Home / Romansa / CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR / BAB 8 : Alisa Dans Heart (Part 8)

Share

BAB 8 : Alisa Dans Heart (Part 8)

Author: Hamfa Merman
last update Huling Na-update: 2025-06-05 12:59:12

Raut wajahnya Alisa tampak terkejut mendengar pertanyaan tersebut. Kebingungan kemudian mengambil alih kerutan di sekitar wajahnya seolah-olah pertanyaan yang sangat sederhana begitu sulit untuk dipecahkan jawabannya yang sebenarnya Alisa sudah tahu betul jawabannya.

“Apa yang harus aku katakan sekarang? Mungkinkah aku harus menjawab sejujurnya? Ti–tidak boleh begitu! Nama baik nenek bisa ikut tercemar di hari yang indah ini. Aku hanya bisa memikirkan jawaban lainnya yang tidak terlalu berterus terang. Meski harus berbohong sekali pun, itu lebih baik daripada mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak diketahui khalayak umum!”

Alisa tampak diam di mana hatinya tengah bergejolak dengan perdebatan atas pertanyaan yang terdengar sederhana dari Dekan sebelumnya. Bibirnya mengerucut seakan-akan tak ingin mengatakan apa pun juga meski sebenarnya sudah di ujung lidahnya hendak diucapkan olehnya.

“Baiklah…, sebenarnya saya hanya mau ngomong berdua dengan Alisa. Karena itulah saya datang menyapa sampai ke sini. Alisa, bisakah kamu mengikuti saya terlebih dahulu? Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan kepadamu. Harap ikut dengan saya karena ini perkara yang sangat penting!”

Belum sempat Alisa selesai dengan dilemanya, sang Dekan malah mengalihkan topik dengan cepat bahkan sebelum pertanyaan dijawab oleh Alisa. Semua orang cukup terpana mendengarkannya dan langsung memandang ke arah Dekan yang perlahan berbalik dan melangkah menjauh dengan hormat.

Alisa juga terkejut sekali sebelum akhirnya tak berpikir panjang hanya bisa menganggukkan kepalanya kepada semua orang termasuk teman-temannya untuk berpamitan mengikuti arah kepergian sang Dekan yang kian menjauh tersebut.

“Hmm…, nenek? Apakah Alisa memiliki nenek yang hadir di acara wisuda ini?”

“Iya, Pak! Alisa dan neneknya hidup berdua saja sebab kedua orang tuanya Alisa dikabarkan telah tiada. Jadi, tidak heran kalau seharusnya hanya nenek Alisa saja yang dapat menghadiri acara wisuda ini. Hanya saja, saya tidak menjumpainya sejak tadi. Pertanyaan Dekan juga mengejutkan saya. Seolah-olah, Dekan dan neneknya Alisa tampak dekat. Mungkinkah Bapak tahu hubungan keduanya?”

“Entahlah…, saya mana tahu hal semacam itu. Keberadaan neneknya saja baru saya ketahui hari ini. Di sisi lain, sebenarnya saya jauh lebih penasaran dengan kira-kira hal semacam apa yang akan dibicarakan oleh Dekan kepada Alisa dan seberapa pentingnya topik pembicaraan mereka sampai harus berdua saja?!”

Seorang dosen dan teman dekatnya Alisa saling berbincang sambil melihat ke arah kepergiannya Dekan dan Alisa yang sudah tak terlihat lagi sejauh mata memandang. Lagi pula, kerumunan orang-orang tak perlu diragukan menjadi alasan keduanya dapat lenyap dari jarak pandang meski hanya beberapa langkah menjauh.

Tak…! Tak…!

Langkah kakinya Alisa beserta sepatu hak–nya yang begitu kokoh berdiri berpijak berulang kali ke atas lantai. Awalnya, suaranya tidak terdengar terlalu nyaring sama sekali. Namun, seiring menjauhnya Alisa melangkah dari kerumunan orang-orang yang sangat ramai dengan perbincangan mereka menjadikan langkah kakinya kian terdengar begitu jelas.

Apalagi, saat ini dia tengah keluar dari ruangan megah tempat acara wisuda sebelumnya berlangsung dan berjalan menuju lorong yang mulai bertahap menjadi sunyi tak ada seorang pun dan bahkan terasa tidak ada makhluk hidup seperti seekor nyamuk pun.

“Mau dibawa ke mana aku ini? Mungkinkah Dekan benar-benar tersinggung marah sekali karena aku tidak menjawab pertanyaannya? Hmm…, tidak mungkin begitu, kan?! Hanya masalah sepele seperti itu seharusnya tidak akan cukup sampai membuat beliau marah!”

“Kalau bukan itu alasannya, lalu hal apalagi yang perlu dibicarakan di hari wisuda hingga begitu mendesak sampai harus melangkah sejauh ini? Apa benar-benar ada masalah denganku atau sebenarnya masalahnya ada pada Dekan itu sendiri?”

Alisa terus bertanya-tanya jauh di pikirannya sambil terus melangkah maju mengikuti setiap langkahnya sang Dekan. Menatap punggung nenek tua yang sudah begitu rentan untuk berjalan tersebut membuat Alisa merasa tak nyaman.

Alhasil, wanita cantik yang berhati baik tersebut ikut mempercepat langkahnya sebelum berada di sisi sang Dekan sambil memegang tangannya beliau. Tampaknya, Alisa begitu ingin membantu agar sang Dekan tidak perlu takut terjatuh saat tengah berjalan.

“Hmm…? Terima kasih,” gumam Dekan sebelum mengucapkan dengan lantang.

Alisa tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya. Dia melihat Dekan seperti neneknya sendiri. Dengan begitu, perasaan lemah lembut dan kasih sayang terpancar begitu jelas dari raut wajahnya tersebut.

Keduanya terus saja melangkah jauh sampai akhirnya tiba tepat berdiri di depan pintu suatu ruangan. Alisa terkejut melihat ruangan tersebut sebelum meneguk air ludahnya sendiri melihat ruangan yang seharusnya tidak pernah dimasuki oleh siapa pun.

“Ruangan Dekan?! Bukankah seharusnya tempat ini hanya boleh dimasuki oleh Dekan itu sendiri? Mengapa aku diajak ke salah satu tempat terlarang di seluruh penjuru Universitas Bulgasaru ini?” batin Alisa tampak kebingungan dengan sendirinya dengan keraguan merembes jauh ke dalam hatinya.

Universitas Bulgasaru ini sangatlah luas dengan berbagai macam tempat unik dan umum yang mana sudah seharusnya dimiliki oleh salah satu dari sekian banyak Univer elit di Negara Donensa ini.

Hanya saja, banyaknya tempat yang ada di sekitar sana, tidak sedikit pula tempat-tempat yang berdiri menjadi bagian dari rentetan tempat terlarang bagi semua orang khalayak umum untuk dimasuki dengan alasan apa pun.

Hanya segelintir orang bahkan satu atau dua orang saja yang terkadang diizinkan untuk memasuki tempat terlarang tersebut. Bahkan nyamuk dan lalat sekali pun tidak berani mendekati tempat terlarang mana pun.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 30 : Dilema (Part 10)

    “Ada apa, Pak?” tanya Alisa dengan bingung menatap ke arah wajahnya Rensakar seolah benar-benar keheranan yang semakin membuat Rensakar canggung.“E–ehm, saya hanya mau tanya rumahmu ada di mana sekarang? Mungkin saja, saya bisa ikut mengantarkan kamu pulang sekarang. Lagi pula, kerjaan saya juga sudah selesai dan mau pulang saat ini!” sahut Rensakar buru-buru menjelaskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman lainnya yang sebenarnya sudah terjadi saat itu yang membuat raut wajahnya Alisa sedikit tegang dengan kerutan di keningnya.Wanita cantik tersebut tentu saja tidak akan menyangka sama sekali kalau Rensakar akan mengatakan hal itu. Perasaan cemas yang campur aduk seolah tiada hentinya menyebar dengan cepat masuk ke dalam pikirannya sendiri.“Ada apa ini? Apakah memang betul dugaanku sebelumnya kalau besar kemungkinan dia sudah curiga dengan identitasku? Beberapa saat yang lalu, aku juga sedikitnya mendengar dia ingin menaklukkan diriku? Apa aku salah dengar atau bagaimana, nih?” b

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 29 : Dilema (Part 9)

    Tok, tok…! Kriek…!Pintu ruangannya diketuk sebelum langsung dibuka oleh orang yang tidak disangka-sangka telah tiba di sana yaitu Alisa. Rensakar hampir melompat dari tempat duduknya karena terlalu terkejut sekali manakala sibuk memikirkan rencana penaklukan Alisa malah orang tersebut muncul sendiri dengan mengejutkan dirinya.Wanita cantik tersebut sudah terlanjur masuk ke dalam tanpa bisa dihentikan oleh Rensakar sama sekali. Pria tampan tersebut langsung keringat dingin karena sebelumnya tepat hanya sedetik saja dia bergumam dengan jelas ingin segera menaklukkan Alisa.“Sial…! Bagaimana bisa dia dengan begitu kebetulannya tiba-tiba langsung muncul di sini?! Apakah dia mendengar perkataanku sebelumnya? Semoga tidak! Kalau mendengarnya, maka semuanya pasti gagal rencanaku dan hanya bisa memaksanya untuk menyerahkan dirinya kepadaku!” batin Rensakar tampak cemas sendiri.Seperti yang dikatakan sebelumnya, Rensakar dengan sosok tinggi, tampan, dan kaya raya dengan latar belakang luar

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 28 : Dilema (Part 8)

    “Sudah habis makanannya. Saya harus kembali dahulu untuk menyelesaikan pekerjaan saya, Tuan!” ujar Alisa dengan sigap hendak berdiri untuk segera beranjak pergi secepat-cepatnya saat itu juga.Wanita cantik itu seolah kembali tersadar kalau berdiam diri di sana bersama atasannya di hari pertama kerjanya tentu tidak wajar sama sekali sehingga pastinya akan menjadi sorotan dan bahan omongan semua orang di sana. Sesuatu yang tidak diinginkan oleh Alisa sama sekali agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di antara mereka.“Baguslah, saya juga sudah selesai. Kalau begitu, ayo pergi bersama saya kembali ke ruangan masing-masing. Ada beberapa pekerjaan juga yang harus saya tuntaskan hari ini juga!” ungkap Rensakar juga tak mau kalah untuk ikut serta menyertai kepergian wanita cantik jelita seperti Alisa.Alisa sedikit tak nyaman lagi harus datang dan pergi berduaan bersama pria tampan yang sekaligus atasan barunya tersebut. Meski begitu, dia tidak bisa menolak sama sekali dan hanya bisa terdia

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 27 : Dilema (Part 7)

    Makanan yang disantapnya benar-benar terlalu lezat dan gurih di setiap gigitannya. Semuanya tampak sempurna di lidahnya yang membuat Alisa seolah membeku di tempatnya tanpa berkutik sedikit pun.Sudah jelas sekali kalau wanita tersebut tak kuasa menahan kenikmatan yang seolah-olah baru melesat dari langit turun langsung ke dalam mulutnya. Rasa kenikmatan terus dikunyahnya perlahan-lahan seakan tak ingin semuanya berlalu dengan cepat dalam upaya menikmati momen kelezatan tersebut.“Bagaimana, enak tidak rasanya?” tanya Rensakar yang melihat Alisa tampak terkejut memakan makanannya.“Hmm…! Enak sekali…! Gurih dan penuh rempah-rempah rasanya!” sahut Alisa terlihat sangat bersemangat sekali terus mengunyah sebelum menelannya.Seolah-olah tidak lagi peduli dengan sekitarnya, Alisa langsung menyantap makanan di hadapannya dengan begitu lahapnya tanpa ada keraguan sedikit pun lagi. Hanya keinginan untuk segera memuaskan dirinya sendiri yang saat itu memenuhi pikirannya.Melahap tanpa henti,

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 26 : Dilema (Part 6)

    Rensakar sedikit membulatkan kedua bola matanya sambil terus berpura-pura tersenyum memandangi setiap menu yang ada bersama dengan Alisa yang juga masih penasaran seolah-olah tidak ada sesuatu yang salah sama sekali.“Tenanglah, Pak Koki! Semuanya baik-baik saja. Saya hanya ingin sedikit bermain-main dengan gadis cantik ini. Bukankah sangat disayangkan kalau wanita secantik ini tidak dinikmati oleh diriku yang perkasa dan tampan ini?” sahut Rensakar yang mengejutkannya juga bisa mengirimkan pesan telepatinya.Kemampuan supranatural yang tidak disangka-sangka ternyata terlahir di dunia nyata. Tidak hanya terhenti dan terjebak di dalam bait-bait paragraf cerita fiksi, pada akhirnya kemampuan supranatural mampu melepaskan diri dari belenggu yang senantiasa mengikatnya tersebut.Lantas, bagaimana itu bisa terjadi? Alisa tentu saja tidak akan bisa menebaknya dengan pasti. Bahkan dirinya senantiasa berpikir kalau dunia nyata ini masih sama dengan situasi di seribu tahun yang lalu. Gadis lu

  • CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR   BAB 25 : Dilema (Part 5)

    Dalam diam, semuanya menjadi salah paham sendiri. Rensakar salah paham kalau berpikir aksinya tersebut akan terkesan begitu heroiknya di mata Alisa yang sudah jelas tidak seperti itu sama sekali.Adapun Alisa juga salah paham kalau Rensakar di sana memang berusaha untuk mencelakainya agar memberikan tekanan psikologis sebelum mengulik informasi rahasia yang tertahan jauh di dalam batinnya.Semua orang pegawai perusahaan Zombiek Group lainnya juga salah paham hubungan antara Rensakar dan Alisa sehingga hanya bisa menebaknya secara acak dengan kemungkinan pasangan kekasih atau sosok Alisa memang seorang yang sangat penting dari Keluarga Bins Haekal itu sendiri.Lagi pula, bagaimana bisa seseorang yang baru mereka kenal pada hari itu tiba-tiba bisa dengan mudahnya menjadi orang nomor dua di perusahaan Zombiek Group tepat setelah Rensakar selaku pendiri perusahaan sekaligus CEO–nya.Dugaan kalau Alisa adalah sosok penting dari Keluarga Bins Haekal jelas terdengar lebih kuat daripada sekad

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status