Alisa termenung mendengar jawaban yang tidak disangka-sangka sama sekali dari Rensakar tersebut. Dia akhirnya mulai sedikit mengerti arti daripada menjadi bagian dari enam keluarga adidaya adalah sesuatu yang tidak bisa diukur dengan takaran orang biasa sepertinya.
“Kaya, terlalu kaya! Inikah sebuah kenyataan dari keluarga kaya seperti enam keluarga adidaya? Suatu saat nanti, aku pasti bisa menjadi pengusaha sukses dan membangun kekayaanku sendiri!” batin Alisa tambah bersemangat dan menjadikan hadiah yang diberikan oleh Rensakar tersebut sebagai alat pemicu sekaligus motivasi dalam hidup barunya yang akan segera datang.
Serah terima hadiah hingga sesi foto keduanya sudah berjalan dengan semestinya tanpa halangan sama sekali meski suara-suara gosipan semua orang tak lagi bisa dibendung sama sekali dengan berbagai macam narasi terus saja dibuat-buat mengenai topik pertemuan seorang wanita cantik bernama Alisa Dans Heart dan pria tampan bernama Rensakar Bins Haekal.
Tak ada lagi yang bisa menghentikan ocehan liar tersebut bahkan sampai turunnya Alisa dari podium serta menghilangnya Rensakar dalam perpisahan yang singkat setelah memberikan sambutan meriah serta penghormatan kepada Alisa selaku mahasiswa terbaik Universitas Bulgasaru tahun ini.
Tepat berada di luar ruangan wisuda, sosok Rensakar berjalan dengan tenang selangkah demi selangkah memberikan aura seorang pria dewasa yang begitu terhormatnya. Pakaian jas yang dikenakan olehnya juga begitu rapi semakin menjadikan dirinya seorang pria sejati.
Tak memperdulikan sekitarnya di mana banyak orang melihat ke arahnya dengan berbagai tatapan terkagum-kagum, Rensakar tetap saja berjalan maju terus hingga menuju ke arah tempat parkiran mobil.
Tidak terlalu jauh dari sana, Rensakar dengan santainya dia mengeluarkan ponselnya sambil menekan tombol sebelum tiba-tiba, mobil mewah miliknya muncul dari dalam parkiran tanpa ada pengemudinya sama sekali.
Jelas bukan hal yang aneh lagi sebab perkembangan zaman telah memajukan dunia otomotif hingga ke tahap penggunaan AI sehingga memungkinkan tanpa adanya pengemudi sama sekali. Rensakar masuk ke dalam mobil mewahnya manakala pintu masuknya terbuka dengan sendirinya sebelum akhirnya kembali tertutup rapat.
“Tuan, selamat datang kembali! Apa ada yang bisa saya bantu?!” tanya sistem operasi mobil mewahnya tersebut dengan bahasa yang terdengar tenang dan sangat manusiawi sekali.
“Antarkan saya sampai ke apartemen saya di Ibu Kota Rekorstan! Tidak perlu berhenti sama sekali selain waktu pengisian energi sama membelikan saya menu makanan. Laksanakan perintah saya sekarang juga!” tegas Rensakar tanpa basa-basi.
“Baik, Tuan! Perintah Anda sudah dapat saya mengerti. Silahkan duduk dengan tenang dan menikmati perjalanan Anda selanjutnya, terima kasih!” sahut sistem operasi pintar tersebut sebelum langsung menancapkan gas mobil.
Broom…!
Rensakar Bins Haekal akhirnya pergi begitu saja menggunakan mobil mewahnya seorang diri menuju tempat yang seharusnya sangat dikenal olehnya dengan baik tanpa menimbulkan jejak sama sekali menghilang begitu saja meninggalkan seluruh Universitas Bulgasaru tanpa beban sedikit pun.
Berbeda dengan Rensakar yang pergi dengan kesunyian, sambutan meriah dan begitu luar biasa dahsyatnya terus menerus disematkan kepada Alisa yang sedari tadi menjadi bahan pembicaraan dan sorotan mata semua orang yang ada di sana.
Alhasil, ketika acara wisuda akhirnya benar-benar selesai dan semua orang mulai berkumpul bersama sambil makan beberapa hidangan ringan, banyak orang yang perlahan-lahan mulai mengerumuni Alisa tak ada habisnya sama sekali.
Tentu saja, tanpa terkecuali para teman-teman dekatnya bahkan dosen-dosen yang pernah mengajar Alisa dengan leluasa memberikan ucapan selamat kepadanya dengan tulus tanpa pamrih sedikit pun di antara mereka.
“Selamat atas kelulusan, Nona Alisa Dans Heart! Tidak disangka, kejutan yang sengaja saya siapkan dengan begitu rahasia akan menjadi lebih luar biasa manakala pewaris Keluarga Bins Haekal sendiri yang memberikannya! Benar-benar sebuah situasi yang tidak disangka-sangka oleh siapa pun termasuk saya sendiri! Bagaimana menurutmu tentang hal itu?” ungkap seorang nenek tua yang tiba-tiba muncul mendekati Alisa ketika banyak orang sedang berada dekat di sisinya.
“De–dekan? Salam hormat, Dekan! Alisa memang benar-benar sangat terkejut tadi dan tentunya sangat berterima kasih kepada Dekan karena memberikan kepercayaan kepada saya atas posisi mahasiswa terbaik itu. Alisa akan senantiasa mengingat kebaikan Dekan selama ini!” sahut Alisa dengan sigapnya memposisikan dirinya menghadap kepada nenek tua yang baru saja tiba-tiba muncul itu yang tak lain adalah Dekan Universitas Bulgasaru saat ini.
Semua orang yang ada di sekitarnya Alisa termasuk teman dan para dosen tentunya sangat terkejut melihat pemandangan di mana kemunculan orang nomor satu di Universitas Bulgasaru itu yang begitu tiba-tiba mendekat tanpa ada yang mengetahuinya sama sekali.
“Salam hormat, Dekan!” seru semua orang terutama para dosen yang ada di sekitarnya sana.
“Hmm…!” Dekan hanya bergumam sambil menganggukkan kepalanya dengan santainya sebagai respon beliau terhadap sambutan hangat semua orang di sana.
Alisa dan semua orang tentu saja segera menghentikan segala macam aktivitas mereka yang sebelumnya terus saja mereka lakukan demi menghormati sosok Dekan yang teringat jelas di pikiran semua orang tanpa terkecuali siapa pun juga.
Para orang tua dan kerabat mahasiswa juga turut serta memberikan hormat yang sedemikian rupa kepada sang Dekan yang memang pada dasarnya bukanlah orang biasa itu.
“Alisa, di mana nenekmu sekarang? Mengapa saya tidak melihatnya di sekitar Anda?” tanya Dekan dengan santai yang membuat semua orang segera mengalihkan pandangannya kepada Alisa sekali lagi dengan rasa penasaran.
“Hmm? Tunggu! Bukankah kalau begitu hal ini semua hanya kesalahpahaman? Beberapa artikel jauh-jauh hari mengatakan kalau perusahaan Zombiek Group besar kemungkinan di bawah kendali Keluarga Bins Haekal sedangkan pada hari ini terkesan tidak demikian. Entahlah, yang penting masih masuk bagian daripada Keluarga Bins Haekal! Yang lainnya, aku tidak terlalu peduli!” pikir Alisa mulai memahami sebelum teringat adegan kasarnya Rensakar sebelumnya sewaktu rapat berakhir benar-benar terasa sangat dingin.Dengan pikiran seperti itu, Alisa juga tidak lagi berusaha bersimpati terlalu berlebihan terhadap atasannya sendiri yang bersikap kasar itu setelah dirinya berusaha untuk membantu. Memang benar kalau dilihat di sisi lain sosok Alisa di dalam rapat sebelumnya hanya beban hingga pemicu penyerahan Rensakar.“Hmm…, aku benar-benar bingung. Haruskah aku marah kepada Rensakar? Atau mungkinkah aku sebaiknya meminta maaf? Lagi pula, tekad pria aneh itu benar-benar kuat bahkan begitu keras kepala untu
“Lebih baik, kita segera keluar terlebih dahulu. Masalah ini mungkin saja masih ada harapan untuk diselesaikan baik-baik. Misalnya saja, kamu bisa segera kembali ke Keluarga Bins Haekal sebelum menggunakan statusmu untuk merebut perusahaan Zombiek Group ini kembali! Bagaimana menurutmu?” ucap Alisa dengan lembut dan tulus mencoba untuk benar-benar meredakan amarahnya Rensakar.Rensakar melirik tajam ke arah Alisa sebelum berkata, “Hmph! Tahu apa kau dengan urusan keluargaku, hah?! Kalau bukan karena dirimu ikut campur tadi, aku sendiri sudah cukup bertahan tanpa perlu berkata-kata sedikit pun untuk menyerah! Hasil akhir ini semua karena ulahmu yang ikut campur terlalu jauh!”Perkataan Rensakar sangat dingin langsung membekukan hatinya Alisa. Wanita cantik tersebut mengerutkan keningnya mendengar perkataan yang begitu kasar dan sangat menyalahkan dirinya tersebut. Semuanya terdengar sangat tidak pantas sama sekali.“Apa maksudmu? Saya hanya berusaha untuk membantu Bapak tadi!” ujar Ali
“Kurang ajar! Beraninya kamu menyerang Kepala Keluarga Bins Haekal, hah?! Tidak tahu diuntung!” teriak seorang pengawal di sisinya Burhan setelah menyadari kalau Alisa benar-benar begitu berani memberikan tekanan Energi Adidaya kepada atasannya.Sesuatu yang tidak akan pernah disangka oleh siapa pun termasuk Rensakar apalagi para pengawal tersebut ternyata terjadi begitu saja tepat di hadapan mereka. Sang pengawal segera membalas tekanan Energi Adidaya yang dipancarkan oleh Alisa.Boom…!“Urgh…!” Alisa langsung merintih kesakitan tak kuasa menahan tekanan hebat yang kali ini dilancarkan oleh pengawalnya Burhan kepada dirinya secara langsung dan terbuka.Benar saja, kekuatan pengawal di sisi Burhan saat ini jauh lebih kuat dari Alisa. Dengan demikian, hasil akhirnya sudah diputuskan sejak pertama kalinya Alisa membuat keputusan untuk memarahi ayahnya Rensakar. Keputusan yang terburu-buru mengundang lirikan matanya Rensakar yang awalnya meredup perlahan-lahan mulai berkobar penuh semang
Luapan Energi Adidaya begitu luas dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya yang semakin intens seiring waktu berjalan.“Aku bilang cukup, sialan kau!” teriak Rensakar meraung keras berkata-kata kasar kepada ayahnya sendiri.Boom…!Energi Adidaya yang jauh lebih besar dan mengerikan terpancar dari sekujur tubuhnya Burhan seolah hal inilah bentuk respon sang ayah kepada putra bejat dan nakalnya tersebut. Ekspresi wajahnya Burhan sangat jelek dan muram tidak sedap dipandang sedikit pun.“Kamu…! Beraninya kamu terus menolak perintahku, hah?! Bocah nakal sepertimu memang harus lebih dididik ulang sampai sadar diri!” teriak Burhan benar-benar sangat marah.“Ha-ha-ha! Mendidikku? Tutup mulut omong kosongmu itu! Sampah sepertimu tidak akan pernah layak mendidikku, tidak akan pernah sama sekali! Jangan kau pikir aku takut denganmu, sialan! Kalau kau masih di sini dengan ocehanmu itu, lebih baik keluar sekarang juga dari perusahaanku!” sahut Rensakar kembali meraung dengan penuh amarah.“
Dengan demikian, mereka hanya bisa bingung melihat keberlanjutan situasi ini. Hanya Rensakar saja mengetahui kebenarannya dan tampaknya dia sendiri tidak akan berusaha untuk menjelaskannya lebih lanjut. Meski begitu, tebakan Alisa mulai bertahap berkembang lebih jauh lagi.Adapun Burhan, dia langsung tertegun dan benar-benar tidak percaya ketika anaknya sendiri tiba-tiba mengumpatnya untuk menutup mulut di depan beberapa orang lainnya ini. Semuanya terjadi begitu cepat bahkan Burhan sendiri tidak dapat mengantisipasi arah kedatangannya.Rasa marah melonjak di hatinya dan seketika raut wajahnya Burhan jelas tampak berkali-kali menyeramkan tidak seperti sebelumnya. Kesuraman penuh ancaman terpancar jelas di sana. Belum lagi, Energi Adidaya tiba-tiba melonjak dan meletus di sekujur tubuhnya Burhan.Inilah amarah seorang pengguna Energi Adidaya Level 99. Bagaimana bisa Burhan tidak marah ketika diejek, ditentang, dan bahkan dipermalukan oleh orang yang sama dalam jangka waktu yang saling
“Pria tua ini sangat tenang dan tegas. Jelas sekali kalau ini adalah kepribadiannya yang sebenarnya. Ada kemungkinan, kalau masalah ini lebih dahsyat dari yang aku bayangkan!” batin Alisa masih berliku-liku dengan pancaran kehati-hatian yang begitu mendalam.Burhan seolah tidak peduli dengan perkataan Rensakar apalagi tatapan mata kesal, bingung, dan canggung semua orang yang menjadi bagian daripada perusahaan Zombiek Group. Semua ini bukan urusan mereka juga, jadi untuk apa repot-repot mempermasalahkan sesuatu yang tidak penting, kan?“Kamu tidak perlu tahu secara menyeluruh. Hanya saja satu hal yang pasti yaitu semua masalah perusahaan Zombiek Group mulai sejak kedatanganku dan seterusnya di masa depan akan diurus secara eksklusif oleh Keluarga Bins Haekal secara langsung. Bukankah hal semacam ini sudah cukup menyelesaikan semua permasalahan dan omong kosong ini, kan?” ujar Burhan jelas secara terang-terangan menyindir sampai membuat ekspresi wajah semua orang cemberut tak senang te