Share

Kemarahan

Author: Hikma2011
last update Last Updated: 2022-07-01 13:31:53

Mobil Mercedes S class hitam sudah terparkir dengan rapih di parkiran VIP apartemen Pacific Place, terlihat dari kaca spion depan raut wajah Emil yang kesal karena perjanjian kontraknya dengan investor besar dari Jepang tertunda hanya karena masalah sepele.

“Sial!”

Lee menundukan kepalanya, pasrah. Jika Emil sudah marah tidak ada satupun yang berani untuk menjawab perkataannya sekalipun Lee orang paling dekat dengannya di kantor.

“Chef sialan itu. Arrgghh,,,” ucapnya geram sambil mengepalkan tangannya erat-erat.

Emil masih bergeming di posisinya, Lee langsung menekan lantai 27 untuk segera membawa bosnya ini ke dalam kamarnya. Otaknya berputar memikirkan cara untuk meredam amarah Emil, satu-satunya cara ampuh adalah membuatkan black coffe racikannya sendiri.

Suara denting menandakan lift sudah sampai pada unit apartemen mewah Emil. Lee langsung segera menekan kode pada gagang pintu, mempercepat gerakan jarinya karena Emil semakin tidak bisa terkendali.

“Saya mau besok sudah bertemu dengan chef itu. Tolong kerahkan beberapa karyawan!” perintah Emil tegas.

“Ayolah, ini sudah di kamar. Tenangkan pikiran sejenak, apakah kamu mau aku buatkan black coffe?” Lee berusaha mencairkan suasana.

Sambil menunggu Lee meracik kopi kesukaannya Emil memutuskan untuk membersihkan seluruh badannya dengan mandi. Ia sudah membuka seluruh pakaiannya, terlihat pada kaca tubuh perut kotak-kotak dan bulu di dadanya yang merekah ruah.

Jemarinya yang kokoh langsung menekan suhu pada digital showernya, di bawah pancuran air ia merilekskan pikirannya membuang segala kekesalannya terkait kontrak kerja.

Matanya ia pejamkan, tiba-tiba saja bayangan wajah perempuan yang ia saja tidak tahu namanya muncul. Bola matanya yang bulat dengan warna hitam pekat, rambut coklatnya yang terurai dengan berantakan serta harum manisnya jelas dibayangan itu.

“Sial. Pikiran apa lagi ini? Mengapa bayangan perempuan itu selalu menghantui saya,” gumam Emil.

Setelah selesai membersihkan diri dan memakai piyama berwarna biru tua Emil langsung minum kopi yang sudah disiapkan oleh Lee.

“Aku pulang dulu.”

“Apakah ingin memakai jasa mobil online?”

“Tidak perlu. Saya ingin menikmati udara malam menggunakan motor,” jelas Lee.

* * *

Tidak sampai satu jam Lee sudah sampai di apartemennya. Apartemen dengan nuansa hijau daun yang sudah ia tempati selama 3 tahun ini, tidak megah dan tidak semewah apartemen bosnya tetapi sangat nyaman untuk Lee.

Sebelum masuk ke dalam apartemen Lee menyempatkan diri untuk membeli satu bungkus rokok pada mini market yang ada di kanan apartemen. Ia berjalan terburu-buru dengan langkah kaki yang lebar karena mengingat belum mengunggah pekerjaan hari ini.

“Maaf, maaf. Saya tidak lihat,” ucap Lee memohon karena baru saja menabrak seorang perempuan yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Lee bisa merasakan napas hangat dari wajah perempuan itu. Wajah yang cantik luar biasa, cukup dekat hingga mata kecoklatannya mampu membuat Lee terpana.

Perempuan itu sibuk mencari ponselnya yang terlempar entah kemana, Lee yang terburu-buru hanya bisa meminta maaf lalu pergi meninggalkannya.

* * *

Emil melangkah masuk ke kantornya dengan langkah yang cepat, menghempaskan dirinya di atas kursi kerja yang nyaman. Pikirannya masih kesal tentang chef itu, ia sudah memerintahkan Lee untuk mengerahkan staffnya mencari nama dan mendatangkan chef tersebut kehadapannya hari ini.

“Selamat pagi pak, saya ingin memberi report semalam saham perusahaan kita turun,” ujar salah satu manager keuangan di SeaFood.

Ternyata pemberitaan  tentang perusahaan SeaFood yang gagal dengan proyek barunya sudah beredar membuat beberapa investor besar asal Indonesia menarik sahamnya.

Belum sempat Emil menjawab pernyataan dari staff keuangan, pintu ruangannya sudah terbuka terlihat pria tinggi dengan ciri khas kaca mata bulat masuk ke dalam dengan menundukan wajahnya.

“Selamat pagi pak, apakah saya mengganggu?”

“Tidak.”

“Begini pak, saya sudah mengerahkan beberapa staff untuk mencari chef tersebut dan pernyataan dari resto bahwa hari ini ia sedang libur dan pihak resto tidak mau memberikan alamat rumah chef kepada kami.”

Suasana panas semakin terasa pada ruangan AC central dengan suhu -16 derajat. Sungguh hari yang menjengkelkan, setelah menyuruh mereka berdua keluar dari ruangannya Emil langsung merenggakan badan dan melirik jam tangan berwarna silver dengan lapisan tembaga di sekelilingnya.

Sudah jam 12 siang, itu berarti lebih dari 5 jam ia bergelut dengan kemarahan yang ada. Emil berdiri lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari kantornya dengan harapan akan mendapatkan ide cemerlang.

“Tidak punya mata?!”

Suara kencang membentak seorang office boy yang baru saja menumpahkan sedikit air kotor pada sepatu pantofel mahal milik Emil, membuat karyawan lainnya berhenti sejenak dan menoleh ke arah suara itu.

Pemuda itu hanya bisa menundukan wajahnya, ia tidak tahu bahwa atasannya sedang diserang berbagai masalah sejak kemarin. Emil nyaris meluapkan semua emosinya kepada office boy sebelum ia menyadari bahwa tindakannya adalah salah.

Emil mengambil napas dalam untuk mengembalikan kesadarannya, ia mengutuk dirinya sendiri sambil berjalan ke ruangannya.

“Emil?” sesosok perempuan berkacamata muncul di baliknya. Senyum yang sudah lama tidak ia lihat membuat dirinya langsung menghentikan langkahnya.

"Ya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CEO PENAKLUK CINTA   Pernikahan Minggu Depan

    Viona baru saja tiba di studio masak yang di sewa oleh perusahaan milik Emil. Terlihat dari kejauhan kitchen set dengan gaya minimalis yang didominasi dengan sentuhan warna hitam dan putih, alat dapur yang mahal membuat hati Viona bergetar.“Astaga. Aku harus sesempurna mungkin untuk tampil hari ini,” gumam Viona.Kakinya melangkah lebih dalam lagi untuk melihat situasi yang ada di sana, terlihat belum begitu banyak orang yang akan menontonya hari ini.“Dengan chef Viona?”Viona menganggukan kepalanya pelan dengan penuh kebingungan.“Mari ikut saya, sebelum tampil chef di minta untuk memakai make-up terlebih dahulu.”Seorang make-up artis sudah memoleskan foundation ke wajah mungil milik Viona, dilanjutkan dengan alis serta lipstik yang sedikit mencolok tidak lupa di belakangnya ada hairstylist yang juga merapihkan rambutnya.Hampir satu jam Viona di dalam ruangan make-up membuat dirinya sudah kelelahan, beberapa kali ia menghembuskan nafasnya karena belum memasak tetapi energinya sud

  • CEO PENAKLUK CINTA   Pernikahan

    Semua mata tertuju pada sosok perempuan yang berada di sisi kanan Emil, dress berwarna putih tulang melekat dengan cantik di tubuh Viona. Telinganya dihiasi dengan anting dan jari mungilnya juga dihiasi dengan cincin berwarna perak.“Selamat malam,” sapa Emil kepada seluruh anggota keluarganya dengan menggenggam erat tangan kiri Viona.Meja makan dengan material berlapis emas dipadu padankan dengan warna burgundy membuat nuansa glamor di rumah ini semakin terasa, lampu kristal yang menjuntai tepat di tengah-tengah meja semakin mempercantik ruangan.“Mari duduk, honey,” ucap Emil, tangannya sibuk menarik bangku untuk mempersilahkan Viona duduk.Mata Viona melirik ke arah laki-laki tua yang berada di ujung meja makan, kerutan di wajahnya menandakan bahwa sedikit ada kekecewaan. Mungkin kesal karena rencana perjodohannya gagal lagi?“Perkenalkan ini Viona,” ucap Emil dengan senyuman yang lebar tanpa ada rasa canggung.Di sisi lain, ada Viona yang masih kebingungan harus bersikap seperti

  • CEO PENAKLUK CINTA   Kekasih Dadakan

    Setelah kecanggungan terjadi di dalam ruang kerjanya, Emil berusaha untuk mengembalikan suasana cair dengan membicarakan kontrak kerja karena mengingat tinggal satu hari lagi sang investor Jepang akan terbang kembali ke Jakarta untuk menemui Viona.Viona dengan gugup dan hati yang masih berdebar tidak karuan berusaha menjawab semua pertanyaan Emil dengan lantang.“Jadi apa yang akan kamu persiapkan untuk presentasi masak besok?”“Sudah siap semua, sesuai dengan arahan Bapak dan akan saya tambahkan beberapa menu untuk di presentasikan karena mengingat yang datang adalah tamu dari Jepang saya ingin memperkenalkan makanan Indonesia sebanyak mungkin,” jawab Viona padahal sebenarnya ia sama sekali belum mempersiapkan apapun termasuk makanan tambahan yang ia sebutkan tadi.Emil tersenyum bangga kepada chef sekaligus perempuan yang ia kagumi, untuk pertama kalinya ia tidak hanya sekadar senang karena proyek kerjanya lancar melainkan ada sosok lain yang membuat dirinya semakin semangat mendap

  • CEO PENAKLUK CINTA   Dua Tubuh Saling Berpelukan

    Viona sudah berada di dalam gedung megah di perusahaan SeaFood, setelah semalaman suntuk menanyakan pendapat Kai mengenai ponsel bosnya yang tertinggal di rumahnya hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengembalikan ponsel tersebut ke kantornya. Semalam, setelah Emil pergi dari rumahnya ia tidak bisa tidur dan langsung menelpon Kai menceritakan kegilaan bosnya terhadap dirinya hingga akhirnya terucap satu kata dari bibir Kai.“Mungkin ia menyukaimu?”Sepatu kanvas berwarna hijau yang sudah lusuh menginjak lantai yang terbuat dari marmer mahal dan coraknya yang indah. Mata Viona berusaha mencari di mana laki-laki yang mempunyai ponsel ini, beberapa kali dirinya di cegat oleh satpam karena melihat pakaiannya yang tidak mencerminkan bahwa ia adalah salah satu karyawan dari perusahaan ini.“Eh, apakah kamu chef yang di restoran itu?”Viona menoleh dengan cepat ketika mendengar suara laki-laki yang mengenalinya. Lee yang kala itu baru saja pulang dari rapat di luar bersama dengan client meny

  • CEO PENAKLUK CINTA   Menyusuri Malam

    Viona mengekor Emil dari belakang menuju lift meskipun hatinya tidak ingin pulang bersama dengan laki-laki ini, ia berusaha untuk menghargai tawarannya.Di dalam lift Viona berusaha untuk menjaga jarak dengan Emil ia benar-benar tidak ingin mempermalukan laki-laki ini jika mungkin saja bertemu dengan rekan kerjanya. Viona memilih berdiri di sudut lift dengan wajah yang ia tundukan, tiba-tiba saja pintu lift terbuka dan hampir 6 orang masuk secara bersamaan membuat tubuh Viona dan Emil berdekatan.Deg!Emil secara tidak sengaja memegang tangan Viona erat karena dorongan dari orang lain, lift hampir penuh dengan keringat yang semakin memunculkan buliran yang banyak Viona diam berusaha untuk tidak melakukan hal bodoh.Setelah lift berdenting mereka berdua keluar menuju lobby untuk meminta vallet membawakan mobil milik Emil. Setelah Emil menyebutkan nama, beberapa menit kemudian vallet langsung membawakan mobil milik Emil.Sebuah mobil sport berwarna hitam yang ramping dari luar saja suda

  • CEO PENAKLUK CINTA   Makan Malam Yang Indah

    Lampu kristal yang menjutai sesekali bergerak dengan pelan ketika pendingin ruangan berputar mengenai sisinya, aroma ruangan yang harum menyegarkan membuat Viona semakin merasa tidak layak berada di sini. Sesekali ia mengendus ketiaknya untuk memastikan parfum yang ia pakai masih tercium dengan segar.Matanya mencoba untuk mencari laki-laki yang mengundangnya ke sini, seorang pelayan menghampiri dirinya dengan ramah.“Selamat malam, ada yang bisa dibantu, Nona?”Seumur hidup Viona tidak pernah di perlakukan sebaik ini oleh pelayan, ia bergumam di dalah hatinya menjadi orang kaya memang selalu di pandang dan di hargai!“Table nomer 8?”Seorang pelayan laki-laki membantunya untuk mencari meja nomer 8, di tengah langkah kakinya jantungnya berdebar melihat arsitektur yang mahal dan juga tanda tangan kontrak yang akan ia lakukan malam ini.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status