Sesampainya di Apartemennya, Edward menarik paksa Christy masuk. Edward melemparkan tubuh christy di sofa.
"Apa kau ini sebuah madu, yang selalu menarik lebah disana sini. Eric lalu pria tadi. Apa kau tidak menganggap aku sebagai priamu ?". Tanya Edward dengan penuh marah cemburu melihat wanitanya tersenyum manis kepada pria lain. Christy berdiri dan bersedekap. "Jadi kau membuntutiku Tuan Edward Gu ?". Tanya Christy dengan nada meninggi. "Jika aku tidak mengikutimu maka aku tidak akan pernah tahu kau akan menemui pria lain di belakangku". Ucap Edward sambil memandang rok katun selutut di pakai Christy, dan itu semakin membuat dia marah. Membayangkan pria tadi memandang paha putih susu milik Christy. "Tuan Edward, kau benar-benar keterlaluan ". Ucap Christy seraya mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu untuk keluar dari Apartemen Edward. Edward menarik lenSetelah melihat keadaan christy yang lebih baik Edward pun pulang. Edward memberikan izin kepada christy untuk memperpanjang waktu istirahatnya sampai esoK hari. Keesokan paginya Edward datang seperti biasa, langkahnya terhenti ketika melihat Christy sudah duduk sibuk di meja kerjanya. "Bukankah aku sudah memberikan izin istirahat satu hari lagi," pikir Edward dengan rasa heran. Edward melangkah mendekat kepada Christy, namun Christy memberikan tatapan samar dan sedikit menggeleng agar Edward jangan mendekatinya. Memahami tanda yang diberikan oleh Christy, Edward mengubah langkahnya untuk langsung masuk ke ruangannya sendiri. "Apakah dia masih marah kepadaku," pikir Edward seraya melihat kotak cincin yang sedang di pegangnya. Edward segera menyibukan dirinya tanpa memulainya dengan secangkir kopi seperti biasanya. Christy mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Edward. Memb
"Direktur, kau ini sedang memasak apa ?" tanya Christy. "Ah ini, mie instant untuk kita sarapan," jawab Edward. Christy memandang tangan Edward yang berbalut hansaplast. "Eh ini jari-jarinya kenapa ?" tanya Christy. "Eem, hanya luka kecil saja," jawab Edward. Mengingat Direktur Gu hampir tidak pernah memasak, Christy menebak jari-jari tanganya pasti terkena panci panas. Christy mematikan kompor dan mengambil alih memasak. "Kau duduklah dulu disana," ucap Christy menunjuk ke arah sofa. Selesai membereskan masakan sarapan pagi mereka. Christy menghidangkan dua mangkuk mie instant itu di atas meja. Lalu Chirsty mengambil kotak obat. Christy menarik tangan Edward dan membuka hansaplast yang terbalut di jarinya. "Ini seharusnya di beri salep terlebih dahulu," cap Christy seraya membalurkan salep di jari-jari tangan Edward yang nampak terluka itu.&n
Apa hari ini kepalamu terbentur ?" tanya Christy kepada Edward.Edward hanya menggeleng sambil tetap tersenyum kepada Christy."Apa makan siangmu hari ini ?" tanya Christy."Hanya Sepiring Nasi goren," jawab Edward"Hmm sepertinya dia juga tidak salah makan," ucap christy dalam hati."Lalu kenapa dia bersikap aneh?" Christy masih merasa heran.Makanan pun akhirnya datang, Edward sedikit-sedikit mencapitkan lauk ke mangkuk nasi Christy. sehingga membentuk seperti sebuah gunung."Edward," ucap Christy sambil menaruh sumpitnya."Apa?" jawab Edward."Katakan ada apa, malam ini kau sangat aneh?" tanya Christy kesal.Edward hanya tertawa sambil mengusap tengkuknya, " aah itu, eeem itu semua karena cincin," jawab Edward."Maksudmu?" tanya Christy lagi."Aku melihat cincin yang kuberikan tidak ada di jarimu, seketika hatiku pun menjadi kesal melihatnya," jawab Edward jujur."Kau ini...." desah C
Mereka berdua kembali ke kantor setelah makan siang, Howard Fu memanggil Chrsity untuk mulai menyusun jadwal kerja mereka.Rapat manajemen, bertemu klien, menghadiri Lounching produk baru. Realtech bergerak di bidang IT dan sofware game. Christy sangat senang bisa bekerja di Realtech karena bisa menambah wawasan ilmu pengetahuannya.Beberapa hari Christy bekerja di tempat lain membuat Edward merasa kesepian, tiap kali Edward pergi ke apartemen Christy maka selalu gelap yang menyambutnya, Ketika Christy hadir terkadang panggilan telpon dari Howard Fu menganggu waktu berdua mereka." Hei ini mengapa aku merasa kau lebih perhatian kepada Bos barumu dibanding aku?" tanya Howard Fu." Hei kau ini, apakah sedang kumat" tanya Chirsty Xu."Kumat?" Edward berbalik bertanya kepada Christy."Ya Possesivemu itu!" ucap Christy."Issh kau ini, aku benar-benar merasa kesepian tanpamu," ucap Edwar
Kau pulanglah, aku akan menemani Helen disini!" ucap Christy Xu kepada Edward.Edward memandang Chirsty dengan sedikit perasaan tidak rela membiarkan Chrirsty tidur di rumah sakit."Baik, esok pagi aku akan datang lagi," jawab Edward seraya mencium kening Christy.Christy patuh dengan pengaturan Edward, meski karena ini mereka tidak bisa menghabiskan akhir pekan seperti yang sudah mereka rencanakan namun Edward tidak marah karena memahami posisi Helen di dalam kehidupan Christy.Helen dan Christy terjaga tidak bisa tidur, Christy ikut bersimpati kepada kakak sepupu Helen. Sedang hamil besar namun malah akan di ceraikan."Tenanglah, kita pasti akan menemukan cara untuk menolong kakakmu," ucap Christy." Aku telah meminta tolong kepada teman satu kantor suami kakak sepupuku untuk mencari tahu keberadaannya," ucap Helen."Menjelang pertunangannya dia mengambil cuti selama 7 hari dari kantornya,"
Edward Gu, benar-benar sedang dilanda cinta berat. Edward keluar dari ruang Janitor dengan hati berbunga dan wajah berseri. Edward bahkan melakukan gerakan menari seraya bersenandung."Take my heart and please dont Break it."Edward Gu bernyanyi senang, dan pergi kembali ke kantornya. Dalam perjalanan, Nyonya Gu menelpon Edward dan meminta Edward segera pergi ke rumah Sakit tempat Yvon dirawat."Yvon telah sadar," ujar Nonya Gu.Edward menghentikan mobilnya dan memastikan sekali lagi, jika dia tidak salah mendengar perkataan ibunya itu. Nyonya Gu mengulangi lagi perkataannya."Yvon telah terbangun dari komanya," jelas Nyonya Gu lagi.Edward segera mengarahkan mobilnya ke rumah sakit dengan cepat. Edward berjalan cepat menuju kamar rawat inap Yvon. Edward membuka pintu kamar tersebut dengan perlahan. terlihat Yvon tengah duduk dan menyisir rambutnya dengan tangan yang tak bertenaga."Kakak," panggil Y
Sepanjang perjalanan kembali ke kantor, Christy terdiam. Masih terpikirkan tentang pemandangan Edward menyuapi Yvon. Hati Christy seperti tertabur larva panas menyaksikan pemandangan yang baru saja dilihatnya."Tenanglah, Christy," ujar Christy menghibur hatinya."Bukankah dia hanya adik sepupunya," ujar Christy lagi."Iya memang adik sepupu, namun adik sepupu yang baru terbangun dari koma karena mengejar cinta Edward," pikir Christy dengan rasa masam di hati.Sementara itu, di dalam kamar rawat inap Yvone, Edward dengan telaten menjaganya sambil mengerjakan pekerjaan kantornya. Edward teringat ekpresi Christy tadi, lalu mengambil ponselnya. Edward menuliskan pesan untuk Christy."Jika senggang, kita makan malam bersama ya," isi pesannya.Yvone yang melihat Edward menatapi ponselnya terus-menerus, merasa penasaran dan tak senang hati."Kakak, sedang apa?" tanya Yvone."Ah, tidak apa," jaw
"kenapa?" tanya Edward."Yvone ...." ucap Christy namun tidak meneruskan kata-katanya."Kenapa?" tanya Edward lagi."Ennnn ...." Christy masih enggan meneruskan perkatanyaa."Ada apa?" tanya Edward seraya mengelus lembut puncak kepala Christy."Apakah kau akan selalu bersama Yvone?" tanya Christy sambil mendongakan kepalanya melihat Edward."Apa kau sedang cemburu?" tanya Edward."Issssh," jawab Christy seraya menaruh kepalanya lagi di dada Edward."Aku akan membawamu nanti untuk menemuinya dan mengatakan kepadanya jika kau adalah wanitaku," janji Edward seraya memeluk Christy lebih erat."Jika begitu aku bisa tenang," jawab Christy seraya memain-mainkan kancing kemeja Edward.Christy terpulas tidur dalam pelukan Edward, merasa tak tega membagunkan christy, Edward membiarkan Christy terpulas di pelukannya. Edward meraih remote Telvisi dan mematikannya. Keesokan pagin