya seolah memasang radar siaga 1, sebab gerak gerik Awan yang mencurigakan menurutnya.

Walau hati nya sedikit dongkol melihat kekeras kepalaan Meisya. Tapi ada juga rasa lega dihatinya. Sepertinya dia bisa mengandalkan Meisya untuk menjaga Raya. Akhirnya dia mengalah dan memilih pergi.

"Dasar orang aneh." Umpat Meisya setelah Awan pergi meninggalkan tempat itu.

Selang waktu setengah jam, tampak Awan kembali datang. Membuat Meisya memutar bola matanya malas.

"Mau ak ... " Belum sempat Meisya menyelesaikan kata-katanya, Awan sudah menyumpal mulut mulut Meisya dengan gorengan yang di belinya di kantin rumah sakit.

"Tu, kamu makan yang banyak. Biar kuat kamu jagain Raya." Ucap Awan sambil meletakkan bungkusan makanan di kursi kosong sebelah Meisya. Lalu kembali pergi dari pandangan Meisya.

"........"

Sementara Meisya hanya melongo melihat tingkah Awan barusan, seperti orang terkena hipnotis saja.

"Kak Mei!" Panggil Raya dari dalam ruang rawatnya.

"Iya, Ray." Meisya langsung masuk kedalam melihat keadaan Raya.

"Mau minum." Rengek Raya pada Meisya.

"Ish... kau ini mengkek kali la. Tinggal ambil ajapun itu disebelah kau." Gerutu Meisya, pasalnya lagi sedang asik dengan bacaan novel onlinenya tapi malah di ganggu Raya hanya untuk ambil minum.

"Nah." Mesti mengomel dia tetap mengambilkan air minum untuk Raya.

"Makasih kak Mei yang baik hati, cantik, ramah tamah, tidak sombong, dan rajin menabung. Aamiin." Celoteh Raya.

"Pande kau muji memang. Udah sehat kau kalok kek gini. Yaudah pulang kita yok." Ajak Meisya.

"Hahaa... Ayok dengan senang hati." Sahut Raya sambil berpura membenahi barang-barangnya yang berserakan di atas tempat tidur nya. Dia justru senang sekali jika diizinkan pulang beneran.

Tokkk!!

Satu ketukan renyah dari kepalan tangan Meisya mampir dengan sempurna di kepala Raya. Membuat Raya meringis namun tertawa renyah karenanya.

"Gadak cerita pulang kau sebelum dapet izin dari dokter. Gak mau aku ya bolos lagi cuma gara-gara jagain kau dirumah sakit ini." Ucap Meisya barbar namun penuh dengan rasa kasih. Raya yang diomelin hanya terkekeh geli melihat ekspresi wajah Meisya.

"Oh, ya. Tadi pagi ada cowok yang datang jenguk kau, kek panik gitu. Gebetan baru?" Goda Meisya.

"Siapa?" Tanya Raya heran, pasalnya dia tak merasa punya teman dekat lelaki disini.

"Herlambang."

"Oh... Anak departemen keuangan. Baru kenalan semalam." Jawab Raya jujur.

"Kok dia bisa tau ya kau masuk rumah sakit?" Tanya Meisya sambil mengupaskan buah apel untuk Raya.

"Mana ku tau. Kak aku gak mau makan itu." Rengek Raya.

"Gak usah bandel kau ya. Gara-gara kau aku bolos kerja hari ini. Jadi kau nurut sama ku. Kau makan ini habiskan. Habis itu kau minum obatmu. Kalok gak nurut kau ku tinggal kau disini sendiri nanti malam, biar di kawani suster ngesot." Ancam Meisya yang membuat Raya bergidik ngeri.

Raya pun memakan buah apel itu sambil memainkan HP nya. Dia mendapati satu pesan yang belum terbaca dari nomor asing.

"Hi!"

"Iya, hi. Dengan siapa?" Balas Raya sopan.

Tak perlu menunggu sampai seabad, pesan dari Raya langsung centang biru.

"Herlambang."

"Oh. Kak Mei bilang, tadi pagi kamu kesini? Tau dari mana aku masuk rumah sakit?"

"Sudah aku bilang, jangan banyak tanya. Ikuti saja alurnya."

"Hihii... Kamu ini, udah kaya Delan aja." Balas Raya.

"Siapa, Delan?"

"Ishh... Kudet. Ituloh film layar lebar yang menceritakan kisah cinta anak SMA."

"Oh.. Gimana?"Tanya Awan tanpa mau melanjutkan kisah si Delan yang mungkin tak akan ada habisnya itu.

"Apanya?"

"Ya kamu, udah baikan?"

"Udah. Tapi gak dikasi pulang sama kak Mei."

"Bagus!"

"Kok gitu?"

"Ya biar kamu pulih total."

"Hihii... Iya."

"Besok kalau kakak mu itu gak ada, kabari aku."

"Mau apa?"

"Ya, jagain kamu lah."

"Ish... modus."

"Cepat sembuh, aku gak semangat kerja kalo gak ada kamu di kantor. *emoticon senyum*"

Raya pun ikut tersenyum setelah membaca pesan terakhir dari Herlambang alias Awan. Lalu menyimpan kembali HPnya ke atas meja di samping kasur nya.

Brakk!!

Tiba-tiba saja pintu ruang rawat Raya terbuka dengan keras, membuat Raya dan Meisya terkejut dan kompak mengalihkan pandangan ke arah pintu.

"Raya!!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Awan Kecil

    Rencana mama Awan untuk melihat acara bridal shower calon mantu kesayangannua itu pun gagal. Begitupun rencana Awan yang menemui Raya disana. Sebab mamanya tidak mengizinkan dia untuk keluar dari rumah apapun yanh terjadi. "Ma, plis!" rengek pria itu. "Salah sendiri gangguin mama vc sama Raya." ucap wanita paruh baya yang kini sedang merajuk pada anaknya. Awan akhirnya menyerah dan membaringkan tubuhnya disamping ibunya dengan kepala berbantalkan paha ibunya. "Ma ..." panggil Awan. "Hmm?" sahut ibunya dengan tangan kanan mengutak atik handphone dan tangan kirinya mengelus rambut Awan. Wanita itu mengalihkan pandangannya saat Awan tak kunjung bicara. Dia kemudian tersenyum melihat betapa putra ini sudah tumbuh menjadi kelaki dewasa. Dengan sifat yang hampir keseluruhan adalah warisan dari papanya. Kecuali cuek dan galak dengan bawahan. Karena seringat mamanya, papanya adalah atas yang paling ramah dan loyal dengan bawahan. Kenangan masa lalu ketika Awan berusia 5 tahun sedang be

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Dipingit

    "Sayang, aku kangen." ucap Awan bermonolog sambil memandangi wajah Raya yang tercetak jelas memenuhi layar ponselnya. Sepuluh hari sudah berlalu sejak kepulangan mereka ke Jakarta. Dan selama itu pula. mereka tidak bertemu. Menahan segala kerinduan yang bergejolak didalam dada. Yang membuat pria itu semakin frustasi, sudah 3 hari ini calon istrinya itu bahkan tidak bisa dihubungi. Sungguh keadaan seperti ini tidak pernah dia harapkan. Ingin rasanya dia melihat wajah kekasihnya itu, namun video call nya selalu ditolak oleh gadis itu. Terpaksa dia harus pasrah dengan hanya berkirim pesan. Itupun dia mengirim dipagi hari, tapi dibalas siang hari. Bahkan pernah dibalas malam hari. Ternyata ucapan mamanya tidak main-main, mereka berdua beneran dipingit selama dua minggu. Peraturan yang aneh menurut pemuda itu, apa bagusnya pake acara dipingit-pingit segala. Yang ada malah membuat calon pengantin kehilangan semangat. Fikir pemuda itu sambil terus memandangi foto wajah calon istrinya yang

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Gara-gara Anu

    Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali tampak ramai sore ini. Pengunjung yang baru saja tiba juga yang akan berangkat tampak hilir mudik disekitarnya. Awan, Raya beserta mama Awan kini juga sudah berada disana sejak satu jam yang lalu. Ya, begitu pria itu menyelesaikan segala urusannya dengan RK Company di cabang Bali. Dia dan Raya langsung pergi menjemput mamanya yang menunggu di rumah Awan. Hari sebelumnya Raya dan mama Awan tidur dirumah Awan, sebab masih ada beberapa pakaian mamanya yang harus dikemas dan dibawa kembali ke Jakarta. Tampak ketiga orang itu kini sudah berada diruang tunggu pesawat, dan menantikan panggilan bagi para penumpang untuk memasuki pesawat mereka. "Sayang, fotoin." ucao Raya meminta Awan untuk mengambilkan foto dirinya dan calon mertua kesayangannya itu. "Oke." ucap pria itu santai. Berbagai pose dilakukan oleh kedua wanita tersayangnya, mulai dari pose kalem hingga pose random serta absurd, ahh, entah apalah namanya itu. Raya meminta ponsel A

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Milikmu

    "Kenapa?" tanya Awan heran melihat reaksi Raya. "Aku gak minta kamu buatkan restoran. Aku hanya ingin menikmati sunset di tepi pantai, sayang." ucap Raya. Dia tak habis fikir dengan pria di hadapannya itu. Bisa-bisa nya segala omongan lelucon masa SMA benar-benar dia wujudkan dengan cara yang diluar bayangan Raya. Seperti acara pertunangan mereka. Raya juga tidak menyangka bahwa impian asal yang dia sebutkan di masa lalu benar-benar di rekam oleh Awan dan di realisasikannya saat ini. Awan yang tadinya sangat menggemaskan di mata Raya bagaikan oppa-oppa korea, bahkan lebih tampan. Kini ketampanannya naik beribu-ribu kali lipat. Tampak senyum di bibir Raya semakin melebar tak mampu di tahan, pipinya pun tampak merona. Tiba-tiba saja Raya menjadi salah tingkah dihadapan pria yang saat ini sudah menjadi tunangannya itu. "Aku udah berjanji pada diriku sendiri. Apapun akan lakukan asal kamu bisa kembali denganku. Berjanjah, untuk tidak pernah pergi lagi. Aku tidak yakin akan mampu ber

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   R. House Cafe

    Setelah memastikan bahwa martabak pesanan calon mertuanya sudah tiba dengan selamat, barulah Raya merasa lega. Dia pun meminta izin untuk pulang terlambat, sebab akan mengajaknya untuk dinner diluar. Sesuai dengan rencana sebelumnya, Awan akan mengajak Raya ke cafe kecil miliknya itu malam ini. Awan sudah menghubungi manager cafe bahwa dia akan makan malam disana. Sepuluh menit kemudian mereka pun tiba.Mereka kembali kebuah desa dimana kecelakaan tadi pagi terjadi. Desa kecil dengan tingkat ekonomi rendah, sebab hampir semua penduduk bermata pencarian sebagai nelayan. Awan terkenang akan 3 tahun yang lalu. Hari itu, hujan cukup deras. Awan menemukan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun kedinginan sedang berteduh di halte sendirian saat dia akan kembali kerumah dari arah Denpasar. Dia kemudian berhenti dan berjalan menggunakan payung menghampiri anak laki-laki itu. Setelah berbincang sedikit. Akhirnya dia mau diantarkan pulang oleh Awan. Dan Awan pun sampailah pada desa ini. Te

  • CEO Galak Itu Mantan Pacarku   Menemani Bu Eva

    "Kalian dimana?" tanya mama nya di seberang sana. "Lagi dirumah sakit, Ma." jawab Awan sambil menoleh kepada Raya yang sedang nerangkul ibu Eva yang menjadi korban kecelakaan tadi. "Apa Raya baik-baik saja?" tanya mamanya dengan tergesa-gesa. "Mama segera kesana, katakan kalian berada dirumah sakit mana." tanya mama Awan lagi sambil bergegas mengambil tas nya dan berjalan menuju pintu. "Ma! Ma! Sabar! Tarik nafas mama dulu, lalu buang. Lakukan berulang-ulang sampai mama tenang." Awan berusaha menenangkan mama nya yang sudah terlanjur panik. Sebab wanita setengah baya itu mendapat laporan dari orang-orangnya bahwa Awan dan Raya mendapatkan sedikit masalah diperjalanan. Mereka dikerumuni oleh warga desa karena terjadi sebuah kecelakaan kecil yang mana mereka terlibat didalamnya. Dia tau bahwa Raya tidak terluka ketika insiden itu, tapi yang dia khawatirkan adalah Raya akan terluka karena warga desa. Sebab dia sering melihat beberapa video yang sempat berseliweran di beranda sosia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status