Share

Bab :35 Jebakan

Penulis: Nunik Sobari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-03 13:01:16

Pagi-pagi benar Erlita sudah sampai di kantor, wanita itu sudah duduk di kursinya di ruangannya bersama Reynaldi.

Erlita sudah merapikan seluruh meja kerja Reynaldi. Merapikan semua dokumen. Menaruh jadwal kerja hari ini,tidak lupa menyemprotkan parfum miliknya di setiap sudut meja kerja Reynaldi. Erlita mau pria itu selalu mengingat dirinya.

Bibirnya tersenyum penuh arti. Satu langkah lagi, Reynaldi akan berada dalam genggamannya.

Dia sudah berhasil membuat Lina merasa ragu dan hilang kepercayaan pada suaminya. Tugasnya tinggal sedikit lagi,yaitu menghancurkannya.

Dengan cepat Erlita mengangkat ponsel dan menghubungi seseorang.

“Aku ingin semua berjalan sesuai rencana. Aku ingin malam ini adalah malam yang tidak terlupakan untuk dirinya.”ucapnya pelan. Lalu menutup telepon dengan senyum puas.

Reynaldi masuk ke dalam ruangannya dan kaget dengan suasana yang sudah berubah. Ruangannya menjadi rapi dan wangi. Semua tertata lebih rapi dari sebelumnya.

“Kamu sudah datang, apa ini kamu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 97

    Jantung Nayara berdegup tak beraturan, berdetak seperti genderang perang yang tak pernah reda. Tiket dalam genggamannya terasa dingin, namun sensasi dingin itu tak sebanding dengan kekalutan yang membanjiri benaknya. Faint, dengan tenang, merangkul bahunya, seolah mencoba menyalurkan sebagian ketenangan dirinya ke dalam tubuh Nayara yang gemetar. Pesawat menuju Jakarta baru saja mengudara, membawa mereka melintasi batas-batas benua, menjauhi hingar-bingar kota tempat mereka hidup, menuju sebuah realita yang tak pasti.“Kamu sudah minum obat penenang yang kuberi?” Faint bertanya, suaranya lembut, namun penuh perhatian. Matanya menatap Nayara, mencoba membaca setiap gejolak di balik iris mata Nayara yang tampak berkaca-kaca.Nayara menggeleng pelan. “Tidak perlu. Bukan tentang menenangkan diri, Faint. Ini tentang menghadapi. Aku harus menghadapi semua sekarang.” Kata-katanya keluar dengan nada yang lebih tegas dari yang dia duga, seolah meyakinkan dirinya sendiri leb

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab :97

    Jantung Nayara berdegup tak beraturan, berdetak seperti genderang perang yang tak pernah reda. Tiket dalam genggamannya terasa dingin, namun sensasi dingin itu tak sebanding dengan kekalutan yang membanjiri benaknya. Faint, dengan tenang, merangkul bahunya, seolah mencoba menyalurkan sebagian ketenangan dirinya ke dalam tubuh Nayara yang gemetar. Pesawat menuju Jakarta baru saja mengudara, membawa mereka melintasi batas-batas benua, menjauhi hingar-bingar kota tempat mereka hidup, menuju sebuah realita yang tak pasti.“Kamu sudah minum obat penenang yang kuberi?” Faint bertanya, suaranya lembut, namun penuh perhatian. Matanya menatap Nayara, mencoba membaca setiap gejolak di balik iris mata Nayara yang tampak berkaca-kaca.Nayara menggeleng pelan. “Tidak perlu. Bukan tentang menenangkan diri, Faint. Ini tentang menghadapi. Aku harus menghadapi semua sekarang.” Kata-katanya keluar dengan nada yang lebih tegas dari yang dia duga, seolah meyakinkan dirinya sendiri lebih dari Faint.Faint

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   bab :96

    Kelegaan terasa menusuk hingga relung terdalam jiwanya, memecah kepompong ketidakpastian yang selama berbulan-bulan melilit. Nayara membiarkan kuasnya menari di atas kanvas, setiap sapuan warna menjadi refleksi dari gejolak batin yang akhirnya menemukan ketenangan. Lukisan potret seorang wanita dengan senyum samar dan mata penuh rindu tercipta di sana, bersanding dengan untaian kata dalam surat yang menyuarakan pengakuan. Udara dingin Paris malam itu seolah menghangat oleh keputusan yang teguh.“Aku akan kembali ke Jakarta, aku juga akan kembali pada Mama dan Papa. Akan aku hadapi semuanya. Aku tahu sekarang, aku harus apa.” Gumam Nayara, suaranya pelan namun mantap, seolah setiap kata adalah janji yang ia ukir untuk dirinya sendiri. Hatinya yang sempat retak kini berangsur utuh, kepingan-kepingan realitas telah ia susun menjadi sebuah peta jalan. Esok adalah hari baru, sebuah lembaran yang akan ia isi dengan keberanian.*Sore merayap perlahan, mewarnai langit Paris dengan gradasi ji

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : 95 Kembali Ke Indonesia

    Setelah berperang dengan pikiran dan perasaan nya, akhirnya Nayara memutuskan untuk kembali ke Jakarta, meskipun waktu untuk magangnya di Paris belum selesai. “Aku akan kembali ke Jakarta, aku.juga akan kembali pada Mama dan Papa. Akan aku hadapi semuanya. Aku tahu sekarang, aku harus apa.” gumam nya malam itu setelah melukis dan menulis surat buat Emely ibu kandungnya.***Sore menjelang gelap, Nayara menunggu, Emily Nayara di sebuah cafe kecil, Tidak terlalu lama Nayara menunggu, akhirnya wanita paruh baya itu pun datang, dari kejauhan Nayara melihat senyum itu. Wanita dengan kulit seputih susu, rambut ikal berwarna terang, digelung asal. Penampilan nya yang sangat sederhana tapi tetap cantik dan berkelas. Sesaat Nayara berpikir dan bicara dalam hatinya,” Kulitnya sama persis seperti ku, bola matanya itu milikku, tapi senyum nya tidak seperti ku. Apa senyumku mirip dengan suaminya. Papa kandung ku.” “Sudah lama kamu menunggu, sayang?”sapanya dengan hangat.Nayara bangun dari du

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab :94 Ikatan Darah Menemukan Jejaknya

    Sore itu, Langit Paris diselimuti warna orange tembaga.Galeri tempat Nayara magang dan mencari ilmu mengadakan pameran kecil.Karya-karya lama, dari seniman yang menghilang, di pameran kan lagi disini. Salah satunya lukisan dengan nama pelukis yang sama di bawahnya. Emily Nayara. Seorang pelukis yang sama yang Nayara temukan waktu itu di galeri Tuan Zack di Yogyakarta.Dan sore itu saat pengunjung mulai berdatangan. Nayara Melihat seorang wanita mematung di depan lukisan itu.Wanita itu mengenakan baju mantel berwarna coklat , dengan syal tebal melilit di lehernya. Rambut coklatnya di kuncir satu sederhana tapi terlihat sangat cantik.Tapi ekspresinya seperti melihat hantu, Air matanya mengalir diam-diam. Sesekali dia mengusapnya dengan tissue.Nayara mendekat dan berkata dengan lembut….“Apakah madam mengenal pelukis nya.”Wanita itu menoleh, mata mereka bertemu, Mereka diam, ada keheningan yang aneh. Hingga akhirnya tatapan wanita itu lembut, tapi juga tajam, seolah ingin mencari

  • CEO ITU AYAH ANAKKU   Bab : lanjutan

    Sebulan sebelum berangkat ke ParisYogyakarta,musim hujan. Hujan mengguyur kaca galeri dengan suara halus, tapi terus menerus. Sampai seluruh debu di kaca galeri luruh dan hilang.Nayara tengah membersihkan ruang arsip, tepatnya di lantai dua galeri Tuan Zack.Membantu Faint menyortir lukisan lama yang belum sempat dipamerkan.Diantara lukisan tua yang sudah terlihat usang dan berdebu, ada satu lukisan yang menarik perhatian nya. Lukisan seorang wanita muda dengan.gaun berwarna biru langit. Tengah duduk di samping bunga mawar merah yang lebat dan berduri.Wajahnya sendu, sorot matanya seperti menyimpan luka yang dalam.Tertulis di bawah lukisan..“Emily Nayara 2007” “Emily?” jantungnya berdegup dengan kencang. Dia bingung kenapa nama itu persis dengan nama ibu kandungnya. Yang tidak sengaja dia dengar saat kedua orang tuanya sedang berbicara di ruang kerja ayahnya.Faint yang berdiri tak jauh dari sana menjelaskan dengan rinci pada Nayara.“Itu salah satu lukisan lama dari salah sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status