Share

Bab 5

Beberapa saat kemudian, Scarlett tiba di depan ruang presidensial. Sebelum masuk, Scarlett mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu. Dan ketukannya mendapat respon dari orang di dalam .

“Masuk!” ucap suara seorang pria dari dalam sana.

Scarlett perlahan mendorong pintu dan memasuki ruangan itu. Begitu masuk, Scarlett langsung mendapati CEO baru itu duduk di membelakanginya.

Scarlett menelan ludahnya dalam-dalam sebelum menyapa, “Ada perlu apa Anda memanggil saya, Tuan?”

Mendengar Scarlett yang bertanya, Pria itu memutar kursinya dan menghadap Scarlett. “Silahkan duduk.”

Scarlett tidak berkata apa-apa, dia mengangguk dan duduk tepat di depan pria itu. Scarlett bisa melihat dengan jelas wajah pria yang tidur dengannya tadi malam. Scarlett sangat marah saat ini, tapi dia tidak bisa melakukan itu. Karena pria ini adalah bosnya saat ini.

Scarlett hanya menunduk tanpa berkata-kata, membuat ruangan menjadi sunyi.

“Apakah kamu masih mengenaliku?” pria itu bertanya sambil tersenyum manis.

Scarlett tidak berani menatap pria di depannya, dia menundukkan kepala dan menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan pria itu.

Pria itu mengerutkan kening ketika Scarlett menggelengkan kepalanya.

“Owh? Kamu tidak mengenaliku?”

“Lalu kenapa kamu menamparku tadi?”

Mendengar ini, Scarlett tertegun dan tidak bisa berkata-kata, “Ah, itu!”

Pria itu tampak semakin heboh melihat Scarlett di posisi ini. “Tadi malam. Apakah kamu juga sudah melupakan kejadian tadi malam? Bukankah tadi malam kamu sombong sekali? Memaksa aku untuk menemanimu?”

“Cukup! Ya, aku akui aku salah.” Ucap Scarlett karena merasa malu jika pria itu melanjutkan kalimatnya.

Scarlett tidak perlu lagi berpura-pura bodoh di hadapan pria ini, karena pria ini sepertinya juga tidak mudah untuk dihadapi.

“Maaf, Tuan! Tadi malam saya kehilangan kendali. Sekali lagi maaf,” ucap Scarlett sambil memaksakan senyum.

“Hanya meminta maaf saja?”

Scarlett mengangguk.

“Aku menderita banyak kerugian tadi malam, tapi kamu hanya meminta maaf?” ucap pria itu dengan nada mengintimidasi.

“Aaa, lalu apa yang harus saya lakukan, Tuan?“

Pria itu langsung menjawab, “Tadi pagi, kamu tidak membangunkanku dan malah meninggalkanku. Untuk menginap di hotel, aku yang membayarnya $500 dolar. Dan sesuai kesepakatan kita tadi malam, kamu bilang akan membayarku $3000 dolar untuk tadi malam.” Tapi apa buktinya? Kamu pergi tanpa berpamitan dan meninggalkan sepeser pun uangnya.”

Mendengar itu, Scarlett menggigit bibirnya dan tidak tahu harus berbuat apa. “Jadi bagaimana cara saya menyelesaikan masalah ini dengan anda, Tuan?”

Pria itu tersenyum sebelum berkata, “Gampang saja. Kamu harus memberiku $3500. Itu untuk melunasi malamku yang terbuang dan biaya hotel juga.”

“Aaa tapi, Saya tidak mempunyai uang itu untuk saat ini!”

Pria itu melambaikan tangannya seolah tidak peduli, “Tidak, saya tidak menerima alasan apa pun. Jika Kamu tidak membayar kembali $3500 tersebut, maka jangan salahkan aku jika kejadian tadi malam bocor ke teman-teman kamu.”

Scarlett menjadi sangat panik ketika mendengar itu, “Tidak, Pak, tidak. Saya akan melunasinya, saya akan melunasinya. Tapi jangan beri tahu siapa pun dengan yang terjadi tadi malam.”

Scarlett merasa masalahnya semakin rumit. Dia awalnya mengira masalah ini akan diselesaikan setelah pertemuan ini. Namun masalahnya menjadi lebih rumit. Dia tidak menyangka CEO ini akan meminta bayaran itu.

Scarlett bingung dari mana dia bisa mendapatkan uang untuk melunasinya. Gaji pokoknya di perusahaan hanya sekitar $1500 per bulan. Jadi kalau dia ingin melunasi uangnya, dia harus menyisihkan tiga bulan penghasilannya.

Melihat Scarlett yang terlihat sangat kesulitan, pria itu tersenyum puas. “Ada cara lain jika Kamu tidak punya uang untuk membayar.”

Mata Scarlett sedikit berbinar mendengarnya, “Benarkah? Cara apa?”

Pria itu tersenyum jahat, “Kamu tidak perlu membayar selama kamu menemaniku...!”

Sebelum pria itu selesai berbicara, Scarlett menyelanya terlebih dahulu, “Saya tidak mau, tidak tertarik!”

Scarlett langsung mengerti maksud perkataan pria itu.

“Tenang saja, aku akan melunasinya. Aku tidak tertarik dengan cara lain yang Anda sarankan.” Scarlett berkata tanpa ekspresi.

Mendengar penolakan Scarlett, pria itu mengangguk puas, “Bagus, bagus sekali.”

“Bagus, apa? Apa yang bagus?” Scarlett berkata sambil memelototinya.

“Jika tidak ada yang lain, saya akan keluar sekarang, Tuan.” Scarlett berkata sambil berdiri dari kursinya.

“Tunggu, aku belum selesai bicara.”

Mendengar itu, Scarlett kembali duduk.

Mereka berdua di ruangan itu terus mengobrol. Selama percakapan, Scarlett merasa pria tersebut tidak seperti yang dia kira.

“Baiklah, baiklah, Tuan.” Scarlett berkata sambil mengangguk.

“Saya punya nama. Jadi jangan panggil saya Pak. Lagi pula, Aku masih muda dan belum menikah sama sekali. Aku mungkin 5 tahun lebih tua dari kamu.” kata pria itu dengan santai.

“Panggil aku Zayn Karl, mengerti?”

“Bagaimana bisa. Anda adalah CEO, jadi saya merasa tidak enak memanggil Anda dengan nama itu.”

Zayn berkata, “Panggil aku Zayn saat tidak ada orang di sekitar. Panggil aku Tuan Zayn saat kamu berada di kantor, bagaimana?”

Scarlett mengangguk, “Baiklah Tuan Zayn, maksudku Zayn.”

Mendengar itu, Zayn mengacungkan jempol pada Scarlett.

Scarlett sebenarnya sedikit canggung, tapi karena Zayn bersikap anggun, dia mau tidak mau harus bersikap sopan juga.

“Kalau tidak ada apa-apa lagi, bolehkah aku kembali Zayn?”

“Tunggu sebentar,” Zayn menghentikan Scarlett dan berkata, “Bagaimana kalau begini, ayo makan siang di luar bersamaku.”

Mendengar itu Scarlett langsung menggelengkan kepalanya.

“Jangan menolak. Apakah kamu lupa kalau kamu berhutang padaku? Ingat konsekuensinya jika kamu menolak tawaranku.”

Sekali lagi, Scarlett tercengang. Dia kembali merasa bingung harus berbuat apa.

“Tenang saja, aku hanya ingin makan siang bersamamu, tidak ada yang lain. Aku bukan orang yang kamu kira. Kalau menurutmu aku orang seperti itu, maka kamu bisa mengajukan gugatan ke pengadilan untuk menikah denganku. ...! Bagaimana?”

Scarlett tersipu ketika mendengar Zayn mengatakan itu. Dia merasa pria ini sangat tidak terduga. Apakah dia harus marah atau menanggapi pria ini dengan baik, Scarlett masih bingung.

“Baiklah, aku percaya padamu, Tuan Zayn.” Scarlett berkata sambil tersenyum tipis.

Zayn mengangguk puas, “Oke, terima kasih.”

“Sekarang kamu boleh keluar. Tunggu di luar, dan aku akan menyusulmu nanti.”

Mendengar itu, Scarlett buru-buru bangkit dari tempat duduknya dan keluar. Dia merasa berbicara dengan pria tersebut lebih menegangkan dibandingkan berbicara di depan pengadilan.

Setelah meninggalkan ruangan presidensial, Scarlett kembali ke Angel. Ketika dia kembali, Scarlett bingung harus menunjukkan ekspresi apa di wajahnya. Haruskah dia tetap sedih, marah, atau bahagia?

Namun jika mengingat kembali masalahnya hari ini, Scarlett akhirnya memasang wajah kuyu dan sedih.

Melihat Scarlett kembali, Angel dan yang lainnya bergegas mendekat. Mereka sangat penasaran dengan keputusan CEO baru tentang Scarlett.

“Bagaimana dia memutuskan? Apakah dia memecatmu? Atau dia melakukan sesuatu padamu?” Angel bertanya di depan yang lain.

Scarlett langsung dikerumuni seluruh rekan kerjanya saat itu juga. Mereka bertanya-tanya keputusan apa yang akan diambil CEO itu karena Scarlett telah berani menampar sang CEO.

Scarlett menjawab pertanyaan mereka satu per satu dengan jawaban singkat. Ia mengaku tidak dipecat, hanya diberi peringatan.

Semua temannya langsung bersorak mendengar dia tidak dipecat.

**

Tak lama setelah Scarlett keluar dari ruang presidensial, Zayn datang mencarinya. Sesuai kesepakatan sebelumnya, dia ingin mengajak Scarlett makan siang bersamanya.

Zayn bisa melihat dari kejauhan bahwa Scarlett sedang dikerumuni oleh rekan kerjanya. Oleh karena itu, dia segera berjalan mendekat dan mendekati kerumunan tersebut.

“Ayo pergi sekarang,” ucap Zayn anggun sambil menatap langsung ke arah Scarlett yang sedang dikerumuni.

Semua orang langsung menoleh saat mendengar suara itu. Menyadari bahwa itu adalah CEO baru yang sebelumnya ditampar Scarlett, mereka semua berseru kaget.

Sebaliknya Scarlett, saat mendengar suara Zayn, dia langsung mendongak.

Dia melihat Zayn tersenyum menatapnya. Dia mengangguk sambil melangkah maju.

Namun langkahnya langsung dihentikan oleh Angel.

Angel menatap curiga ke arah Zayn yang berdiri di depannya, “Apa yang baru saja Anda katakan pak? Apakah bapak akan membawa Scarlett pergi bersama Anda?”

Zayn mengangguk, “Ya, benar.”

“Untuk apa Anda membawa Scarlett pergi? Apakah Anda ingin melakukan sesuatu padanya? Hei Tuan, jangan karena menjadi CEO Anda menindas karyawan!” kata Angel.

Angel adalah satu-satunya pegawai perusahaan yang berani membentak siapa pun di sini. Dia tidak takut mendapat masalah karena keluarganya bisa menyelesaikan masalahnya.

Sejak awal Angel tidak percaya dengan pernyataan Scarlett. Angel curiga CEO ini mengancam Scarlett. Saat melihat sang CEO datang dan meminta Scarlett untuk pergi bersamanya, Angel langsung merasa curiga.

“Scarlett, apakah dia memaksamu untuk pergi bersamanya? Apakah dia mengancammu? Katakan padaku secepatnya?” Angel berkata dengan sedikit berbisik.

Scarlett memegang pangkal tangan Angel sambil berkata, “Tenang saja Angel, dia tidak akan melakukan itu. Semuanya baik-baik saja.”

Mendengar itu, Angel menatap tajam ke arah Zayn.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Gerald Crawford
author pagi ngweeee
goodnovel comment avatar
Dahlah Bor
lanjut kak
goodnovel comment avatar
Ghuzt_AR
berapa hari sekali up nya nih ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status