Home / Romansa / CEO Tampan Mencari Istri Salihah / Bab 23. Makan Malam Keluarga 

Share

Bab 23. Makan Malam Keluarga 

Author: Ucing Ucay
last update Huling Na-update: 2025-06-06 05:51:23

Makan Malam di Rumah

“Wow ... dalam rangka apa ini, Ma? Masaknya segini banyak, dan semuanya makanan kesukaan aku.” Akash tersenyum lebar saat melihat meja makan yang penuh dengan hidangan laut kesukaannya. Ia menarik kursi dan duduk dengan semangat, tangannya sudah siap dengan sendok dan piring kosong.

Anya tersenyum sambil menyendokkan nasi dan lauk ke piring Akash. “Mama merasa sudah lama banget nggak masakin makanan favorit kamu. Mama rindu lihat kamu makan lahap seperti ini.”

Di hadapannya terhidang udang asam manis lengkap dengan potongan nanas dan jagung muda, cah kangkung dengan irisan cumi yang masih segar, dan kerang dara rebus yang disajikan bersama cocolan sambal tomat.

Akash tidak membuang waktu. Ia langsung menyuap udang pertama dengan penuh semangat, mengunyah dengan mata nyaris merem karena nikmatnya.

Anya tertawa kecil, matanya mengamati dengan lembut. “Badan segede itu, tapi makannya sambel tomat.”

Akash menoleh sambil mengangkat alis. “Salah, Ma. Itu namanya sambel
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 62. Masa Lalu. 

    “Apa kamu takut bersaing dengan mereka?” goda Fauzan lagi, tahu betul bagaimana sikap putra angkatnya jika menyangkut Wildan—rival yang sejak dulu ingin menjatuhkan Akash, baik secara bisnis maupun pribadi.Akash berhenti menyemprot. Tangannya terhenti di atas pot anggrek mini milik Anya. Ia berbalik, menatap Fauzan dengan tatapan serius.“Aku tidak pernah takut pada siapapun ... kecuali pada Allah.” Tangannya menunjuk ke atas, pada langit yang mulai temaram.Fauzan tersenyum puas. Ia tahu, meskipun Akash adalah pria yang sangat ambisius dan tidak suka kalah, ia tidak melupakan tempat berpijak nilai-nilai spiritualnya.Anya terdiam. Ia tahu siapa Mr. Ayden—pria berdarah campuran Indonesia-Perancis yang dikenal licik dalam bisnis. Dahulu, Ayden dan Fauzan pernah bersitegang hebat ketika perusahaan mereka bersaing dalam tender besar. Pria itu tidak segan melakukan cara kotor demi menguasai pasar properti dan konstruksi. Setelah berhasil mendominasi Paris, kini Ayden mengalihkan perhatia

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 61. Rival Akash. 

    "Silakan," ucap Wildan setelah menuangkan minuman dingin ke dalam gelas bening dan menyodorkannya ke tangan Shinta.Gelas itu nyaris tidak sebanding dengan panas yang ia rasakan. Shinta menyesap minumannya perlahan, bibirnya sedikit terbuka, dan leher jenjangnya menegang sesaat ketika cairan segar itu meluncur ke tenggorokannya.Wildan mengatur napasnya yang tiba-tiba berubah tak beraturan."Kenapa kamu gak pernah tampil begini waktu di kantor Akash?" tanyanya sambil meneguk minuman kaleng dari kulkas, berusaha menyembunyikan nafsu yang mulai membakar.Shinta terkekeh pelan. "Kalau aku datang ke kantor Akash seperti ini," ia menyapu rambutnya ke samping, memperlihatkan bahunya yang telanjang, "aku sama saja dengan wanita-wanita yang cuma bisa menemani kencan semalamnya."Wildan menaikkan alis. Menarik. Sangat menarik."Aku memilih berpakaian tertutup, panjang, sopan. Biar Akash punya persepsi lain. Biar dia merasa aku berbeda. Bisa dipercaya.""Smart move," gumam Wildan, tangannya ter

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 60. Konspirasi. 

    “Lalu kenapa Wildan bisa memenangkan tender proyek mal itu?”“Uhuk! Uhuk! Uhuk!”Akash langsung tersedak, batuk beberapa kali karena kaget mendengar kabar baru dari papanya.Keningnya mengernyit dalam. “Pemenang tender proyek mal itu Wildan? Wildan dari Ganda Kontraktor itu? Bagaimana bisa?” serunya tak percaya, melontarkan beberapa pertanyaan sekaligus.Fauzan hanya mengedikkan bahu. “Papa gak tahu detailnya. Tapi memang benar, kabar itu Papa dapat tadi pagi.”Perusahaan milik Fauzan memang sama-sama bergerak di bidang kontraktor seperti Akash, tapi lebih spesifik mengurus sistem plumbing dan instalasi air bersih dan kotor untuk gedung-gedung.Tak menunggu lebih lama, Akash langsung menghubungi Rashid. Kenapa Rashid tidak memberi tahunya soal ini kemarin? Padahal seingat Akash, mereka sempat bertemu sebentar di kantor.“Halo?” suara serak Rashid menjawab dari seberang, terdengar baru bangun tidur.“Kenapa Wildan bisa menang tender proyek mal itu?” tembak Akash tanpa basa-basi.“Ya am

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 59. Malam yang Panjang

    Perlahan, Akash menoleh ke arah Innara, menatap wajah gadis itu yang kini dipenuhi kegelisahan. “Anaknya Pak Umar pasti yang terbaik buat kamu. Dia bisa jadi imam yang kamu idamkan. Latar belakang agamanya kuat. Kuliah di Kairo, pusat ilmu. Pasti dia lebih layak dibanding aku.”Ada jeda sebentar sebelum ia melanjutkan, suaranya makin berat.“Boleh aku ucapkan selamat lebih dulu?”Innara tak sanggup berkata apa pun. Matanya memerah, bibirnya bergetar. Ia hanya bisa menunduk dan memalingkan wajah ke arah jendela, berusaha keras menahan air mata yang hampir jatuh. Dada Akash terasa diremas saat melihatnya begitu. Tapi ia tahu, dia tak berhak memaksa.Tanpa kata lagi, Akash keluar dari mobil. Innara menyusul, berganti posisi ke kursi kemudi karena Akash akan kembali ke Jakarta dengan mobilnya sendiri. Mereka seperti dua orang asing yang baru saja mengubur sesuatu yang belum sempat hidup.Sesaat sebelum pergi, Akash berdiri di depan pintu mobilnya, menatap wajah Innara yang masih tertunduk

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 58. Desiran Hati Akash dan Innara. 

    Lalu keduanya tertawa. Pelan, namun tulus. Tawa yang menembus jeda canggung yang terbentuk. Tawa yang membuat suasana menjadi hangat di tengah terik siang hari.Innara tersenyum sambil menyapu rambutnya yang tertiup angin.“Aku sedang memantau pembangunan. Proyek ini kan kerja sama CSR antara perusahaan Mas Akash dan yayasan milik Papaku. Jadi, aku juga ingin tahu sudah sampai mana progresnya,” jelasnya sambil melihat ke arah bangunan yang masih berupa struktur kerangka beton.Akash mengangguk pelan. “Aku juga. Sebenarnya hari ini aku sudah dijadwalkan meeting lagi, tapi entah kenapa, rasanya aku harus datang ke sini. Sudah seminggu aku fokus penuh ke urusan tender, sampai-sampai lupa dunia luar.”“Aku juga, Mas.” Innara tersenyum tipis. “Sadar-sadar, eh, sudah seminggu enggak ada kabar dari kamu.”Tatapan mata mereka saling bertemu lagi. Kali ini, tidak ada canggung. Hanya ada pengakuan tanpa kata—bahwa mereka saling merindukan. Bahwa diam mereka selama seminggu ternyata menyisakan r

  • CEO Tampan Mencari Istri Salihah   Bab 57. Harapan Besar. 

    Esok Paginya, Langit masih gelap saat Akash sudah bersiap meninggalkan rumah. Udara pagi yang dingin menggigit kulit, tapi pikirannya jauh lebih penuh dari itu. Ia belum sempat menyentuh sarapan. Ada hal lain yang lebih mendesak baginya hari ini.Alih-alih langsung ke kantor, langkahnya membawanya ke tempat yang sudah lama jadi pelariannya—Masjid kecil di sudut kota, tempat di mana ia biasa mencari ketenangan dan menuntut ilmu agama dari seorang guru yang ia hormati: Ustaz Ali.Akash tiba tepat setelah salat Subuh. Cahaya lampu masjid masih temaram, dan suasana hening menyelimuti ruangan yang mulai kosong, menyisakan beberapa orang yang khusyuk berdzikir.Ia melihat sosok Ali sedang duduk bersandar di salah satu tiang masjid, wajahnya damai. Akash melangkah pelan menghampirinya."Assalamualaikum, Guru," sapa Akash penuh hormat."Waalaikumsalam, Akash. Tumben pagi-pagi sekali sudah ke sini. Ada apa?" tanya Ali sambil tersenyum, sedikit terkejut melihat muridnya yang satu itu.Akash me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status