Christy Xu merasa merdeka ketika melihat susunan Jadwal kerja President Direktur. "Yes, dia akan melakukan perjalanan dinas ke Negri kincir Angin selama sepekan," ucap Christy dalam hati dan tersenyum dengan penuh kemenagan.
"Dalam Sepekan hari-hariku akan penuh kedamaian," ucapnya lagi. "Apakah ada sesuatu yang menyenangkan hatimu?" tanya Yuri sang Sekretaris utama Presdir. "Aah, tidak. tidak ada apa-apa. Eem apakah kau akan ikut pergi dengan Presdir?" tanya Christy. "Tentu saja aku harus pergi, bukankah aku Sekretaris utamanya," hawab Yuri. "Kau hebat sekali Yuri, Sekretaris terhandal Presdir," ucap Christy memuji. Selama Christy bekerja disini, Christy tidak pernah melihat Yuri di jemput oleh Pria. "ya, ya bekerja dengan Presdir antik macam Tuan Gu itu tentu saja membuat Yuri menjadi tidak memiliki waktu untuk mengurus soal cinta," pikir Christy. "Yuri, apakah kau memiliki pacar?" tanya Christy. Yuri memandang aneh kepada Christy. "Eem , itu. Emm maksudku jika kau masih singgle mungkin kau bersedia mengikuti kencan ganda di Lovers Cafe," ucap Christy. "Pacar Helen, ada membawa teman prianya di akhir pekan ini. Tapi karena kau akan pergi menemani Presdir, sepertinya hanya aku sendiri yang akan pergi bertemu dengan mereka," ucap Christy lagi. "Eem, yah sangat di sayangkan aku tidak bisa hadir," ucap Yuri dengan sendu. Bagaimanapun dia wanita normal yang mendambakan pangeran berkuda putih datang menjemputnya dengan membawa sebuket bunga tangan mawar merah. Yuri dan Presdir telah bertolak ke Negri kincir angin. Yuri memyerahkan sementara pekerjaanya untuk Christy tangani selama mereka dinas luar. Hari-hari Christy berlalu dengan tenang sampai-sampai kadang Christy merasa mendengar suara kicauan burung di telinganya. Akhir pekan pun tiba. Hari sabtu ini Christy ada janji kencan ganda dengan Helen dan pacarnya. Christy ada memakai baju baru, gaun selutut bewarna baby pink yang Christy pilih membuat Christy terlihat begitu polos. Edward Gu yang baru datang kembali dari perjalanan bisnis, tiba-tiba ingin memakan mie dingin buatan Christy. Namun berkali-kali menghubungi ponsel Christy selalu tak Terjawab. Edward Gu menoleh kepada Yuri. "Hubungi Christy, tanyakan dia ada dimana sekarang, aku ingin laporan pekerjaannya selama seminggu ini segera dikirimkan kepadaku !" ucap Edward membuat alibi. Yuri mengambil ponselnya dan menghubungi Christy. " Halo, Chirsty kau ada dimaan sekarang?" tanya Yuri. "Eem, apakah kau lupa, akhir pekan ini aku ada janji kencan ganda dengan helen," jawab Christy. "Nanti aku akan menghubungimu lagi yah," ucap Christy menutup panggilan telpon Yuri lalu menonaktifkan ponselnya. Yuri memandang ragu kepada Presdirnya. "Direktur, eem. Christy saat ini sedang ada kencan ganda bersama Helen," ucap Yuri. "Apa dia mengatakan dimana tempatnya?" tanya Edward "Lovers Cafe," jawab Yuri. Edward Gu bergegas masuk ke dalam mobil. "Lovers Cafe!" perintahnya. "Apa-apan wanita itu, Tuannya hanya pergi sepekan. Dia sudah berani bertemu pria lain," ucapnya dengan kesal dalam hati. Sesampainya di Lovers Cafe, Edward menangkap gambaran Christy sedang tersenyum bercanda dengan pria yang duduk di depannya. "Apa hebatnya pria itu di banding denganku, tidak kah dia tahu betapa banyak wanita yang ingin dekat denganku," batin Edward melirih. Tiba-tiba tengkuk Christy serasa di tiup-tiup udara dingin, situasi pun terasa menjadi tegang ketika ada bayangan yang nenutupi cahaya lampu di meja mereka. Helen yang melihat Tuan Muda Edward datang, langsung berdiri. "Direktur," sapanya. Chirsty membeku. "Bukankah seharusnya dia kembali esok, lalu kenapa dia bisa ada disini?" tanya Christy dalam hati seraya berdiri dan menoleh ke belankang. "Ya, Tuhan dia benar-benar sudah kembali," ucap Chirsty dalam hati.HURUF KAPITAL
"Direktur Gu, kau sudah kembali?. Bukankah seharusnya besok ?" tanya Chirsty gugup. "Tunggu dulu mengapa aku harus gugup seperti ini, aku tidak berbuat salah padanya kan, lalu untuk apa aku gugup dan takut," pikir christy. Christy mengambil nafas dalam-dalam. "Dirketur Gu apakah ada janji dengan seseorang disini juga ?" ucap Christy sembarang bertanya. Edward Gu, membasahi bibirnya seraya memandang tajam kepada Chirsty Xu, lalu memandang pria di depannya. "Nona Christy apakah kau tidak membaca pesanku ?" tanya Edward Gu. "Ahh, ponsel. tunggu sebentar akan ku aktifkan dulu!" ucap Christy. Chirsty mengaktifkan ponselnya, dan membaca pesan dari Edward Gu. "BUATKAN AKU MAKAN MALAM, OTW APARTEMENMU!" isi pesan Edward Gu dengan Huruf Kapital. "Ya Tuhan, pria ini benar-benar. Apakah KAU menciptakan dia hanya untuk menggangguku. Ya kurasa di dilahirkan hanya untuk menggangguku," pikir Chirsty. Christy menggigit-gigit bibirnya karena kesal. "Baiklah Neil, karena bos ku menjemput untuk menyelesaikan perkerjaan yang tertunda, kita akan lakukan ini di lain waktu lagi. Kita atur ulang jadwal bertemu kita yah. Aku sudah menyimpan nomor ponselmu. Nanti akan kuhubungi," cap Christy dengan memaksakan senyumannya. "Direktur Gu, mari silahkan," cap Christy sambil menahan kesal. Christy Xu dan Edward Gu, meninggalkan Lovers Cafe. Di dalam mobil Edward meminta ponsel Christy. "Berikan Ponselmu !" perintah Edward Gu. Christy memandang sinis kepada Edward. "Tidak mau," awab Christy ketus. "Aku akan menghitung sampai tiga," ucap Edward. Edward mulai menghitung perlahan. Di hitungan ketiga Christy akhirnya menyerah dan memberikan ponselnya. Edward mengambilnya dan segera membuka kontak phone Christy lalu mencari nama Neil dan menghapusnya. "Aku akan menambahkan point peraturannya lagi. Selama kesepakatan berlangsung kau dilarang bertemu dengan pria lain," ucap Edward Gu. Christy sungguh kesal mendengar peraturan baru tersebut. "Direktur Gu, apakah kau ingin membuatku Sendirian seumur hidupku ini ?" tanya Christy dengan bersungut kesal. "Ya mungkin saja," jawab Edward sambil memberikan senyuman provokasi kepada Christy. "Dasar kurang kerjaan !" ucap Chirsty sambil merebut Ponselnya. Entah mengapa Edward suka sekali melihat ekpresi wajah christy. Baginya Chirsty memiliki banyak ekspresi wajah yang tidak pernah membuat dia bosan untuk melihatnya. Meskipun itu ekpresi sedih di kala pertemuan pertama mereka di apartemen Chirsty waktu itu, ataupun ekpresi ketika Christy melihat Rumah Utama Keluarga Gu. Edward menyukai semua ekpresi wajah Christy. Sesampainya di Apartemen Christy. Edward langsung masuk ke kamar mandi Christy. Lalu membuang semua peralatan mandi Chirsty dan diganti dengan yang dia bawa. Peralatan mandi berpasangan. Sikat gigi dengan model dan warna yang sama. Handuk dengan warna yang sama. Kimono mandi yang sama. Sementara Christy mulai sibuk menyiapkan makan malam mereka. Tiba-tiba terbesit ide jahil Christy. Memikirkannya Christy sudah membuatnya merasa senang. Nanti christy akan memisahkan sedikit bagiannya. Lalu akan memasukan garam dan banyak cabai di sebagian lauk yang akan di berikan kepada Edward. "Bersiaplah Direktur, aku akan membalasmu !" ucap Christy sambil terkikik tertawa. Edward selesai mandi, masih dengan menggunakan Kimononya. Lalu berjalan ke arah dapur. "Apakah sudah selesai, aku sudah sangat kelaparan," ucap Edward kepada Christy. "Ya, ya sebentar lagi. Direktur silahkan duduk saja, ini akan segera kusiapkan sebentar lagi," ucap christy. Malam ini Christy hanya membuat makan malam sederhana. Satu jenis Soup, dan tumis daging bawang bombay Paprika. Christy menata makan malamnya di meja makannya yang minimalis tersebut. "Makan malam sudah siap," panggilnya kepada Edward Gu. Christy memakan makanannya dengan tenang, sementara Edward dengan wajah meringis, ketika mencoba Soupnya, Lalu wajahnya memerah ketika mencoba Tumis daginngya. Ya Christy telah menabur garam yang banyak ke dalam soup tersebut. Dan banyak menabur bubuk cabai kedalam Tumisan daging tersebut. "Christy!" panggil Edward dengan tatapan kesal. Edward berdiri ingin menangkap Christy yang sudah siap berlari sembunyi di Apartemennya yang tak seberapa besar tersebut. Mereka seperti bermain galasin, siapa cepat maka baru bisa menangkap lawannya. "Christy!" panggil Edward lagi dengan suaranya yang berat menandakan kekesalannya sudah sampai di puncak kepalanya. Chirsty memandang kamarnya, lalu secepat kilat berlari masuk ke kamarnya. Namun kalah cepat oleh Edward. Christy tertangkap oleh Edward dan mereka terjatuh terguling di tempat tidur Chirsty. Melihat wajah Christy yang memerah dan mendengar deru nafas Chirsty yang terengah-engah. Degup Jantung Edward seakaan tertabuh dengan kencang. "Apakah kau ingin membalas dendam kepadaku ?" tanya Edward Gu sambil mendekatkan hidungnya ke hidung Chirsty. Chirsty hanya bisa mengatur nafasnya yang naik turun itu. Tiba-tiba tangan Edward meluncur kepinggang Christy. "Baiklah karena kau sudah berlaku nakal, maka aku akan menghukummu !" ucap Edward gu. Dengan keras Edward mulai menggelitiki pinggang Christy. " Haaffh, puuufh," terdengar suara renyah tertawa Chirsty. Edward semakin menyukai mendengar suara tertawa Christy yang renyah seperti ini. "Ahh Tuan, puuufh . Haaa haa. , Tuan Gu, aku mohon ampun. Ampun Tuan Gu," mohon Chirsty. "Berjanjinlah kau tidak akan nakal lagi !" perintah Edward. "Baik-baik aku berjanji akan patuh," ucap Christy. Edward menghentikan gelitikan di pinggang Chirsty. "Sekarang buatkan aku makan malam yang layak !" perintahnya kepada Christy. "Baik Direktur," jawab Chirsty masih dengan nafas yang tersengal-sengal. Edward bangkit dari atas tubuh Chirsty. Christy segera berlari bak kelinci yang baru saja melarikan diri dari musuh yang mau memangsanya. "Aaah pria itu, benar-benar dicipatakan untuk menggangguku," ucap Christy dalam hati penuh kesal. Sementara Edward terduduk di Tempat tidur Chirsty memikirkan apa yang baru saja terjadi, hanya hal sederhana namun di hatinya menjelajah bahagia senang yang amat sangat. "Christy," ucap Edward dalam hati menyebut nama Christy. Edward melihat-lihat kamar Christy. ini pertama kalinya dia ada memasuki kamar seoarang wanita. Edward melihat-lihat foto bingkai kecil yang ada di meja rias Chirsty. Hatinya seketika kesal ketika melihat foto kelulusan Christy. Di sebelahnya ada Eric Xie dan Nyonya Xie. "Wanita bodoh, mengapa kau masih menyimpan foto pria brengsek ini," ucap Edward dengan kesal. Meski memahami mungkin christy masih menyimpannya karena ada Foto Nyonya Xie disampingnya karena itu tidak tega untuk membuangnya. Edward mengeluarkan foto itu dari bingkainya, Lalu merobek foto yang ada bagian Eric Xie. Jadi tinggallah foto Chirsty dan Nyonya Xie saja. Dengan tersenyum puas Edward memasukan kembali foto itu kedalam bingkainya. "Haa haa, begini baru lebih enak untuk dilihat," ucap Edward tertawa senang. Edward mendatangi dapur dan mengawasi Chirsty memasak, khawatir jika saja Chirsty masih mau menjahilinya. "Astaga Tuan, kau mengangetkan ku saja," ucap Christy ketika menyadari bahwa Edward sedang memandanginya.Melihat Presdir Gu menatapnya dengan tatapan investigasi Christy pun langsung membela diri. "Tenang saja Presdir Gu, makanan yang baru saja kumasak ini aman dan steril," ucap Christy kepada Edward Gu. Christy hanya menyiapkan satu set makan malam, karena tadi meski makan sedikit dia sudah merasa kenyang. Bagaimana mungkin selera makannya tidak menghilang jika tadi baru saja di kejar-kejar dan digelitiki. "Direktur, silahkan menikmati makan malamnya," ucap Chirsty sambil berlalu pergi mandi. Christy nampak kebingungan melihat beberapa barang di kamar mandinya berubah. "Sikat gigi berpasangan," ucapnya sambil mengernyitkan alisnya. "Bukaknkah ini hanya kesepakatan saja untuk menemani dia berpura-pura, kenapa harus berakting sampai seserius ini," gumam Christy dalam hati sambil melihat Kimono yang sama yang tadi di pakai oleh Edward Gu. &nb
Mereka ke Kota Sin Chuan dengan menggunakan Pesawat. Agar lebih cepat ke tujuan. Sesampainya di Kota Sinchuan Eric segera membawa Christy ke Rumah Sakit. Perlahan Christy menghampiri tempat tidur Nyonya Xie. "Ma, aku disini". Ucap Christy seraya memegang lembut tangan Nyonya Xie. Mendengar suara Christy yang memanggilnya Nonya Xie pun terbangun. "Christy Putriku, kau disini". Ucap Nyonya Xie dengan senang. "Ya, Ma". Jawab Christy. Nyonya Xie memandang Eric, di matanya masih terisrat kemarahan pada Putranya itu. "Ma, sudahlah aku sudah msmbawa Christy ke sini bukan ?". Ucap Eric. "Kau ini, jika bukan karena perbuatanmu. Christy sudah akan benar-benar menjadi Putriku !". Ucap Nyonya Xie penuh kemarahan pada Putranya itu. "Ma, sudahlah. Aku akan selalu menjadi Putrimu . Ucap Christy menenangkan Nyonya Xie. Eric dan Christy mene
Ketika Eric dan Edward sibuk berdebat, Christy sudah bersiap rapi akan pergi ke Rumah sakit. Christy berlalu begitu saja melewati mereka berdua. Eric mengejar christy dan menarik lengan Christy. "Christy tunggu aku sebentar, kita pergi melihat Mama bersama-sama yah," ucap Eric. Christy terdiam memandnag Eric lalu melepaskan tangan Eric dengan kasar. "Tidak perlu aku bisa pergi sendiri," ucap Christy berlalu pergi. Giliran Edward Gu yang mengejar Christy. "Tunggu aku," ucap Edward seraya menarik tangan christy agar berjalan sejajar dengannya. Christy bersedekap di depan Edward. "Direktur Gu, apa lagi yang kau inginkan dariku," ujar Christy dengan ketus. "Hei, kau ini masih sekretarisku bukan?" tanya Edward menyindir. "Eheem, aku kesini karena sedang mengurus pekerjaan di Pabrik Textile Gu. Dan aku membutuhkan bantuanmu," ucap Edward. &nbs
Selesai melakukan pekerjaan yang tidak di rencanakan itu, Edward Gu membawa Christy Xu untuk makan siang. "Kita makan dulu setelah itu barulah kita kembali ke Jiangmen City," ucap Edward. Mendengarnya, Christy Xu merasa bahwa tujuan sebenarnya Edward Gu datang ke Kota Sin Chuan adalah hanya untuk menjemputnya. Namun karena tengah merasa kesal dengan Edward, Christy tak ada waktu merasakan senang di hati. "Direktur Gu, bisakah kau menjelaskan kepadaku mengapa kau membohongiku tentang kebenaran awal pertemuan kita ?" tanya Christy Xu. Gerakan sumpit Edward yang sedang mencapit makanan itu pun terhenti. "Eem itu, Eem ...." Edward merasa ksbingungan menjawabnya. "Bukankah harusnya kau mengucapkan terima kasih kepadaku karena telah menolongmu waktu itu, tapi mengapa kau terus saja menjahiliku Direktur Gu ?" tanya Christy. Edward, menaruh sumpitnya, "Ma
"Baik Ma, kami berdua akan menginap disini." Ucap Edward kepada Nyonya Gu. "Bagus, begini baru bagus," ucap Nyonya Gu. Christy melirik hasil sulam tangan Nyonya Gu. "Apakah ini hasil buatan tangan Mama ?" tanya Christy "Tentu saja," jawab Nyonya Gu dengan bangga. " Ini sangat cantik sekali Ma," ucap Christy "Ibuku dulu suka sekali menyulam dan merajut," Ingat Christy agak sedih. "Ah sayang jangan bersedih ya, sekarang kau memiliki Mama," ucap Nyonya Gu. "Apakah kau mau jika Mama mengajarimu ?" tanya Nyonya Gu. "Ya tentu saja Ma," jawab Chirsty dengan hati senang. Edward memandangi interaksi mereka berdua dengan penuh rasa haru, Christy adalah wanita pertama yang menerima ajakan mamanya untuk dengan senang hati menyulam bersama. Edward meninggalk
Edward mengajak Christy naik lift pribadinya, Namun Christy menolak karena tidak ingin menimbulakan gosip-gosip diantara karyawan. "Bolehkah aku meminta sesuatu ?" tanya Christy kepada Edward. "Katakanlah," jawab Edward. "Aku ingin merahasiakan hubungan kita ini, karena itu akan menjadi sesuatu yang menghebohkan jika ini di ketahui oleh karyawan yang lain," pinta Christy. Edward menaikan alisnya dan memasang wajah serius. "Apa kau malu menjadi wanitaku ?" tanya Edward serius. "Aah, bukan. Tidak bukan itu maksudku," jawab Christy. "Hanya saja, aku adalah gadis yang datang dari desa, mengadu nasib di Jiangmen city, bekerja menjadi sekretaris presiden direktur dan sekarang aku menjadi calon Nyonya Direktur. Tidakkah itu akan menjadi suatu topik pembicaraan yang hangat di satu gedung ini." Jelas Christy khawatir "Dan pasti
Sesampainya di Apartemennya, Edward menarik paksa Christy masuk. Edward melemparkan tubuh christy di sofa. "Apa kau ini sebuah madu, yang selalu menarik lebah disana sini. Eric lalu pria tadi. Apa kau tidak menganggap aku sebagai priamu ?". Tanya Edward dengan penuh marah cemburu melihat wanitanya tersenyum manis kepada pria lain. Christy berdiri dan bersedekap. "Jadi kau membuntutiku Tuan Edward Gu ?". Tanya Christy dengan nada meninggi. "Jika aku tidak mengikutimu maka aku tidak akan pernah tahu kau akan menemui pria lain di belakangku". Ucap Edward sambil memandang rok katun selutut di pakai Christy, dan itu semakin membuat dia marah. Membayangkan pria tadi memandang paha putih susu milik Christy. "Tuan Edward, kau benar-benar keterlaluan ". Ucap Christy seraya mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu untuk keluar dari Apartemen Edward. Edward menarik len
Setelah melihat keadaan christy yang lebih baik Edward pun pulang. Edward memberikan izin kepada christy untuk memperpanjang waktu istirahatnya sampai esoK hari. Keesokan paginya Edward datang seperti biasa, langkahnya terhenti ketika melihat Christy sudah duduk sibuk di meja kerjanya. "Bukankah aku sudah memberikan izin istirahat satu hari lagi," pikir Edward dengan rasa heran. Edward melangkah mendekat kepada Christy, namun Christy memberikan tatapan samar dan sedikit menggeleng agar Edward jangan mendekatinya. Memahami tanda yang diberikan oleh Christy, Edward mengubah langkahnya untuk langsung masuk ke ruangannya sendiri. "Apakah dia masih marah kepadaku," pikir Edward seraya melihat kotak cincin yang sedang di pegangnya. Edward segera menyibukan dirinya tanpa memulainya dengan secangkir kopi seperti biasanya. Christy mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Edward. Memb