Diusir tanpa belas kasihan oleh suami, dan datang kembali dengan kekuatan yang tak terduga. Demi melunasi hutang bapaknya, Lina dipaksa menikah dengan Reynaldi Setyawan. Seorang CEO tampan yang dingin dan kejam. Seorang pria tampan yang sudah memiliki istri. Pernikahan tanpa cinta itu hanya bertujuan untuk melahirkan anak untuk istri pertama nya Fanny. Namun ketika Fanny melihat ada sesuatu yang berbeda dari suaminya kepada Lina. Akhirnya Fanny menggunakan tipu muslihat nya membuat skandar jahat, sehingga Lina diusir dengan kejam oleh Reynaldi. Lina harus berjuang bertahan hidup di kota asing. Terutama setelah dia mengetahui kalau dirinya hamil anak dari Reynaldi. Dalam kesendirian dia bertekad, membesarkan anaknya tanpa bantuan siapa pun. Enam tahun kemudian takdir berkata lain, Lina yang sudah berubah menjadi seorang single parents yang sukses, yang mempunyai karir cemerlang. Yang lebih mengejutkan lagi mereka dipertemukan dalam satu perusahaan. Yaitu perusahaan milik Reynaldi. Mereka mulai sering bertemu, satu demi satu semua mulai terungkap. Akankah Lina akan.membalas semua luka yang diberikan oleh Reynaldi. Apakah Lina akan terjebak kembali dalam permainan cinta dan pengkhianatan. Bagaimana sikap Reynaldi nanti saat mengetahui kalau Lina mempunyai anak dengan perkawinan nya dulu bersama dirinya.
View More“Kamu harus menikah dengan Pak Reynaldi, Maaf! Nak! Bapak Nggak ada pilihan.”
Seketika dunia Lina terasa hancur. Lututnya seakan-akan lemas. Mendengar apa yang dikatakan sang Bapak. Bagaimana tidak, Lina harus menikah dengan orang terkaya di daerahnya untuk melunasi hutang-hutang bapaknya pada seorang rentenir. “Bapak! Bagaimana Bapak bisa berpikir seperti itu. Aku anak Bapak, kan? Bukan barang yang bisa bapak tukar seenaknya.” Dengan suara tinggi Lina berusaha menolak keinginan Bapaknya. “Maaf, Nak! Bapak melakukan ini demi keluarga kita. Bapak nggak mau rumah ini disita, kita jadi nggak punya tempat tinggal, maafin Bapak, Nak! Bapak nggak punya pilihan! Kamu harus kasihan sama Bapak, Ibu dan adik kamu.” “Tapi, Bapak! Kenapa aku yang dikorbankan.” “Sebentar lagi, Pak Reynaldi dan penghulu akan datang. Kalian akan menikah malam ini juga,” ujar Pak Akhbar tanpa mempedulikan omongan anaknya Di ruang tamu Pak Akhbar duduk gelisah bersama istrinya. Karena dia tahu Reynaldi akan datang malam ini membawa satu keputusan besar. Tepat jarum jam menunjukan pukul tujuh malam, terdengar deru mobil memasuki halaman rumah. “Bapak, itu Pak Reynaldi datang!” sambil meremas tangannya gugup Pak Akhbar dan istrinya bangun dari duduknya. Dia keluar menyambut kedatangan Reynaldi bersama yang lainnya. Tidak lama kemudian Reynaldi masuk kedalam rumah. Dengan tatapan tajam dan ekspresi dingin. Di belakangnya diikuti Pak RT, penghulu dan beberapa orang saksi. Pak RT tersenyum tipis, lalu berkata, “ Assalamualaikum Pak Akhbar! Saya harap kedatangan kami tidak mengganggu.” “Waalaikumsalam, Pak!” jawab Pak Akhbar gugup. “Bagaimana, Pak Akhbar? Sudah anda pikirkan, apa anda setuju? ” tanya Reynaldi dengan ekspresi dinginnya dan sombong. “Saya setuju, Pak! Anggap saja ini sebagai pelunasan hutang.” Suara bapak Lina terdengar memohon dan penuh ketakutan Malam itu hujan sangat deras. Menambah ketegangan di dalam ruangan rumah pak Akhbar. Wajah Lina terlihat pucat. Gadis berusia 19 tahun itu menunduk. Mendengar bapaknya berbicara dengan seorang lelaki yang akan menjadi suaminya. Seorang CEO sukses. Berumur 35 tahun yang bernama Reynaldi Setiyawan. Reynaldi menatap gadis di depannya dengan ekspresi dingin. Dan dengan tatapan tajam, nyaris tanpa emosi. Seolah-olah pernikahan ini hanyalah permainan untuknya. “Saya ingin menyelesaikan semuanya malam ini. Saya Membawa penghulu, saya juga membawa Pak RT, dan juga beberapa orang saksi. Saya ingin memastikan kalau pernikahan ini syah secara hukum dan agama,” ujar Reynaldi tegas Lina tahu benar kalau dia bukanlah wanita yang diinginkan oleh pria ini. Dia hanya menginginkan anak dari rahimnya. Rahim pengganti yang dipilih oleh pria itu sendiri. Fanny, wanita yang sudah bertahun-tahun menikah dengannya tapi tidak mempunyai anak. Dengan berat hati, akhirnya Lina menyetujui semuanya, dan dia pun berkata, “ Baik. Kalau itu memang keputusan Bapak, saya akan menurut, tapi ingat saya melakukan ini demi keluarga kita.” Reynaldi tersenyum tipis, kemudian memberi isyarat kepada penghulu untuk memulai prosesi pernikahannya. “Baiklah. Mari kita mulai prosesi akad nikah ini. Sebelum itu saya ingin bertanya, apakah kedua belah pihak sudah sepakat dengan pernikahan ini?” tanya penghulu penuh wibawa Pak Akhbar langsung mengangguk dengan yakin, namun semua mata tertuju pada Lina yang diam dan menundukan wajahnya. Penghulu melihat ke arah Lina., “Ananda Lina, apakah anda ikhlas menerima pernikahan ini?” Setelah diam beberapa saat, menarik nafas panjang. Kemudian berkata dengan pelan tapi tegas. “Saya … saya setuju!” “Pak Akhbar sebagai wali, anda akan menikahi putri anda, silahkan ikuti perkataan saya,“ ujar penghulu tegas. Pak Akhbar mengangguk tanda mengerti. “Saya nikahkan putri saya Lina binti Akhbar. Dengan anda Reynaldi Setyawaan binti Setyawan. Dengan mahar sesuatu yang sudah disepakati dan emas sebesar 10 gram dan sejumlah uang, Tunai.” Dengan tangan gemetar Pak Akhbar mengulangi kata itu, tapi dia berhasil membaca ijab itu dengan jelas. Dan Reynaldi dengan percaya diri menjawab kabulnya. “ Saya terima nikah dan kawinnya Lina binti Akhbar dengan mas kawin yang tersebut diatas dibayar tunai!” Dengan cepat penghulu pun berkata. “Bagaimana Pak RT, para saksi, sah?” Dan dengan bersamaan Pak Rt dan para saksi menjawab. “ Sah!” “Dengan ini pernikahan ini secara hukum dan agama dianggap, sah!” ujar penghulu tegas Reynaldi kemudian mendekati Lina, tatapannya tajam dan ekspresi nya dingin. “Sekarang kamu adalah istriku, Lina!” “Saya sudah menepati janji saya pada orang tua kamu, sekarang kamu ikut saya pulang.” Tanpa ada aba-aba Reynaldi mengambil jari manis Lina, lalu menyematkan cincin kawin di jari manis Lina. Malam itu juga semua berpamitan termasuk Lina. Berkali-kali Lina memeluk kedua orang tuanya sambil menangis. Beberapa waktu kemudian sepasang pengantin baru itu tiba di rumah mewah milik Reynaldi. Dan kedatangan mereka sudah disambut sinis oleh Fanny istri pertama Reynaldi. Istri pertama Reynaldi sudah menunggu. Fanny, sudah menunggu mereka. Dia duduk di sofa besar. Wajahnya sangat cantik. Tapi pandangan matanya sangat tajam seperti pisau. Menatap lurus ke arah Lina dengan sinis. Reynaldi menatap dengan ekspresi datar. “Fanny ini Lina, seperti yang aku ceritakan, mulai sekarang dia akan tinggal dengan kita.” Fanny tersenyum tipis, dengan tatapan sinisnya dia menghampiri Lina. Memandangnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. “Oh ini yang namanya Lina! Ini orang yang akan melahirkan anak kita,“ ujar Fanny, berjalan mengelilingi Lina, seperti seseorang yang sedang menilai sebuah barang. Lina menahan malu dan marah. Dia tidak tahu akan mendapatkan perlakuan seperti ini. Melihat wajah Lina yang tidak nyaman, Fanny sangat menikmatinya. Nyonya rumah itu kini melipat tangannya di dada. “Aku sudah bertahun-tahun mendampingi suamiku. Dan aku selalu setia. Dan yang perlu kamu tahu, Kamu hanya akan menjadi rahim pengganti. Jadi jangan berharap lebih.” Mendengar semua itu membuat Lina tidak bisa lagi menahan emosinya. “ Maafkan saya, Nyonya! Saya juga tidak menginginkan ini! Tapi saya tidak punya pilihan lain!” “Tidak usah merasa bersalah!” tutur Fanny dengan tenang. “Lakukan saja tugas kamu, dan semuanya akan berjalan dengan lancar,” sambung Fanny sambil mengangkat salah satu sudut bibirnya Melihat ketegangan antara kedua istrinya, membuat Reynaldi langsung bertindak tegas. “Lina ikut aku, aku antar ke kamar kamu!” Tanpa aba-aba Reynaldi langsung melangkah kemudian diikuti oleh Lina yang mengekor di belakangnya. Sementara Fanny mendengus dengan kesal. Semuanya baru akan dimulai, meskipun semua skenarionya dia yang mengatur. Tapi, tetap saja ada kerisauan di hati Fanny. Lina terpaksa mengikuti pria itu. Jantungnya berdetak dengan kencang, saat mereka tiba di kamar berukuran besar dengan desain minimalis. Lampu yang redup, suasana yang sunyi, hanya terdengar langkah kaki mereka. Reynaldi membuka kemeja dan jasnya. Dia sampirkan pakaiannya di sandaran kursi . Kemudian iamenatap Lina yang masih berdiri, diam di depan pintu. “Apa kau mau berdiri saja di pintu? Apa, aku menikahi patung?” tanyanya datar. Lina tersadar, dia tahu betul apa yang akan terjadi malam ini. Semua sudah menjadi kesepakatan bersama, tapi tetap saja terasa berat buat dirinya. Reynaldi berjalan pelan mendekat ke arahnya. Jarak antara mereka semakin dekat. Reynaldi seorang pria yang tegap, dengan kharisma yang penuh, semakin membuat nafas Lina tercekat. “Tidak ada yang perlu ditakutkan,” suaranya terdengar lebih lembut tapi tetap dingin. “Ini hanya kewajiban.” Tanpa berkata apa-apa lagi, tangannya meraih dagu Lina, kemudian mengangkatnya. Agar mata Lina menatap matanya. Mata mereka saling bertatapan. Terlihat sekali mata Reynaldi yang dingin dan kejam. Sedangkan mata Lina, dipenuhi dengan rasa takut. “Masuk! Tutup pintunya! Dan lepaskan bajumu!” perintahnya tanpa perasaan sambil berjalan ke arah ranjang besar di tengah ruangan. Tangan Lina gemetar, susah payah dia menutup pintu. Kemudian berjalan ke tengah ruangan. Jemari tangan Lina semakin gemetar saat berusaha membuka kancing bajunya sendiri. Tapi sebelum jarinya berhasil membuka bajunya sendiri, Reynaldi mendekat, lalu tangannya menarik baju Lina dan berbisik di telinga Lina. “ Aku tidak punya banyak waktu untuk berbasa-basi.”Usai menyalami Lina dan Reynaldi, Noah berjalan menghampiri Nasha, dan Nayara yang tersenyum tapi tetap kaku dan datar.“Ini Mama Nasha, kasih salam sama Mama Nasha…”ujar Bima sambil membimbing Noah “Aku Noah Mama Nasha..aku janji nggak akan nakal, aku juga janji nggak akan buat Mama susah.” bocah polos itu bicara dengan lancar dan sopan.Nasha yang tadinya hanya melihat Noah dengan tatapan datar, tiba-tiba bibir nya tersenyum dan matanya berkaca-kaca.” panggil aku Mama Nasha ya, Mama percaya kamu anak pintar, Kamu anak baik.” katanya sambil menarik badan Noah dan membawanya dalam pelukan.Noah mencium tangan Nasha dan tersenyum dalam pelukan Nasha.“Eh kenalin, ini Nayara! Kalian baik-baik, ya. Kalian ini saudara. Main sama-sama, belajar sama-sama, ya. Papa sayang sama kalian semua.” Bima memeluk kedua anaknya dengan haru.Akhirnya menjelang sore, setelah makan bersama, berbincang, tertawa dan bercanda bersama, Bima dan Nasha memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Di Dalam mobil
“Aku Bukan kecewa karena kamu punya masa lalu, Bim. Tapi aku kecewa karena kamu sendiri bahkan tidak tahu kalau kamu mempunyai anak dari masa lalumu, pria macam apa kamu ini?!Apa aku, Nayara dan bayi kita bisa percayakan hidupnya kepada laki-laki macam kamu?” Nasha terus saja bicara, pelan tapi penuh penekanan. Saat Bima datang mengunjungi mereka di rumah orang tuanya sendiri.Nasha memang tidak marah, bahkan berteriak ataupun menangis, Dia hanya bicara pelan. Tatapannya kosong. Terlihat jelas, kalau ada luka yang mendalam dihatinya.Bima hanya bisa menatap istrinya. Berkali-kali meminta maaf, walaupun itu tak bisa mengobati luka nya.Bahkan dia sendiri tidak tahu, kalau akhirnya masa lalunya hadir dalam wujud seorang anak laki-laki yang memanggilnya, Papa.” “Nasha maafkan aku, bahkan aku tidak tahu semuanya jadi begini,tapi sekarang Noah ada. Dan dia anakku, aku harus bagaimana, aku bahkan tidak bisa menghindar apalagi lari dari semuanya”“Aku tau,Dan aku juga bukan perempuan yang
Flashback - Australia 12 tahun lalu Saat itu Bima baru saja masuk semester tiga Universitas ternama di Australia. Dia melarikan diri dari rasa kecewanya karena cinta, waktu di Indonesia. Diantara jadwal padatnya untuk kuliah, juga magang dari kampus, Bima tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain. Hingga dia akhirnya bertemu dengan Alivia, gadis pintar dan cantik. Yang bekerja paruh waktu sebagai barista kopi di cafe sebelah apartemen Bima. “Nama kamu siapa?” “Namaku Alivia morgan, tapi teman-temanku memanggil ku Alivia. Kamu?” “Bima. Bima Reynaldi.” “Nama kamu ciri khas Indonesia. Kamu asli Indonesia, ya?” “Ya, aku asli Indonesia, Kamu sendiri?” “Ibuku asli Jawa, dan Papaku asli Australia.” “Cantik!” Percakapan itu terus berulang setiap hari, Alivia selalu ada saat Bima datang untuk minum kopi. Dan yang lebih unik lagi, ternyata mereka satu tempat kuliah. Hanya Alivia mengambil jurusan yang berbeda dari Bima. Percakapan mereka semakin hari s
Hari itu langit Jakarta mendung. Bima baru saja pulang dari rapat panjang dengan Reynaldi Group selama sehari penuh.Nasha menyambutnya dengan senyum lelah.Dengan sopan Nasha mencium takzim tangan suaminya. Bima pun mengecup kening Nasha lembut.“Kemana anak-anak sayang?” tanya Bima sambil berjalan masuk kedalam ruangan.“Mereka ada di dalam kamar bayi. Mereka semuanya sudah tertidur bersama pengasuhnya. Kenapa sayang? Apa kamu mau bertemu sama anak-anak?” tanya Nasha sambil mengambil jas dan tas milik suaminya. “Sudah biar, anak-anak biar istirahat, aku juga sangat lelah.” Bima melangkah masuk menuju kamarnya, menyusuri ruangan demi ruangan yang sangat luas, Nasha mengikutinya dari belakang.Belum sampai mereka memasuki kamar mereka tiba-tiba seorang asisten rumah tangga berlari kecil menghampiri mereka.Asisten rumah tangga di itumengatakan bahwa ada seorang wanita bernama olivia dan anak laki -laki ,yang berumur sekitar 7 tahun.Mereka berdua saling bertatap-tatapan. Nasha menged
Khabar tentang pembukaan butik besar “ K Z “ dan peluncuran majalah ternama, tentang biografi desain merk KZ . Sampai juga ke telinga Elsa dan Rakha. Dan malam itu juga Elsa mendatangi butik Kezia dengan perasaan geram. Dan Tak habis pikir. Berkali-kali dia bicara sendiri didalam mobil. “Bodoh! Sangat bodoh ! Apa maksudmu membuat buku tentang kisah hidupmu, kalau sudah begini pasti aku dan Rakha akan terseret- seret namanya.”Elsa mulai cemas, dia takut hidup nya terganggu. Mobil terus berjalan cepat, sampai akhirnya sampai di sebuah butik yang sangat besar dan megah. Elsa tidak parkir di depan butik itu, tapi mobilnya parkir di depan rumah mungil dan rapi di sebelah butik.Tanpa banyak kata dia langsung turun begitu selesai memarkirkan mobilnya dengan rapi.“Kamu…ada apa, Elsa? Ayo masuk. Bagaimana bisa tahu aku tinggal dirumah ini sekarang.” “Dasar aneh! Bagaimana bisa kamu berpikir aku tidak tahu hal sekecil itu tentang kamu? Kamu sadar nggak, bahkan hal yang lebih besar dari
Rumah mungil di sebelah butik, Kezia duduk sendiri, menjahit. Saat malam turun dia mendengar suara ketukan pelan didepan pintu. Kezia melangkah pelan. Dia mengira satpam atau pegawai butik yang belum pulang, dan mampir kerumahnyaSaat pintu dibuka, berdiri didepan pintu kedua orangtuanya. Lina dan Reynaldi.“Mama…Papa!” “Bagaimana kalian bisa tahu, aku tinggal disini?” katanya terbata-bata“Kami orang tuamu Kezia. Ikatan batin kita pasti menunjukkan dimana kamu berada.”Lina meraih tubuh putri kesayangannya, dalam pelukannya.Begitu juga Reynaldi,”Kamu tetap anak Papa, apapun yang terjadi, dan Papa bangga padamu sekarang. “ Mereka masuk kedalam rumah mungil itu, dan mereka hampir tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Mesin jahit, meja desain. Dan beberapa kertas yang sudah tercoret-coret hasil karya tangannya sendiri.Mereka benar-benar melihat perubahan yang sangat drastis pada diri Kezia. Bukan lagi Kezia putri kecil mereka yang manja, bukan Kezia putri mereka yang mem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments